2. hari yg melelahkan

18.3K 1.6K 387
                                    

Ehem2, kemarinan yaaa cast pemeran utamanya itu punya muka kinclong, ya pak edison, ya om beb (dennis skip, bulunya dia bertebaran di mana2 😅) jadi skrg tante pilih cast yg penuh bulu biar kalian jadi geli2 gimanaaa gitu 😆

Fabian POV

Aku mengamati perempuan berambut panjang yang sedang fokus mengetik di meja kerjanya.

Perempuan itu sudah aku amati gerak-gerik dan kesehariannya selama semingguan ini.

Rumor yang beredar, dia manusia yang bisa di mintai tolong dan mengerjakannya dengan baik.

Ada sedikit keraguan pada diriku makanya sampai saat ini aku tidak langsung meminta pertolongannya.

Bukan aku tidak mempercayai kemampuannya, selama semingguan ini aku mengikuti kegiatannya dalam menyampaikan permintaan arwah-arwah mantan manusia yang senasib denganku.

Yang aku heran, kenapa perempuan ini mau saja melakukan hal tersebut tanpa meminta imbalan sedikitpun?

Iya aku mengerti, tidak mungkin juga baginya meminta bayaran kepada arwah-arwah yang sudah di tolongnya, memangnya arwah-arwah memegang uang cash?

Jangan kan uang, voucher pulsa aja tidak mungkin punya, kok dia mau saja memberikan pertolongan secara cuma-cuma.

Aku pernah mendengarnya menyebutkan soal 'doain aja semoga di pertemukan jodoh secepatnya'

Dia minta didoakan jodoh sebagai imbalan?
Hmm, aneh.

"Iya bu, jangan muncul di sini ya, nanti aja temuin saya kalo saya udah kelar kerja, jam 5"

Perempuan yang aku tahu bernama Diana itu tersenyum tipis pada seorang wanita yang berdiri di depan kubikelnya, suaranya terdengar pelan, mungkin dia melakukan itu agar tidak menarik perhatian teman-teman sekerjanya.

"Siapa Din?" Tanya perempuan yang duduk di sampingnya dengan wajah langsung berubah pucat.

"Biasa" Jawab Diana masih dengan suara pelan.

"Ihh... bilangin jangan datang ke tampat kerja pas jam kerja deh, pantesan aja dari tadi bulu ketek gue berdiri" Perempuan itu berkata sambil mengusap-usap kedua ketiaknya.

"Aneh lu, Ka, orang di mana-mana kalo merinding ya bulu kuduknya yang berdiri, ini malah bulu ketek" Diana terkekeh, pandangannya mengedar, aku yang sedang berdiri di dekat dispenser langsung menyembunyikan diri agar tidak terlihat olehnya.

"Nanti temui saya di depan lobi ya bu, jam lima saya udah di sana" Diana kembali berkata pada sosok yang tidak akan bisa terlihat oleh teman yang duduk di sampingnya itu.

Wanita itu tersenyum tipis lalu melangkah pergi meninggalkan kubikel Diana, berjalan ke arah di mana aku masih menyembunyikan diri di balik dispenser.

"Mister ngapain berdiri di situ? Kalo mau ada perlu datang besok aja jam lima sore. Non Diana gak bisa di ganggu pas lagi kerja" Wanita tersebut berhenti melangkah di depan tempatku berdiri.

Aku menatapnya kaget. Tidak menyangka kalau dia akan menyapa dan ternyata dia menyadari kehadiranku.

"Mister, mister bisa ngomong bahasa indonesia kan? Kalo mau minta tolong sama non Diana musti bisa ngomong pake bahasa Indonesia"

"Kalo mister gak bisa mending cari orang bule aja buat di mintain tolong" Lanjutnya lagi.

Aku tersenyum.

"Saya bisa kok ngomong bahasa Indonesia, saya lahir dan meninggal di Jakarta" Jawabku sambil melirik ke arah kubikel Diana.

Ghost Messenger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang