21. Usaha

238 13 4
                                    

Bagian 21 : Jangan dikira aku nyerah sama kamu ya Cit! sampe kapanpun aku gak akan lepasin kamu! kamu tetap milik aku ingat itu Cit! bukannya kamu tau kalo aku gak akan biarin apa yang jadi milik aku pergi? -Ari dengan segala kebolotannya-
















Sudah 2 minggu Ari dengan Citra renggang. Mereka hanya bertemu di sekolah itupun Citra menghindari kontak mata dengan Ari. Tak sekalipun Citra mau menatap dan berbicara dengan Ari. Ari juga hanya bisa memandang dan menjaga Citra dari jauh. Tanpa disadari oleh Citra kalau Ari tengah menyusun strategi agar bisa dekat kembali dengan Citra. Hari ini tepatnya 15 menit sebelum bel pulang berbunyi, Ari berniat mengikuti Citra sepulang sekolah.

Saat bel pulang telah berbunyi, semua siswa membereskan peralatannya dan membawa tas masing masing termasuk Citra. Diam diam Ari mengikuti Citra dari belakang. Tak jauh dari sekolah, Citra melangkahkan kaki masuk ke gang kecil. Saat itulah Ari mengetahui rumah Citra. Citra tinggal disebuah kontrakan kecil. Dengan cepat Ari menarik lengan Citra dan membuat Citra terkejut.

"Ari!" Citra terbelalak karena mendapati Ari dibelakangnya.

"Ternyata kamu tinggal disini Cit? kenapa kamu sembuyiin ini dari aku?"

"Aku udah bilang ya kalo kita gak usah ngomong lagi kenapa kamu malah ngikutin aku? aku udah capek Ri terus terusan jadi boneka kamu! kita putus aja Ri!"

"Gak boleh Cit! kita ga boleh putus! kamu taukan kalo aku cuma sayang kamu? ayolah Cit maafin aku ya? kamu maukan maafin aku?" Tangan Ari menggenggam tangan Citra yang langsung dilepaskan oleh Citra.

"Gak Ri kita gausah terusin lagi hubungan kita! ini percuma ujungnya kamu bakal nyakitin aku lagi!"

"Aku janji gak bakal sakitin kamu lagi Cit, aku janji gak bakal selingkuh lagi"

Citra yang geram langsung saja masuk kedalam kontrakannya dan mengunci pintu membiarkan Ari mengetuk ngetuk pintunya. Dengan tangis yang mengucur deras, Citra berusaha mati matian menahan agar dirinya tak membuka pintu meski dirinya sangat merindukan Ari.

"Citra buka pintunya Cit! aku tau kamu masih sayang aku! buka Cit!!"

"Pergi Ri aku ga mau liat kamu lagi!" usir Citra dari dalam rumahnya. Namun hal itu tetap tak membuat Ari pergi.

"Jangan dikira aku nyerah sama kamu ya Cit! sampe kapanpun aku gak akan lepasin kamu! kamu tetap milik aku ingat itu Cit! bukannya kamu tau kalo aku gak akan biarin apa yang jadi milik aku pergi?! aku gak akan pergi Cit sebelum kamu buka pintu ini dan kita selesaiin masalah kita!!" teriak Ari sambil menggedor gedor pintu.

Hingga malam tiba, Citra melihat dari balik jendela dan Ari masih ada di depan rumahnya terlihat sudah lemas dan pucat.Rambutnya acak acakan seperti tak terurus. Sebenarnya Ari bahkan belum makan dari kemarin. Semenjak Citra menjauhinya, Ari tak selera makan. Hanya banyak minum air putih dan bir. Makanpun juga hanya sesuap nasi dan langsung menyudahinya. Sekarang Ari makin sering merokok daripada makan. Di rumah setiap hari Ari mengamuk sambil mabuk meneriakan Citra berulang kali. Begitupula di sekolah Ari sering membuat masalah dengan guru, sering bolos jam pelajaran bahkan tidak mengerjakan tugas dan malah lari ke toilet sekolah untuk merokok.

Melihat kondisi itu sejujurnya Citra tak tega dan ingin berlari memeluk tubuh rapuh itu. Citra tak kuat melihat kondisi Ari yang sangat menyedihkan. Namun dirinya juga sudah terlanjur berjanji pada mama Ari untuk menjauhi Ari dengan alasan tak ingin Ari semakin jahat pada Citra. Tak kuat hanya memandang Ari, Citra nekat membuka pintu dan berlari lalu memeluk tubuh lemas Ari sambil menangis.

"Kenapa kamu pucat Ri? kalo sakit kamu harus berobat! kenapa mau membiarkan dirimu kesakitan?" Ucap Citra sembari memapah Ari yang terpejam masuk kedalam kontrakannya.

Never Change [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang