10. Masa kecil Ari

338 14 1
                                    

Bagian 10 : Masa kecil yang paling berusaha dilupakan sekaligus dikenang.




Ari berusia 5 tahun.

Pertama kalinya dalam hidupnya Ari berinteraksi dengan Citra. Citra si gadis kecil yang suka cemilin sosis tiap main itu menarik rasa penasaran pada Ari. Saat itu Ari sedang menangis sesenggukan di taman dekat rumahnya. Ari lari dari rumah karna baru saja dirinya dimarahi habis habisan oleh ibunya. Hari ini nilai sekolah Ari unggul dalam pelajaran musik di sekolahnya dan ibunya tidak suka bila Ari unggul dimata pelajaran yang tak wajib seperti musik. Sebenarnya Ari senang bermain musik terutama biola. Sang ibu marah karna nilai musik lebih tinggi dari nilai matematikanya.

Ari tak berhenti menangis. Hatinya terluka karna perbuatan ibunya. Selama ini memang Ari selalu ditekankan agar giat belajar dan jangan bermain bila belum belajar. Namun Ari tetaplah anak kecil yang butuh main ke dunia luar. Saat diluar rumahnya banyak anak seusianya berkeliaran sambil main bola, ada juga yang main petak umpet semua itu ingin Ari rasakan. Anak anak tetangga sebelahnya juga tidak ada yang mau main dengannya. Ari hanya kenal satu gadis kecil yang cantik yaitu Citra. Ari cukup kenal Citra karna Citra sering main ke rumahnya hanya sekadar memberi kue atau snack buatan ibu Citra. Katanya untuk eksperimennya ibu Citra yang gemar memasak dan membuat kue. Ibu Ari juga baik terhadap Citra. Satu satunya teman yang diizinkan Ibu Ari adalah Citra.

Alasannya simple. Citra anak yang cerdas. Nilai nilai Citra lebih tinggi dari Ari. Di kelaspun Ari sering mendapat peringkat 2 sedangkan Citra peringkat 1. Hal ini dimanfaatkan Ibu Ari agar Ari dekat dengan Citra sehingga Ari bisa tertular kepintaran Citra. Citra juga sering menjelaskan pelajaran yang tidak dimengerti Ari. Dengan sabar menjelaskan hingga Ari paham.

Tangisan Ari terhenti ketika Citra berdiri dihadapannya. Tanpa sepatah kata Citra memeluk Ari yang tampak rapuh. Citra tau saat ini pelukan bisa memberi Ari kekuatannya kembali. Dengan telaten Citra kecil mengusap air mata Ari.

"Jangan nangis lagi Ali aku temanin ya bial kamu ga kesepian" kata Citra cadel sambil tersenyum.

"Makasih ya Citra kamu selalu ada tiap aku sedih" ucap Ari yang tersenyum senang.

"Tentu aja kamu kan teman aku. Tiap kamu sedih atau butuh bantuan, Cali aku ya aku pasti akan selalu ada"

Ari tersenyum cerah mendengarnya. Sejak saat itulah Ari dan Citra selalu berdua bermain bersama.

Ari berusia 12 tahun.

Sebentar lagi Ujian Nasional akan diadakan. Ari dan Citra yang sudah menginjak bangku kelas 6, semakin giat belajar. Mereka berlomba lomba agar bisa berhasil dalam ujian nanti. Ari dan Citra berjalan bersama setelah pulang dari tempat kursus mereka. Mereka berencana main ke cafe milik ayah Citra. Disana Ari bisa minum ice susu dan makan kue kue sepuasnya. Ari sangat senang bermain di cafe ayah Citra. Ayah dan ibu Citra orang yang sangat baik padanya.

Saat sedang asyik memakan cupcake coklat, Ibu Ari datang tergesa gesa ke cafe ayah Citra. Tanpa basa basi, Ibu Ari langsung menyeret Ari keluar sambil memaki maki Ari. Ayah dan ibu Citra mencoba menenangkan ibu Ari yang datang mengamuk ke cafenya tetapi tak berhasil. Sementara Citra hanya bisa diam melihat Ari yang menangis nangis karna perlakuan kasar ibunya. Citra hanya bisa berdoa semoga Ari kuat menghadapinya dan semoga ibu Ari bisa bersikap lembut dan berhenti kasar terhadap Ari.

Sesampainya di rumah, Ari didorong keras hingga terjatuh. Kepala Ari sampai terbentur ujung meja ruang tamu.

"Ngapain main??! gak tau kita lagi susah?! bentar lagi ujian bukannya belajar keras biar kamu bisa masuk Smp unggulan malah main mulu! main aja yang kamu pikirin! Tau gak perusahaan kita hampir bangkrut gara gara papa kamu keilangan hampir seluruh investasinya?! Jadi anak bisa gak ngebantu orangtua!?"Bentak ibu Ari.

Never Change [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang