23. Dicopet

215 11 1
                                    

Bagian 23 : Hidup itu butuh uang! apapun bakal dilakukan orang demi dapat uang. Tapi seandainya hidupmu sedang sekarat dan kamu tidak bisa bekerja, apa yang akan kamu lakukan agar bisa terus punya uang? -Random Question-







Citra menatap sedih sisa saldo uangnya melalui aplikasi mobile banking diponselnya. Saat ini yang tersimpan direkeningnya hanya 500 ribu untuk kebutuhan hidupnya. Ini juga uang pemberian orangtua Ari tempo hari. Disatu sisi Citra bersyukur setidaknya tunggakan sekolahnya sudah ia lunasi menggunakan pemberian orangtua Ari. Dulu saat dirinya masih akur dengan Ari, Ari rutin mentransfer uang pada Citra namun sejak Citra putus dengan Ari, tentu dirinya tak bisa mengharapkan Ari. Terbukti bahwa Ari pun enggan mentransfer lagi padanya.

Ini saatnya bagi Citra untuk bekerja. Setidaknya Citra harus bekerja paruh waktu untuk mencukupi kebutuhannya. Belum lagi sebentar lagi ada perpisahan jalan jalan ke Bromo dan Malang dan sialnya Citra baru inget bila dirinya belum melunasi uang perpisahan. Maka sudah diputuskan hari ini juga Citra akan mencari kerja .

Dalam perjalanan pulang sekolah, Citra tak langsung pulang melainkan menyetop bus. Citra berniat berkeliling untuk mencari kerja. Tanpa sepengetahuan Citra, Ari diam diam membuntutinya. Citra memutuskan turun di deretan restoran diikuti Ari. Satu persatu Citra mendatangi restoran menanyakan kerja tetapi tak ada satupun yang menerima karyawan terlebih Citra masih SMA. Maka dengan lesu Citra duduk disebuah halte menunggu bus. Setelah bus datang, Citra menaikinya dan kembali ke rumah.

Saat didalam bus, Citra tak mendapat tempat duduk dan terpaksa berdiri sambil pegangan pada gantungan diatasnya. Tiba tiba seseorang berpakaian hitam membuka resleting tasnya dan mengambil dompetnya. Tak ada yang menyadari bahwa Citra dicopet. Sampai bus berhenti didepan gang rumahnya, Citra tak juga menyadari. Ari pun mendekati Citra tiba tiba.

"Eh Ri lo baru pulang juga?" tanya Citra.

"Iya nih abis main biasa" jawab Ari berbohong.

"Oh gitu"

Citra dan Ari pun masuk kedalam dan beristirahat sejenak. Citra merogoh rogoh isi tasnya. Pada saat itu Citra merasa ada yang hilang dari tasnya. Dompetnya raib. Mulai panik Citra mengeluarkan semua isi tasnya tapi tetap tak menemukan dompetnya. Citra ingat betul bahwa dirinya membawa dompetnya. Dompetnya juga jarang dikeluarkan dari dalam tas sekolahnya. Citra mulai menangis karena tak menemukan dompetnya. Didalam dompetnya ada KTP, kartu ATM, dan dua lembar uang lima puluh ribuan. Mana saat ini Citra sedang tak punya uang.

Ari yang mendengar Citra menangis mendekati Citra. Ari tahu Citra menangis kenapa. Dompet Citra yang hilang itu sebenarnya dicuri oleh Ari. Ari sengaja mencurinya supaya bisa jadi ancaman buat Citra. Hello bahkan permainan baru saja dimulai. Kedepannya Citra mungkin akan kembali menangis terlalu banyak. Tapi Ari tak peduli karena baginya yang terpenting adalah Citra selalu disisinya.

"Udah jangan nangis lagi ya aku sedih liat kamu nangis. Nanti kita cari solusinya bareng bareng" ucap Ari mencoba menenangkan Citra.

"Gue harus gimana Ri? gue masih belum lulus nyari kerja bakal susah sedangkan uang gue udah menipis. Bulan depan gue harus bayar kontrakan sendiri. Bokap nyokap lo pasti gak akan mau bantu gue, guenya juga gaenak minta bantuan mereka. Uang perpisahan juga belum gue lunasi" curhat Citra dengan isak tangisnya.

"Kan ada aku kamu bisa minta apaan aja Cit"

"Kita kan udah bukan pacar lagi gue juga segan minta bantuan lo"

"Hmm emang agak sulit sih yaudah aku bantu kamu cari kerja besok. udahlah jangan nangis lagi" Ari menghapus air mata Citra dan mengecup kilat bibir Citra.

"Ariii udah berapa kali gue bilang sih gue ini bukan pacar lo lagi" protes Citra

"Eh masa? maaf ya aku kelepasan. Aku lupa kalo disini cuma aku yang anggap kita pacar sedangkan kamu nggak. Tapi gapapa besok atau lusa kamu pasti akan memohon ke aku untuk balikan lagi"

Never Change [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang