27. Diculik

218 11 3
                                    

Satu persatu akan dikupas secara tajam setajam silet 😜 this is a long chapter so i hope you're not boring when reading this chapter☹️




Citra membuka matanya dengan ogah ogahan. Setelah berhasil mengumpulkan nyawanya, Citra menatap asing tempat disekelilingnya. Ini bukan suasana kontrakannya. Lantas dimana Citra berada? Citra menoleh kaget saat melihat sosok yang ada dibalik pintu. Itu Ari!

"Udah bangun sayangku? tidurnya nyenyak?" Tanya Ari yang mendekati tempat tidur Citra dan mengelus lembut pipi Citra.

"Lo apain gue Ri!? kenapa gue bisa disini!? lepasin!!" Citra berusaha bangun dari tempat tidurnya tetapi ditahan oleh Ari.

Ari mendekatkan wajahnya ke wajah Citra hingga bisa dirasakan bila Citra menahan napas. Citra menggeleng takut saat Ari berniat mencium bibirnya ditambah aroma alkohol menguar dari mulutnya.

"Hey don't afraid dear aku gak akan nyakitin kamu kok calm down okay kecuali jika kamu bandel" Ucap Ari dengan seringainya yang menyeramkan.

"Lo kenapa ngelakuin ini Ri!? gue ini temen lo dari kecil! gak seharusnya lo berbuat gini!"

"Now you're not my friend! now you're mine! ngerti sayang?" Ari mencengkeram dagu Citra hingga Citra mengeluarkan air matanya.

" Hey don't cry dear aku gak suka liat kamu nangis loh. Kamu liat aku bawa apa?" Ari mengeluarkan kotak kecil yang ternyata berisi dua cincin dan mengeluarkannya satu. Ari menarik paksa tangan kanan Citra dan memasangkan cincin tersebut dijari manisnya lalu mengecup tangan Citra lembut. Tentu saja aksinya ini menakutkan bagi Citra.

"Sekarang kamu pakein aku cincin juga ya"

Citra hanya diam tanpa berniat memasangkan Ari cincin membuat Ari menggeram marah.

"Buru pakein!! ngapain malah bengong!!" Bentak Ari membuat Citra buru buru memasangkan cincin yang sama persis dengan miliknya ke jari manis Ari.

Ari tersenyum senang kemudian mempersempit jaraknya dengan Citra. Kini Ari berhadapan dengan Citra dengan jarak yang sangat dekat. Perlahan Ari mendekatkan wajahnya ke wajah Citra. Mata Ari turun pada bibir Citra yang merah alami. Ari menyentuh pelan bibir Citra membuat Citra menahan napas.

"Ri jangan gini Ri kita teman Ri ini gak bener!" Ucap Citra lirih.

"Berani nolak? Kamu mau tau apa hukumannya? disebutin sekalipun kamu gak akan sanggup ngejalaninnya! Dulu aku pernah bilang kan kalo kamu cukup terima tiap perlakuanku ke kamu! Kita sekarang udah tunangan jadi aku bebas ngapa ngapain kamu! tunggu aja bentar lagi juga kita sah jadi suami istri!" Tanpa banyak kata Ari langsung mencium bibir Citra dan melumatnya dengan rakus. Tanpa sedikitpun balasan dari Citra Ari terus melumat bibir Citra, mengemutnya dengan rakus hingga terdengar suara decapannya. Terakhir Ari mengecup bibir Citra berulang kali tanpa henti. Sementara Citra hanya bisa diam ketakutan melihat Ari.

"Kenapa gak balas?! Sekarang cium aku kaya tadi! ini perintah!"

Citra menggeleng kuat membuat Ari menjambak rambut Citra kencang. Citra berteriak kesakitan dan baru berhenti saat dirinya menyetujui ide gila Ari. Ari berhenti dan tersenyum menunggu cium dari Citra.

"Gue gak jago kiss kaya lo Ri"

"Gapapa sekedar kecup kecup aja tapi harus berkali kali"

Dengan terpaksa mengecup bibir Ari dan berhenti sejenak. Saat Ari bersuara Citra buru buru mengecup bibir Ari berkali kali.

"Hari ini udah cukup makasih ya sayang. Tunggu aku pulang ya oke"

"Ri lo gak lupa kan bulan depan gue harus berangkat terus kenapa lo ngurung gue disini?"

Never Change [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang