27🍀

746 55 14
                                    

18.00

Mereka baru saja selesai membicarakan banyak hal tentang keluarga Ariga yang belum diketahui asal usul nya.

"Yaudah hanya itu yang ingin kami tanyakan, di sana ada pintu, dimohonkan untuk keluar dengan segala hormat, sekian terima kasih"ucap Aurel pada Friska dan Bella.

"baiklah, hanya itu yang dapat kami sampaikan, kalau kalian ingin bertanya lagi, kami tolak dengan segala hormat, cukup sampai di situ informasi kami dan sama sama"ucap Bella membalas ucapan Aurel yang membuat semua orang tertawa.

"Kalau gitu, kami pamit pulang dulu ya, udah mau malem soalnya"ucap Friska.

"Hati hati ya"ucap Kanya lalu Bella dan Friska pergi keluar mansion, sekarang giliran Friska yang mengendarai mobil dan entah angin apa yang membuat gadis itu mengebut sepanjang perjalanan. Sedangkan Bella, sibuk menceramahinya.

"Tolong, bawa mobil jangan kayak ngajakin mati, ini gue yang jadi penumpang, oh tuhan, taubat mendadak gue, taubat on the road tau nggak lu, lu bawa mobil udah kayak dikejar polisi bintang enam, eh kita itu keluar buat nemuin miss Aurel boss, bukan buat nyari mati, segala bawa mobil, ngeprank malaikat lu,buset liat lu bawa mobil, gue yakin malaikat minder itu, mau nyabut nyawa lu belum ada perintah, nggak dicabut lu menantang maut, mana belok kagak nyalain lampu sein lagi, eh pokemon listrik, kita itu naik mobil bukan uji nyali, kalau uji nyali udah sono ke rumah hantu, trus tuh lampu sein guna nya buat apa? Nge flash? Gue bil----"ucap Bella dengan ngerap nya melebihi young lex :v.

"Berisik lu ah, udah sampai juga"ucap Friska memotong ucapan Bella yang daritadi membuatnya jengah.

"Edan emang lu njir"ucap Bella.

"Cot bacot, mending masuk"ucap Friska lalau masuk ke dalam mansion diikuti oleh Bella.

"Darimana aja? Udah mau malem, masih aja keluyuran"ucap Beryl yang sedang berkacak pinggang melihat kelakuan Friska dan Bella.

"Eits, jangan salah paham dulu, kita abis dari mansion Arvhin Adhimata"ucap Bella.

"Oh"ucap Beryl.

"Oh doang njay"ucap Bella.

"Lah trus apalagi? Udah sono, lo berdua makan aja"ucap Beryl.

"Lo kagak ikut makan?"tanya Friska.

"Nggak, gue udah makan tadi, gue ke kamar dulu ya"ucap Beryl lalu beranjak ke kamarnya, sedangkan Friska dan Bella pergi ke ruang makan. Bebebrapa menit kemudian, mereka berdua menaiki tangga untuk ke kamar masing masing.

"Bel, malam ini gue tidur di kamar lu ya, ada yang mau gue bicarain"ucap Friska.

"Tumbenan lu, kalau mau bicara di sini aja kali"ucap Bella.

"Gue serius Bel, nggak bisa di sini, ini privasi"ucap Friska.

"Yaudah. up to you"ucap Bella lalu mereka berdua pergi ke kamar Bella.

Friska dan Bella tidur di ranjang berdua, seketika Friska bangkit dari tidur nya, lalu melihat sekilas ke arah Bella yang sedang manatap nya.

"Bel, gue mau jujur sama lo"ucap Friska, mendengar nada bicara Friska yang begitu serius, membuat Bella bangkit dari tidur nya.

"Jujur soal apa?"tanya Bella.

"Kalau gue.........eum.........eum"ucap Friska ragu ragu.

"Apa sih Fris, yang jelas napa"ucap Bella kesal.

"Sebenarnya gue......"ucap Friska lalu membisikkan sesuatu pada Bella yang membuat Bella melotot pada nya.

"Jang---jangan ngadi ngadi lu, ini nggak boleh dibawa bercanda lho Friska"ucap Bella.

"Gue serius Bel, gue berani sumpah demi apapun"ucap Friska.

"Sejak kapan?"tanya Bella.

"Beberapa tahun lalu, sebelum lo kenal gue"jawab Friska.

"Astaga Fris, kenapa lo rahasiain semua ini dari gue ha?"tanya Bella.

"Gue nggak mau bikin orang khawatir, gue nggak mau menjadi beban dalam hidup lo, udah cukup lo menderita karna gue, jangan lagi. Tapi, sekarang gue harus benar benar jujur pada lo karna satu tujuan gua, tapi tujuan itu nggak akan gue sebutkan, biar waktu yang menjawab"ucap Friska.

"Tapi kenyataannya, lo yang makin menderita karna kehadiran gue, Fris"ucap Bella.

"Gue bahagia bisa ketemu lo dan menjadikan lo sahabat gue, Bel dam lo nggak pernah buat hidup gue menderita"ucap Friska sambil tersenyum membuat Bella meneteskan air mata nya lalu memeluk Friska dan menangis di pelukan Friska.

"Maafin gue Fris, gue bego, gue bodoh, gue nggak tau penderitaan sahabat gue, orang yang selama ini memberikan kebahagiaan bagi gue. Gue nggak pantas lo sebut sahabat, maafin gue Fris, maafin gue"ucap Bella sambil menangis.

Friska melepaskan pelukan Bella dan menatap mata bella.

"Hey, kenapa lo menangis Bel, gue nggak suka liat lo nangis seperti ini, loo itu sahabtvgue, omong kosong lo nggak pantas jadi sahabt gue, lo itu sahabat gue, saudara gue, keluarga gue"ucap Friska sambil menghapus air mata Bella.

"Maafin gue, seharusnya gue bisa tau tanpa lo kasih tau, seharusnya gue tau dari dulu soal ini, gue udah gagal jadi sahabat lo, gusa udah benar benar gagal, maaf Fris, maaf karna gue nggak tau derita lo, gue nggak tau rintangan hidup lo, gue nggak tau semua tentang lo"ucap Bella.

"Udah Bel, ini bukan salah lo. Sahabat itu bukan tentang dia yang tau segala hal tentang kita, tapi tentang mereka yang saling membahagiakan dan menghibur di saat keterpurukan melanda hidup"ucap Friska.

"Kenapa lu malah jadi mewek sih"ucap Friska sambil terkekeh.

Lu benar benar bisa menipu Fris, lu tipu gue seakan lo baik baik saja dan gue dengan bodoh nya tertipu sama senyum palsu lo itu -batin Bella

"Kenapa lu liat gue kayak gitu sih? Serem tau nggak, mending gue tidur, gue tidur duluan bye, goog afternoon"ucap Friska.

"Ini malam maemunah"ucap Bella sambil menyentil dahi Friska.

"Bodo, gue tidur, jangan rindu ya, rindu itu berat, aku tak akan kuat, biar kamu aja"ucap Friska lalu tertidur diikuti Bella yang sudah merubah posisi nya menjadi posisi tidur. Beberapa menit kemudian, Bella kembali membuka mata nya lalu menatap Friska yang sedang tertidur, melihat betapa dmaia nya waja sahabat nya itu sekarang.

"Kau adalah matematika paling rumit bagiku. Aku bisa menambahkan, mengurangi, mengalikan bahkan membagimu, tapi kau tetap satu"ucap Bella.

"Tuhan! Jika bisa, biarlah aku yang merasaka semua penderitaan nya, sudah cukup dia menanggung beban hidup nya selama ini, kapan kau akan memberikan dia kebhagiaan hiudp? Menikmati hidup dia sendiri, mulai dari kehilangan keluarga nya, sahabat nya, kebahagiaan nya, masa remaja nya, berikan dia kenikmatan tuhan, beri dia kesempatan untuk berbahagia"

"Apakah kau terlalu sayang pada nya? Hingga kau memberikan cobaan yang bertubi tubi seperti ini? Bukan kah masa remaja itu adalah masa dimana seseorang menikmati arti hidup dengan kisah yang penuh dengan petualangan? Tapi kenapa masa remaja nya dipenuhi dengan masalah, masalah, dan masalah. Aku memang tak pernah melihat nya menangis, tapi aku tau, betapa sakit diri nya menjalani semua ini. Aku mohon padamu tuhan! Jangan ambil nyawa nya sebelum dia merasakan kebahagiaan yang hakiki"

Bella merebahkan diri nya kembali lalu menoleh ke arah Friska dan berkata

"Suatu hari nanti, kau pasti akan menemukan kebahagiaan sendiri. Cepat atau lambat kau akan bahagia. Tetaplah semangat! Jangan pernah menyerah! Tuhan ada bersamamu dalam setiap jejak langkahmu, Freya Anindia Putri Brilia"ucap Bella lalu tertidur.

💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮

Jangan lupa komen dan votenya guys✨✨✨

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

The Real My Family {TAMAT} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang