Hallo semua....
Masih ada yang menantikan cerita ini kah?
Mana suaranya yang nungguin nih....
Jangan lupa yang belom follow akun ini, follow dulu yaaaaaaa
Happy reading ❤️
"Tidur aja, Kak. Nanti kalau udah sampe rumah, gue bangunin," ujar Kafin saat melihat Cal menguap. Gadis dua puluh tahun itu bukan hanya terlihat lelah, tapi juga mengantuk.
Sudah sepuluh menit mobil yang dikendarai Kafin keluar dari area Rumah Sakit. Kini keduanya sedang dalam perjalanan menuju rumah Fay.
Bukannya mengindahkan ucapan Kafin, Cal justru melayangkan tatapan tajam. "Trus ngasih jalan yang gampang buat lo nyingkirin gue gitu?"
Tak ingin berdebat, Kafin memilih untuk tak menyahuti ucapan pedas Cal. Lebih baik ia diam sepanjang perjalan daripada harus memancing kata - kata pedas yang sudah pasti Cal berikan padanya.
Lagipula Kafin yakin, tak lama lagi Cal akan memejamkan matanya. Menurut pengamatnnya selama ini, Cal adalah seseorang yang tak bisa menahan kantuk dan sangat cepat tertidur.
Tak membutuhkan waktu lama, dugaan Kafin terbukti benar. Ketika ia menoleh ke samping, Cal benar - benar sudah terlelap sembari memeluk tubuhnya. Gadis itu terlihat kedinginan.
Wajar saja Cal merasa kedinginan. Bukan saja karena malam itu turun hujan ringan yang membuat suhu di dalam mobil yang menggunakan pendingin bertambah dingin. Namun juga karena pakaian yang digunakan Cal saat ini.
Terlalu terbuka. Itu yang saat ini ada dipikirin Kafin saat melihat pakaian yang melekat di tubuh Kakaknya kali ini.
Kemeja flanel kebesaran yang sengaja kancingnya dibiarkan terbuka. Menunjukkan bagian depan tubuh Cal yang tertutup crop top bermotif sama yang hanya menutupi bagian dada hingga pusarnya saja. Belum lagi celana pendek ketat yang menunjukkan paha putih nan mulus milik Cal.
Sebagai laki - laki normal, pemandangan yang tersaji di depannya itu sudah jelas menggiurkan. Membangkitkan sesuatu dalam dirinya, yang tanpa disadari Kafin sering muncul saat ia melihat sang kakak bahkan dari jarak yang cukup jauh.
Ya, gadis yang sering Kafin perhatikan, gadis yang sering membuatnya menyunggingkan senyum hanya karena melihat setiap unggahan baik di akun instagram maupun youtube Cal yang sering kali muncul sambil membawakan sebuah lagu dengan suara merdunya.
Kafin tak berani mendefinisikan perasaan apa yang sesungguhnya pada Cal. Namun yang pasti, sejak kejadian empat tahun lalu Kafin memiliki harapan konyol yang tak mungkin terjadi.
Andai Tuhan memberikan aku kesempatan lagi, aku ingin kita terlahir sebagai orang asing yang tak memiliki hubungan darah. Agar aku bisa menjadi seorang pria di hadapanmu, bukan adik yang tak pernah kamu harapkan.
Kafin menggeleng kepala saat konsentrasinya menyetir mulai mengganggu. Tak hanya penampilannya, harum tubuh Cal juga terhirup oleh indra penciumannya hingga membuat Kafin sedikit menggeram.
Kafin sudah tak tahan. Ia langsung menepikan mobilnya. Secepat kilat ia membuka jaket bomber yang Kafin kenakan dan langsung mendekati tubuh sang kakak.
Sambil mengembukan napasnya kasar, Kafin kemudian menutupi tubuh Cal dengan jaketnya. Ia masih bisa berpikir waras untuk tidak melakukan sesuatu hal yang dapat semakin menghancurkan hubungannya dengan Cal.
Setelah itu, Kafin memutuskan untuk kembali melajukan mobilnya. Ia harus secepat mungkin mengatarkan Cal, membuat gadis itu dapat segera bertemu dengan kasur agar bisa tertidur dengan nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood
ActionKisah cinta antara laki - laki dan perempuan, merupakan hal biasa yang memang sudah menjadi naluri bagi setiap orang untuk merasakannya. Lalu, apa yang akan terjadi jika kisah cinta itu melibatkan dua anak manusia yang terikat oleh hubungan darah...