Jadi, tim siapa kalian nih?
Cal - Kafin?
Kafin - Gista?
Masih mau baca?
Jangan lupa komen tiap line yaaaaakkkk
Eits, Mas Kafin jadi ngapa - ngapain Gista ga ya? 😅
Happy reading ❤❤❤
Mata Kafin mengerjap pelan. Pening di kepalanya terasa begitu kuat. Buru - buru Kafin memijat kepalanya dengan gerakan pelan, berharap rasa pening yang menyerang kepalanya akan berkurang.
Kesadarannya belum terkumpul sempurna saat Kafin berniat menggerakan tubuhnya. Kafin berpikir, rasa lelah dan pegal yang mendera tubuhnya dapat mereda setelah meregangkan tubuhnya.
Namun bukannya bergerak, tubuh Kafin justru menegang seketika. Wajahnya ikut memucat kala Kafin menyadari bahwa ada sebuah tangan yang berada di atas pinggangnya.
Kafin memejamkan mata. Dadanya bergemuruh hebat kala bayang - bayang wajah sayu Gista berputar di kepalanya. Tak sampai disitu, rentetan kejadian semalam yang melibatkan dirinya dan juga Gista membuat Kafin merutuki dirinya sendiri lengkap dengan tangan yang menjambak rambutnya dengan kasar.
Brengsek banget lo, Kaf!
"Kaf...."
Kafin tersentak. Suara serak khas bangun tidur yang baru saja menyapa indra pendengarannya itu jelas tak asing bagi dirinya.
"Kafin,kamu udah bangun?"
Kafin refleks memutar tubuhnya. Bukan hanya matanya yang melebar seketika, Kafin lantas juga menegakan tubuhnya dengan tatapan yang terus mengarah pada gadis cantik yang baru saja menyapanya.
"Kamu kenapa?" tanya gadis itu dengan nada khawatir.
"Kamu masih demam?" tanyanya lagi. Kali ini dengan punggung tangan yang sudah dirinya arahkan pada dahi Kafin.
Raut kekhawatiran yang sempat terlihat di wajahnya langsung berganti dengan senyuman manis. Gadis bermata sipit itu menghela napasnya lega saat menyadari suhu tubuh Kafin normal.
"Syukurlah, kamu udah enggak demam lagi," ucapnya penuh kelegaan. "Tapi biar akurat, aku cek pakai termometer aja kali ya? Aku takut kalau aku salah dan kondisi kamu bisa makin parah. Sebentar ya, aku ambil ter--"
"Kamu ngapain di sini?" tanya Kafin seraya menarik salah satu lengan gadis di depannya.
"Kaf?"
"Ngapain kamu ada di kamar aku, Kamea?"
"Ng-ngapain?" beo Cal penuh tanda tanya.
"Pacar kamu datang ngerawat kamu yang sakit dari semalam dan kamu tanya aku ngapain?" Suara Cal berubah sinis. Gadis itu menggelengkan kepalanya sembari tertawa kencang.
Cal mengusap air mata yang tiba - tiba mengalir di wajahnya. Gadis itu berusaha menenangkan diri sembari menyunggingkan senyum manisnya.
"Cewek dateng buat nemuin pacarnya yang lagi sakit, apa itu salah?" tanya Cal sarkas.
"Cewek yang khawatir sama kondisi pacarnya yang seminggu ini hilang tanpa kabar dan enggak bisa ditemui, apa itu salah?"
"Cewek yang--"
Grep
Ucapan Cal terhenti dan berganti dengan tangis kencang saat tubuhnya dibawa ke dalam dekapan Kafin. Berulang kali Cal memukul dada bidang Kafin seraya menceritakan bagaimana kesedihannya selama satu minggu ini. Hidupnya hampa tanpa Kafin. Sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood
ActionKisah cinta antara laki - laki dan perempuan, merupakan hal biasa yang memang sudah menjadi naluri bagi setiap orang untuk merasakannya. Lalu, apa yang akan terjadi jika kisah cinta itu melibatkan dua anak manusia yang terikat oleh hubungan darah...