Jadi menurut kalian, cerita ini perlu dilanjut ga ya???
Mana suaranya??
Jangan lupa voment yang banyak yaaaa
Happy reading ❤
"Apa kabar, Cal?" Pertanyaan yang baru saja meluncur dari bibir Mario brrhasil memecah keheningan.
Sejak kedatangannya ke rumah nenek dan kakek gadis yang ia cintai itu beberapa jam yang lalu, baru kali ini Mario memiliki kesempatan untuk berbicara empat mata dengan putri dari penyanyi dan pengacara itu.
Tubuh Cal menegang. Seketika, gadis yang belum lama mendapatkan gelar sarjananya itu mengangkat wajah dan menoleh ke arah kekasihnya.
Ya, kekasih. Pada kenyataannya, hubungan mereka tak pernah berakhir. Keduanya masih terikat pada sebuah hubungan.
Mario tak pernah berniat mengakhiri hubungannya dengan Cal. Walaupun harus terpisahkan jarak dengan gadis tercintanya itu karena harus menyelesaikan studi S-2 nya di Jepang, tak berarti membuatnya serta merta berniat mengakhiri kisah romansa dengan gadis yang telah membawa banyak perubahan dalam hidupnya itu.
Begitupula dengan Cal. Hubungan terlarangnya dengan sang adik tak membuatnya langsung memutuskan hubungannya dengan Mario. Cal seolah kehabisan alasan untuk mengakhiri hubungannya dengan Mario. Berbeda dengan mantan kekasihnya yang lain, tak tampak kecacatan Mario sebagai kekasih yang dapat dijadikan alasan bagi Cal untuk mengakhiri hubungan mereka.
Maka, keputusan yang Cal ambil adalah tetap menjalani hubungan dengan Mario. Terpisah jarak dan waktu, membuat Cal merasa aman dan tak khawatir jika kekasihnya itu akan mengetahui bahwa dirinya bermain api di belakang Mario bahkan dengan adiknya sendiri, Kafin.
"Aku kangen banget sama kamu." Tak kunjung mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, membuat Mario melanjutkan ucapannya. Pemuda yang memiliki usia tiga tahu di atas Cal itu mengulurkan tangannya, kemudian memberi usapan lembut pada wajah gadis yang begitu ia rindukan.
"Maaf membuat kamu menunggu terlalu lama. Maaf karena aku harus pergi tanpa sempat pulang sekali pun untuk menemui kamu, Sayang," tambah Mario masih terus membelai lembut wajah sang kekasih.
Cal memejamkan matanya. Bukan karena menikmati setiap usapan lembut maupun ungkapan kerinduan dari Mario, melainkan karena rasa bingung yang menyelimuti hatinya. Cal tak tahu, bagaimana cara menyikapi Mario dan segala sikap manisnya.
"Kamu tahu enggak?" lanjut Mario yang akhirnya membuat Cal membuka matanya. "Aku benar - benar kangen kamu. Setiap kali kita telponan atau video call, rasa kangenku ke kamu bukannya berkurang malah tambah besar."
Perlahan, Mario menarik tubuh gadisnya itu ke dalam dekapan. Cal tak berkutik. Gadis itu tak menolak pelukan Mario, walaupun Cal juga tak membalas pelukan Mario.
"Aku kangen kamu, Sayang," ucap Mario pelan. "Aku bener - bener kangen kamu." Mario semakin mengeratkan pelukannya. Rasa rindunya benar - benar tak sanggup dirinya bendung lagi. Cukup dua setengah tahun saja dirinya meninggalkan sang kekasih demi meraih cita - citanya. Mulai saat ini, ia berjanji tak akan meninggalkan Cal kembali.
Menyadari tak ada balasan dari Cal, Mario akhirnya melepaskan pelukannya secara perlahan. Tangannya kembali mengusap lembut wajah sang kekasih, tatapannya juga masih tertuju pada wajah cantik yang dua tahun belakangan ini hanya mampu ia pandangi dari layar ponselnya.
"Kenapa kamu pulang?" Setelah cukup lama terdiam, Cal akhirnya mulai membuka suara.
Mario mengernyitkan keningnya. Merasa heran dengan nada pertanyaan yang diajukan kekasihnya. Reaksi yang ditunjukkan oleh Cal jelas jauh dari ekspetasinya. Hal itu membuat senyum yang sedari tadi merekah di bibirnya, hilang seketika. Tangannya yang semula membelai lembut wajah Cal pun telah Mario turunkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood
ActionKisah cinta antara laki - laki dan perempuan, merupakan hal biasa yang memang sudah menjadi naluri bagi setiap orang untuk merasakannya. Lalu, apa yang akan terjadi jika kisah cinta itu melibatkan dua anak manusia yang terikat oleh hubungan darah...