16. Isi Hati

1.1K 183 14
                                    

Update pelan - pelan ya....

Aku bener2 harus fokus dulu buat suatu hal.

Jadi emang ga bisa nulis sering2. Hehehhe

Jadi doakan aku agar urusan yang lagi aku hadapi lancar ya, biar bisa nulis lagi.

Oiya, dari part 1 sampai part ini masih menjelaskan kisah mereka di masa lalu ya......

Makasih ❤️❤️❤️❤️

Buat yang belum sempet baca cerita orangtua mereka secara full, sudah tersedia dalam bentuk ebook ya......

Buat yang belum sempet baca cerita orangtua mereka secara full, sudah tersedia dalam bentuk ebook ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini yang seri ke - 2

Happy reading, guys ❤️


"Kaf, tunggu!" Setelah menutup pintu rumahnya, Cal langsung berlari. Berusaha mengejar sang adik yang lebih dulu melangkahkan kaki menuju mobil.

"Kaf!" Cal menarik lengan Kafin, membuat langkah Kafin terhenti.

Kafin mengembuskan napasnya. Tubuhnya berbalik hingga kini wajahnya saling berhadapan dengan wajah sang kakak.

"Lo minta gue temenin, 'kan?" tanya Kafin dengan suara datar.

Cal tak merespon. Ia hanya menatap wajah adiknya dengan lekat.

"Ya ayok. Gue anter ke cafe Om Bryan."

"Gue juga mau lo dampingin gue nyanyi. Gue enggak mau kalau nanti nyanyi sendirian di panggung."

Kafin memejamkan matanya sejenak. Berusaha menahan segala macam gejolak yang sejak tadi sudah bersemayam di dalam hatinya.

"Oke, gue yang bakal ngiringin lo nyanyi nanti."

Senyum langsung tercetak jelas di bibir Cal. Wajahnya yang sempat muram, mendadak cerah mendengar ucapan yang baru saja keluar dari bibir sang adik.

"Lo serius, 'kan? Lo ... enggak lagi bohongin gue 'kan?"

"Gue bahkan udah iyain permintaan lo ini di depan orang tua kita.  Dan lo masih mikir kalau gue bahkan bohong?"

Cal mengedikan bahunya. "Cuma berjaga - jaga aja. Gue takut lo lupa dan justru ninggalin gue di cafenya Om Bryan."

Kafin menghela napansya. Tangannya merogoh salah satu saku celananya. Mengeluarkan kunci mobil dari dalamnya dan menekan tombol untuk membuka kunci pintu mobilnya.

"Masuk," ucap Kafin sambil menggerakkan kepalanya. Memberi kode kepada Cal agar segera masuk ke dalam mobilnya.

"Makin lama kita jalan, makin malem juga kita balik ke rumah."

The BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang