29. Mario dan Kejutannya

1K 182 14
                                    

"Lo enggak khianatin gue 'kan, Kaf?"

Keringat mulai bercucuran di wajah Kafin. Kafin berusaha menelan liurnya susah payah demi membasahi kerongkongannya yang tiba - tiba terasa kering karena kegugupan yang melanda.

"Khi-khianatin gimana maksud lo?" balas Kafin terbata. "Gue enggak paham, Gaf."

Gafin lantas memicingkan matanya. Ia melangkah, sengaja mengikis jarak dengan sang kakak.

"Lo enggak ada main sama  ... Yaya 'kan di belakang gue?"

Kedua mata Kafin melebar seketika. Wajahnya yang sempat menegang kini justru menunjukkna keterkejutan atas apa yang disampaikan oleh sang adik kesayangannya.

"Yaya?" Gafin mengangguk.

"Kenapa lo bisa tiba - tiba mikir gue sama Yaya ada apa - apa, sih?" Kafin menggeleng. Walaupun dilanda kebingungan, jauh di dalam hati Kafin bersyukur. Setidaknya, Gafin bukan memiliki kecurigaan terhadap dirinya dan juga Cal. Melainkan dengan Yaya.

Gafin meringis tak enak sambil menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. "Habisnya, lo tiba - tiba pergi aja pas gue bilang kalau gue nembak Yaya. Ya jadi gue pikir, lo enggak suka kalau gue akhirnya jadian sama Yaya.

Kafin menggelengkan lagi kepalanya sembari terkekeh kecil. "Kalau emang gue ada rasa sama Yaya, udah dari tadi gue tikung lo."

Dengusan kecil langsung meluncur dari bibir Gafin. Tatapan matanya menghujan Kafin seolah memberi ancaman pada sang kakak jika berani menyentuh miliknya.

Respon yang diberikan oleh sang adik, memancing gelak tawa Kafin. Sejenak, ia dapat melupakan kegelisahan yang dirinya rasakan karena permasalahannya dengan Cal. Belum lagi, rasa khawatirnya tentang Gafin yang mungkin saja mencurigai hubungan terlarangnya dengan kakak perempuan mereka.

"Eh, tadi kata lo Kak Cal ikut nongkrong bareng kita di kantin. Gue tungguin orangnya kok enggak dateng - dateng dan barusan gue malah lihat dia lari di koridor."

Seketika, gelak tawa yang sempat menguar mendadak hilang. Kegugupan jelas kembali melanda hati Kafin. Beruntung, sebisa mungkin Kafin menutupinya.

"Kak Cal?" Gafin mengangguk.

"Dia lari kenceng banget ke arah kantor fakultas dia. Tapi anehnya..."

"Aneh kenapa?" tanya Kafin masih terus berusaha tenang.

"Gue kaya lihat dia habis nangis deh."

***

Sebagai putri satu - satunya dari seorang Alfagha Hizran Rianda yang juga mengikuti jejak sang ayah untuk menjadi penyanyi profesional, aktivitas yang padat setiap harinya bukan lagi menjadi hal yang mengejutkan bagi Kamea Caley Rianda. Semenjak memutuskan untuk ikut terjun menjadi seorang penyanyi seperti sang ayah, Cal sudah tahu pasti resiko apa yang harus dirinya hadapi setelah menjadi public figure yang pasti kehidupan sehari - harinya akan menjadi sorotan banyak orang.

Bukan hanya itu. Sejak media mengetahui bahwa dirinya yang saat itu masih aktif menjadi youtuber adalah salah satu anak dari Fagha, media sudah mulai gencar mencari tahu tentang kehidupannya yang selama ini sang ayah berusaha untuk tutupi demi kenyamanan anak - anaknya. Terlebih saat media mulai mengendus hubungannya dengan Mario yang notabennya merupakan anak dari salah satu pebisnis tersohor di Indonesia, media semakin tertarik mengulik kehidupan percintaannya.

Seperti saat ini. Baru saja kakinya melangkah ke luar dari sebuah gedung setelah mengisi sebuah acara, dirinya sudah dikerubungi oleh pemburu berita.

"Gimana tanggapannya soal video yang beredar Mbak Cal?"

Deg

Video apa?

The BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang