19. Officially

1.2K 188 41
                                    

Pada bingung enggak kenapa mereka bisa pacaran?

Pada mau diceritain ga?

Jadi buat part kemaren gimana?

Tim Cal - Kafin bersatu, ada kah?

Atau

Tim Cal - Kafin bersatu sama pasangan mereka masing - masing. Hayoooooo pada pilih yang mana?

Tetep yaaa...

Jangan lupa kasih vote dan komen sebanyak - banyaknya.

Terima kasih ❤️

Happy reading dan jangan lupa follow instagram aku ya @ayinaraai

Terima kasih lagi

❤️❤️

Tiga tahun sebelumnya....

Ketika kesadarannya kembali, Kafin mulai mendarik diri. Menjauhkan bibirnya yang dengan brutal membalas serangan dari bibir Cal yang tak kalah brutal. Bibir keduanya saling membelit kuat. Beriringan dengan tubuh mereka yang saling mendekap erat.

"Ma-maaf, Kak. Gue--"

"Ssst..." Cal menggeleng. Ia mengangkat jari telunjuknya kemudian ia tempelkan di depan bibir Kafin.

"Jangan," ucap Cal setelah berhasil mengontrol napasnya yang semula tersengal.

"Jangan bilang maaf untuk segala sesuatu yang terjadi di antara kita barusan, Kaf. Gue enggak suka," ujarnya lagi sembari menggelengkan kepala.

"Tapi ap yang barusan kita lakukan ...."

"Aaaah!" Kafin mengerang. Ia langsung menyugar rambutnya kasar. Kafin kemudian memalingkan wajahnya dan membenturkan keningnya di setir mobil dengan kedua tangan yang meremas erat.

"Apa yang barusan kita lakukan itu salah, Kak. Itu kesalahan besar yang seharusnya enggak kita lakukan."

"Kesalahan?" beo Cal.

Kafin mengangkat wajahnya kemudian menarik napas dan mengembuskannya perlahan. Ia menengok ke arah kiri untuk menatap lekat mata Cal.

"Ya..." Kafin mengangguk. "Salah ... kesalahan besar, Kak," lanjutnya dengan suara tercekat.

Kekehan langsung meluncur dari bibir Cal. Namun, matanya justru tampak berkaca - kaca menyiratkan kesedihan yang begitu dalam sembari menatap sang adik.

"Apa perasaan kita yang tumbuh alami begitu aja ... juga tetap kesalahan menurut lo, Kaf?"

"Pe-perasaan kita?"

Kini giliran Cal yang mengangguk. Ia mengangkat tangannya untuk menghapus air mata di wajahnya. 

Cal menghela napas panjang. "Jangan terus - terusan lo membohongi diri lo. Menutupi segala perasaan yang lo punya buat gue."

Kafin tersentak. Debaran di jantungnya terasa semakin kencang.

"Kak Cal, gue enggak--"

The BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang