31. tidak terduga

664 81 6
                                    

Hari demi hari telah berlalu, musim gugur berubah menjadi musim semi, dan gadis dengan surai hitam nya itu tetap saja berdiam di dalam kamarnya, bersembunyi di balik selimut tebal yang membungkus rapat tubuh mungilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari telah berlalu, musim gugur berubah menjadi musim semi, dan gadis dengan surai hitam nya itu tetap saja berdiam di dalam kamarnya, bersembunyi di balik selimut tebal yang membungkus rapat tubuh mungilnya.

"Selamat pagi, kungkang"

"Nggak usah manggil aku kungkang!", Bentak rose lalu membuka selimut tebal itu .

"Ngapain kamu di kamarku", tanya rose setelah melihat felix yang tengah duduk di kursi kamarnya.

"Nunggu kungkang bangun", jawabnya

"Berhenti panggil aku kungkang!"

Rose melempar kan bantal nya ke arah felix, lalu terjadilah perang dunia ketiga, lebay.
Mendengar keributan itu, nenek rose pun langsung bergegas naik dan melerai mereka berdua.

"Sudah-sudah, sekarang rose mandi lalu pergi mencari ikan bersama felix", kata nenek sambil mengambil bantal yang tergeletak di lantai.

"Males banget, masih pagi", keluh rose lalu merebahkan badannya lagi di atas kasur.

"Cepet mandi kungkang"

†-☪

Setelah menyiapkan berbagai peralatan memancing, rose dan felix pun bergeges pergi ke laut yang jaraknya lumayan jauh dari rumah mereka, sekitar satu jam. Kali ini mereka menaiki truk pengangkut sayur yang akan pergi searah dengan tujuan mereka.

"Panas ya?", Tanya felix kepada rose yang tengah menutupi kepalanya menggunakan daun sawi.

Rose mengangguk sambil menunjukkan wajah melas nya, setelah itu felix melepas topinya dan memberikannya kepada rose.

"Jangan di hilangin, itu mahal", perintah felix, lalu rose mengangguk.

Setelah menempuh waktu yang cukup lama, akhirnya mereka pun sampai di tempat itu.

"Wah, airnya jernih banget", kata rose terkagum-kagum, mulutnya tak bisa berhenti memuji keindahan laut itu.

Air nya sangat jernih , bahkan mereka bisa melihat terumbu karang dan juga ikan ikan kecil yang sedang berenang kesana kemari dengan lihai nya.

"Cepet kesini", ujar felix sambil menaiki perahu milik ayahnya, mungkin.

"Kita nggak bakal tenggelam kan?"

"Berdoa saja".

Setelah itu felix menyalakan mesin perahu nya, lalu perahu pun bergerak lebih dekat ke tengah laut.

Ombak di laut itu tidak terlalu besar, bahkan terbilang tenang, ini lebih tepat cocok di sebuah muara bukan laut.

"Chaewon nggak marah kalau kita pergi berdua terus?", Ucap rose memecahkan keheningan. Terlihat raut wajah felix langsung berubah drastis.

"Kemarin aku liat chaewon di depan toko buah, dia ngelirik sinis ke aku, aku jadi ngerasa nggak enak".

"Jangan bahas chaewon"

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang