sore itu rose sibuk berkutat di dapur, seperti memotong daun bawang, bawang putih, paprika dan masih banyak lagi, awalnya mereka akan barbeque-an di halaman rumah nenek, namun semua itu di batalkan setelah melihat ramalan cuaca yang ada di tv, berita itu mengatakan bahwa malam ini akan turun hujan lebat di sertai petir.
karena tidak memungkinkannya melakukan bakar-bakar di dalam rumah, akhirnya keluarga tersebut melaksanakan makan malam dengan hotpot. tidak perlu dijelaskan kalian pasti sudah tau apa itu hotpot.
"tolong kasih dagingnya ke meja"' kata rose kepada felix yang sejak dari tadi duduk di depan gadis itu.
"kasih ke sana", kata rose sambil menyodorkan mangkok berisi sayur-sayuran kepada felix lagi.
"taruh minumnya di sana", kata rose lagi, namun di tolak oleh felix.
"jaehyun bagaimana?", tanya felix tiba-tiba.
"aku juga nggak tau", jawab rose singkat lalu pergi ke ruang tamu.
setelah dirasa lengkap, mereka pun segera menyantap makan malam tersebut, malam itu terasa hangat karena di temani oleh hotpot dan juga kebersamaan yang hangat, saat sedang asyik menyantap makanan tiba-tiba bel rumah tersebut berbunyi.
"biar rose yang buka", ucap rose lalu beranjak berdiri, namun di tahan oleh ayahnya.
"nanti biar ayah aja"
"nggakpapa, sekalian mau ambil minum lagi di dapur"
"nurut sama ayah"
†-☪
dengan keberanian yang penuh , jaehyun pun menekan tombol bel tersebut, awalnya tidak ada sahutan dari sang pemilik rumah, sampai akhirnya jaehyun mengira bahwa ia salah rumah. namun semua itu berubah ketika pintu rumah itu terbuka
"selamat malam om", betapa terkejutnya jaehyun saat mendapati sang pemilik rumah itu adalah ayah rose.
"ngapain kamu di sini?", tanya ayah rose dengan nada tingginya.
"mohon maaf om"
"kamu mau meneror anak saya ya?!"
karena mendengar keributan dari arah luar, mama rose pun memutuskan untuk mengecek apa yang terjadi, di ikuti oleh rose di belakangnya.
"jaehyun?!", teriak rose saat melihat jaehyun yang tengah memegang ujung bibirnya yang berdarah, siapa lagi pelakunya kalau bukan ayah rose. karena melihat jaehyun yang kesakitan seperti itu, rose pun refleks berlari menghampiri jaehyun.
"jaehyun kamu nggakpapa kan?", itu lah kalimat pertama yang rose ucapkan.
"masuk!", bentak beliau, sudah berkali-kali ayah rose memperingati anaknya untuk masuk, namun sama sekali tidak di gubris oleh nya. karena kesal, ayah rose pun menyeret anaknya itu ke dalam rumah dan menguncinya dari luar.
"ayah mau ngapain", kata bunda rose saat melihat suaminya yang berjalan ke arah jaehyun dengan penuh emosi.
"ngasih pelajaran buat berandalan yang satu ini"
dan satu pukulan keras mendarat mulus di tulang pipi jaehyun, karena emosinya yang telah memuncak, akhirnya ayah rose menghabisi jaehyun di pekarangan rumah, hingga lelaki muda itu terduduk lemah bercucuran darah.
"mau ngapain kamu di sini?!"
"saya ingin bertemu dengan anak bapak".
"kamu pikir kamu siapa?, berani-beraninya ketemu sama anak perempuan saya"
"saya jatuh cinta dengan anak bapak"
dan satu pukulan keras mendarat lagi di wajah jaehyun, rose yang melihat kejadian tersebut hanya bisa menangis dari balik jendela.
"hitungan kelima silahkan menghilang dari pandangan saya".
"saya akan menunggu di sini sampai bapak mengizinkan saya bertemu dengan rose", jawab jaehyun lalu berlutut di hadapan beliau.
"ayah ayo masuk", bujuk bunda rose dengan lembut.
"lihat saja kamu"
tak lama setelah itu hujan lebat turun di sertai dengan petir, rose menangis sambil menatap keluar jendela, melihat jaehyun yang duduk di bawah derasnya hujan membuat rose menjadi terluka.
"SAYA AKAN MENUNGGU DI SINI SAMPAI BAPAK MENGIJINKAN SAYA BERTEMU DENGAN ROSE", teriak jaehyun dari luar sana, karena tak kuat menahan tangisannya, rose pun memutuskan untuk mengurung dirinya di kamar, berharap agar Tuhan membalikkan hati ayahnya.
†-☪
alunan musik terdengar dengan nyaring ditambah lagi bau alkohol yang menyeruak memasuki indra penciuman gadis berusia delapan belas tahun itu. tempat terkenal yang ia kunjungi saat ini terlihat lebih sepi dari biasanya, mungkin karena hari kerja.
gadis itu duduk di sofa sambil membawa gelas berisi vodka dan rokok di tangan kirinya, menurutnya, club malam adalah tempat pelarian terbaik saat memiliki banyak masalah.
mabuk ,merokok ,disko, dan judi bisa di bilang menu makanan gadis itu ketika di landa sebuah masalah, itu sudah berjalan sejak ia menginjak kelas satu sma. walaupun dulu masih di bawah umur, ia tetap bisa masuk ke dalam tempat haram tersebut, kuncinya adalah uang.
saat sedang menikmati alunan musik, tiba-tiba satu lelaki datang menghampirinya.
"hai"
"hai", jawab gadis itu ramah.
"boleh kenalan?', tanya lelaki yang tampaknya berusia dua puluh lima tahun tersebut.
"doyeon, salam kenal", kata gadis bernama doyeon tersebut sambil menyodorkan tangannya.
"Jackson", ujar lelaki itu sambil membalas salaman dari doyeon.
Mereka berdua duduk sambil mengobrol, ini kali pertama mereka bertemu, namun sudah seakrab itu buktinya doyeon tampak nyaman menceritakan beban hidupnya kepada jackson, begitu pun sebaliknya.
"Minum lo habis, sini biar gue ambilin", ujar Jackson sambil meraih gelas di tangan doyeon.
Tak lama setelah itu, jackson kembali dengan dua botol vodka di tangannya, menuangkannya ke gelas milik doyeon dan meminumnya bersama.
"Selamat menikmati, cantik"
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
Fanfiction[jaerose au] ❝tidak usah mengeluh lalu mengutuk jarak dan waktu, suatu saat kita akan bersatu jika takdir mengatakan mampu ❞ Publis :16 april 2020 Tamat: 09 September 2020 #1 ballad (010920) #1 distance (040920) #1 jarak (080920) #4 jaehyunrose (140...