37. gagal?

618 78 0
                                    

"ma koper kakak yang kecil itu dimana ya?" tanya jaehyun kepada mamanya, saat ini jaehyun sedang sibuk memasukkan baju-bajunya untuk persiapan terbang yang akan datang dua hari lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ma koper kakak yang kecil itu dimana ya?" tanya jaehyun kepada mamanya, saat ini jaehyun sedang sibuk memasukkan baju-bajunya untuk persiapan terbang yang akan datang dua hari lagi.

"kamu mau berapa lama di sana?", tanya mama jaehyun sedikit khawatir.

"nggak lama,dua atau tiga hari mungkin?", jawab jaehyun.

lalu mama jaehyun menyodorkan koper berwarna hitam ukuran 37 x 22 x 46cm itu.

"kalau ada apa-apa langsung telefon mama atau tante Yuri aja", kata mama jaehyun sambil mengelus lengan anak laki-lakinya itu yang sudah beranjak dewasa.

"iya mama nggak usah khawatir, kakak udah gede bisa ngurus diri sendiri kok", jawab jaehyun guna meyakinkan mamanya.

setelah selesai memasukkan barang-barangnya ke dalam koper, jaehyun pun langsung turun ke bawah untuk makan malam bersama keluarganya.

†-☪

Di dalam rumah besar bernuansa putih dan coklat itu tampak lebih ramai dari biasanya, penyebab utama keributan malam itu adalah doyeon dan juga ayahnya.

ayah doyeon tampak sangat murka terlihat dari raut wajah, urat-urat di leher dan juga tangannya yang tampak sangat menonjol, di tambah lagi serpihan-serpihan vas bunga yang berceceran di lantai.

"kenapa diem?", bentak ayah doyeon saat melihat anaknya yang diam menunduk tak bersuara.

"percuma papi nyekolahin kamu sampai keluar duit banyak tapi kamu malah bertindak kayak orang liar di sekolah", kata ayah doyeon sambil menuding kan jari telunjuknya.

"mau kamu apa sekarang?"

"mau apa papi tanya!", sambungnya ketika pertanyaan sebelumnya terabaikan.

"berhenti atur-atur doyeon" jawab doyeon dengan berat hati.

"kamu mau jadi anak liar?, papi ngatur-ngatur kamu biar kamu jadi anak yang baik, kamu pengen kayak mami kamu hah?!"

tanpa sadar air mata turun dari pelupuk mata doyeon saat kata 'mama' terucap dari mulut lelaki yang usianya menginjak empat puluh lima tahun itu.

"biarin, seburuk-buruknya mami, mami tetap orang tua doyeon"

"bangga kamu punya mami kayak begitu?, nggak malu kalau teman-teman kamu tau?", tanya ayah doyeon dengan muka jahatnya.

"apa papi juga nggak malu sama kelakuan papi sendiri?, papi bisa nggak sih introspeksi diri dulu sebelum ngata-ngatain orang?", kata doyeon dengan isakan.

"keras ya kamu sekarang, sudah mulai berani ngelawan papi?", kata ayah doyeon lalu berjalan mendekat ke arah doyeon dengan pecahan kaca di tangan kanan nya.

"anak adalah cerminan orang tua pi, bagaimana orang tua berperilaku itu yang akan di tiru", ucap doyeon sebelum satu tamparan perih mendarat di pipi kirinya.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang