"rose mau jalan-jalan kemana", tanya ayah rose sambil fokus menyetir.
tampak ekspresi antusias dari kedua orang tua rose, namun tidak dengan nya. rose hanya diam sambil menatap kosong ke arah luar mobil.
"kenapa kok nggak semangat", tanya bunda kepada rose,lalu rose menggeleng.
"mau sama felix ya?", tanya ayah rose, namun rose diam tak menjawab.
"kalau mau ngajak felix juga nggakpapa, kita balik ke rumah"
"enggak yah, rose cuma sedikit mual aja", jawabnya lalu di susul senyuman kecil.
"Kenapa nggak bilang dari tadi, atau kita pulang aja?", Tanya ayah sambil menyodorkan kantong plastik untuk jaga-jaga jika rose ingin muntah.
"Nggak usah nggakpapa yah"
†-☪
Jaehyun duduk di lantai ruang tamunya sambil mengecek kembali barang-barang bawaannya, memastikan agar tidak ada barang yang lupa ia bawa.
Jaehyun akan terbang besok pagi pukul enam pagi,namun rose tak kunjung menghubunginya, jaehyun sudah mencoba menelfon rose namun tidak di angkat, dan jaehyun juga ingat pesan rose kala itu. dan saat ini jaehyun sedang berada di ambang kebingungan.
"tante udah pesenin kamu penginapan di daerah sana buat jaga-jaga aja", kata mama jaehyun sambil menyodorkan beberapa kertas berisi berkas-berkas penting siapa tau berguna.
"makasih mah", ucap jaehyun lalu memeluk ibunya.
sambil mengusap lembut punggung anak laki-lakinya tersebut, ibu jaehyun berkata
"anak mama sudah besar ya ternyata", jaehyun malu mendengarnya, lalu ibu jaehyun menangkup kedua pipi anaknya tersebut sambil menatapnya tak percaya.
"kalau kamu serius sama rose, buktikan, mama dan papa bakal setuju kalau dia adalah alasan mu untuk bahagia", kata ibu jaehyun lembut.
"buktikan kepada orang tua rose bahwa kamu tidak main-main, sanggup?"
jaehyun pun langsung mengangguk tanda setuju lalu memeluk ibunya dengan erat.
†-☪
rose menelungkup kan badannya di balik selimut tebal miliknya, saat ini ia sedang pusing memikirkan cara bagaimana ia bisa menghubungi jaehyun, saat ini sudah menginjak pukul sebelas malam waktu Swansea, jika di Indonesia sekarang pukul lima pagi.
kepala rose rasanya ingin pecah karena kebingungan, sudah hampir dua hari rose tidak memberi kabar ke jaehyun, dan satu jam lagi pesawat jaehyun akan terbang.
"gimana ya", hanya kalimat itulah yang sekarang ada di benak rose.
awalnya rose ingin datang ke rumah felix untuk meminjam ponsel, namun ayah rose tidak mengizinkan anak perempuannya untuk meninggal rumah sama sekali dengan alasan 'ayah hanya sebentar di sini,minta waktunya sebentar saja'.
sekarang sudah pukul setengah dua belas malam, setengah jam lagi pesawat jaehyun akan take off, mau tak mau rose harus bertindak dengan cepat, akhirnya rose memutuskan untuk turun ke bawah. suasana di sana sangat gelap karena semua orang sudah tidur, akhirnya rose bisa bernafas lega.
rose meraih gagang telefon itu lalu mengetikkan nomor telefon jaehyun, sekali dua kali hingga lima kali panggilan tersebut tidak di angkat oleh jaehyun.
"jaehyun angkat", cicit rose yang kini tengah gemetaran.
".....The number you call is not active, please....."
"kamu ngapain rose"
†-☪
"....bapak dan ibu yang terhormat selamat datang di penerbangan......"
suara pramugari itu menggema di dalam kabin, ya saat ini jaehyun sudah berada di dalam pesawat, pesawat akan take off sebentar lagi, dan ia belum sempat menghubungi rose sama sekali, ponselnya sudah terlanjur mati karena kehabisan baterai.
yang jaehyun lakukan saat ini hanya pasrah dengan takdir, ia juga berpikir bagaimana bisa ia menemukan rumah nenek rose di antara ribuan rumah lainnya?, yang ia tau hanya rose tinggal di swansea area perkebunan, itu saja.
setelah menempuh perjalanan udara sekitar delapan belas jam lebih, akhirnya jaehyun sampai juga di bandara pada pukul satu dini hari. dan jaehyun memutuskan untuk menginap di penginapan yang telah di pesankan oleh tante yuri.
lalu pada pukul enam pagi waktu swansea, jaehyun sudah bergegas pergi menuju daerah perkebunan yang rose maksud, jarak dari penginapan jaehyun menuju tempat itu menghabiskan waktu sekitar empat jam, sesampainya di sana jaehyun langsung menyusuri tempat itu, hanya bermodalkan dengan google map dan juga tas berukuran sedang yang berisi beberapa baju, dompet dan juga air minum.
dengan keniatan yang penuh, jaehyun pun memutuskan untuk menyusuri daerah tersebut, ia bertanya kepada semua orang yang ia temui, bahkan pepohonan pun juga ikut ia tanyai saking putus asanya.
"apakah kamu tau orang ini", tanya jaehyun menggunakan bahasa inggris yang berlogat sunda.
orang itu menggeleng lalu pergi meninggalkan jaehyun, dan perlahan-lahan matahari telah tenggelam dan akan digantikan oleh sang rembulan. jaehyun mendudukkan pantatnya di atas kursi kayu yang ada di pinggir kebun bunga matahari, meneguk air mineral terakhirnya sampai habis.
hari sudah mulai berganti, namun ia tak kunjung menemukan rose. sampai pada akhirnya jaehyun bertemu dengan seorang siswa lelaki yang mungkin baru saja pulang dari sekolahnya.
"apakah kamu tau orang ini", tanya jaehyun kepada siswa itu
siswa itu mengerutkan alisnya setelah melihat foto rose.
"seperti tidak asing dengan wajah ini, dia seperti temanku sekolah, namun aku tidak terlalu dekat dengannya", kata siswa itu sambil mencoba mengingat-ingat kembali.
"siapa namanya?"
"aku lupa, tapi rumahnya tidak jauh dari sini"
"terima kasih"' ucap jaehyun sebelum siswa itu pergi.
karena hari mulai gelap di tambah lagi langit yang tampak mendung, jaehyun pun langsung melanjutkan pencariannya. tak lama setelah itu jaehyun berdiri tepat di depan rumah yang dipenuhi oleh beberapa tanaman berupa pohon persik dan juga raspberry, persis seperti kata rose waktu itu.
dengan mantap jaehyun membuka pintu kayu kecil itu, lalu mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam pekarangan rumah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance
Fanfiction[jaerose au] ❝tidak usah mengeluh lalu mengutuk jarak dan waktu, suatu saat kita akan bersatu jika takdir mengatakan mampu ❞ Publis :16 april 2020 Tamat: 09 September 2020 #1 ballad (010920) #1 distance (040920) #1 jarak (080920) #4 jaehyunrose (140...