"Pulang bareng yuk" ajak Naila.
"Sorry Nai gue harus kerumah sakit"
"Ngapain? Siapa yang sakit?" Tanya Naila.
"Temen gue"
"Siapa?"
"Ayla"
"APA? Ayla sakit? Gue ikut"
"Jangan lo gak inget kejadian semalam" Ice manahan Naila untuk ikut dengannya.
"Gak gue harus ikut" paksa Naila.
"Ayok Ice cepetan" Naila menarik tangan Ice
'Naila kenapa sih? Aneh?' batin Ice.
Setelah sampai di rumah sakit, mereka mencari ruang Ayla dan menemukannya.
Ayla berada di lantai 1 jadi mereka tidak perlu menaiki tangga ataupun lift.
Ice langsung masuk dan melihat Reyna, Bima dan Rachel yang sedang menunggu kesadaran Ayla, di susul oleh Naila.
Semua mata tertuju pada Naila yang baru saja masuk.
Entah kenapa Reyna langsung berdiri dan menarik tangan Naila keluar dari kamar Ayla.
Di ikuti oleh Bima, Rachel dan Ice.
Plak
"NGAPAIN KAMU KESINI?" Reyna menampar Naila dengan sangat kencang dan penuh emosi.
Naila yang kaget dengan tindakan Reyna hanya bisa terdiam sambil mengusap pipinya yang merah.
"Kak Reyna ngapain?" Tanya Ice panik.
"NGAPAI KAMU BAWA DIA KESINI?" Tanya Reyna berteriak.
"Rey tenang Rey" Bima menahan emosi Reyna.
"Ooo, sekarang gue ngerti Bim, kenapa Ayla kayak gini lagi, ternyata ketemu dia" tebak Reyna.
"Kak Reyna ngomong apa sih?" Tanya Ice heran. Tapi tidak ada yang menanggapinya.
"Kak maafin aku Kak, maafin Naila" pinta Naila menangis.
"Jangan sok nangis nangis kamu, Saya gak akan kertipu sama air mata itu"
"Kenapa Kak, apa salah Naila?" Tanya Ice lagi.
"Kamu tahu dia siapa?" Tanya Reyna pada Ice.
"Ya dia Naila temen aku" jawab Ice polos.
"KAMU GAK TAHU SIAPA DIA SEBENARNYA" teriak Reyna.
"Emangnya Naila siapa? Kenapa kak Reyna benci banget sama dia?" Tanya Ice.
"Dia orang yang udah buat Ayla kayak gini" jawab Reyna.
"Maksudnya apa sih kak?"
"Kamu! kamu gak tahukan apa akibat dari kata kata terakhir yang kamu ucapin buat Ayla?" Tanya Reyna pada Naila.
Naila hanya menggelengkan kepalanya menjawabnya.
"AYLA BUNUH DIRI" Reyna sekali lagi berteriak.
"Maaf semuanya jangan bertengkar disini pasien lain terganggu" tegur seorang suster.
Ayla membuka matanya pelan pelan dan melihat sekeliling. Ayla melemparkan tatapan dingin pada ruangan ini.
"Rumah sakit, rumah sakit, rumah sakit, setiap buka mata selalu ketemu rumah sakit, gak ada yang lain apa" gumam Ayla.
"Kenapa sih Kak Reyna harus ungkit ungkit masalah itu lagi?" gumam Ayla mendengar teriakan Reyna.
Ayla melepas infusnya sendiri dengan paksa, Ayla mendengar teriakan Reyna yang sedang menghakimi Naila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl✓
Random"Kalau Ayla bisa milih, Ayla nggak mau dikasih ini kak, Ayla lebih milih ikut sama Diah dari pada harus kayak gini" Ayla "Ayla nggak boleh ngomong gitu, Inget ay Diah nitip bundanya sama Ayla" Reyna "Ayla nggak boleh sedih terus terusan kayak gini...