Ayla pulang kerumahnya setelah jam 9 malam, ia berada di rumah sakit sejak pulang sekolah hingga malam.
Ayla tentu saja di introgasi oleh Reyna walau ia sudah izin, overprotektif Reyna terkadang membuat Ayla kesal dan tidak nyaman.
"Dari mana?" Reyna.
"Rumah sakit" Ayla.
"Ayla bisa gak jangan pulang malem, kamu itu perempuan masih gadis masih sekolah" Reyna.
"Kenapa? Kenapa kalau Ayla perempuan, toh Ayla juga bisa bela diri, atau karna kakak takut Ayla ke sasar lupa jalan pulang?" Bantah Ayla kesal pada Kakaknya.
"Udah sayang jangan marah marah itu kakak kamu loh" Diana menenangkan Ayla yang sedang emosi.
"Oh iya mumpung kakak ada disini, Ayla mau izin deh sama kakak, Ayla akan..."
"Ayla akan latihan bela diri lagi" Ayla.
"Gak" tolak Reyna dengan keras.
"Kenapa sih kak?" Tanya Ayla kesal pada Reyna yang tidak mengizinkanya.
"Pokoknya gak boleh" Reyna.
"Apa alasannya?" Ayla.
"Gak ada pokoknya gak boleh" Reyna.
"Kakak EGOIS" Tekan Ayla.
"Kamu sendiri yang bilang sama kakak kamu gak suka main panah kamu gak suka bela diri kamu gak suka hal hal berbau keras kayak gini terus kenapa sekarang kamu ngotot banget suka sama semua itu" Reyna.
"Dan apa kakak tahu, apa alasan Ayla sekarang jadi suka semua itu?" Ayla.
"Enggak kan?" Ayla.
"ITU SEMUA SUPAYA AYLA LUPA SAMA DIAH, supaya Ayla bisa lupain Diah" Ayla.
"Karna kakak selalu bilang lupain lupain dan lupain tapi kakak selalu ngekang Ayla, itu alasannya Ayla mau latihan kak, karna setiap Ayla latihan fikiran Ayla akan tertuju pada latihan" Ayla.
"Dan jangan salahin Ayla kalau Ayla gak lupa sama Diah karna Diah ada disini" Ayla menepuk nepuk dadanya.
"Semua itu kakak lakuin untuk kebaikan kamu" Reyna angkat bicara saat Ayla akan naik tangga untuk masuk kamarnya.
"Diamana baiknya, kakak selalu bilang baik untuk Ayla tapi kakak sendiri gak pernah ngerasain apa yang Ayla rasain" Ayla.
"Kakak ngerti kakak paham apa yang kamu rasain, itu sebabnya kakak ngelarang kamu, karna kamu tertekan dengan semua latihan itu" Reyna.
"Terserah kakak deh, Ayla capek" Ayla akhirnya masuk ke dalam kamar dan menguncinya.
"Ternyata ini sakitnya" gumam Ayla.
Diana sengaja diam dan tidak menahan salah satu dari mereka karna mungkin dengan mereka berdebat akan menjadikan salah satu dari mereka sadar.
"Kita gak akan pernah merasakan apa yang orang lain rasakan sebelum kita sendiri yang merasakannya Rey" Diana.
"Kita gak tahu bagaimana rasanya kehilangan seseorang kalau kita sendiri pun belum pernah kehilangan" Diana.
"Tapi kenapa Ayla harus melakukan hal yang bahkan dia gak suka sama sekali?" Reyna.
"Terkadang seseorang melakukan apa yang dia benci, apa yang membuat dia sakit agar lupa dengan sakit yang lain yang lebih dari itu" Diana.
"Atau bahasa lain nya ia mempersipkan sakit untuk besok, agar lupa dengan sakit hari ini" lanjut Diana.
"Reyna harus memgerti itu" Diana.
===
"Mau kemana?" Tanga Reyna karna ini masih pagi di hari minggu dan Ayla sudah siap untuk keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl✓
Random"Kalau Ayla bisa milih, Ayla nggak mau dikasih ini kak, Ayla lebih milih ikut sama Diah dari pada harus kayak gini" Ayla "Ayla nggak boleh ngomong gitu, Inget ay Diah nitip bundanya sama Ayla" Reyna "Ayla nggak boleh sedih terus terusan kayak gini...