5 tahun berlalu,
Banyak hal yang berubah, banyak hal yang terjadi. Mona memilih untuk pensiun dan tinggal di jakarta, begitu pun dengan suaminya. Papa Reyna mewariskan perusahaannya pada Bima setelah Bima lulus kuliah 5 tahun yang lalu.
Ice, ia menjadi pemanah profesional, ia sudah keliling dunia hanya untuk memanah. Terkadang ia juga sedih mengingat kejadian hari itu. Ia juga masih menyimpan kamera dan baju Ayla yang pernah tinggal di rumahnya. Ia juga tak lupa bagaimana hebatnya Ayla dalam bermain panah.
Naila menjadi seorang penulis yang terkenal, ia menulis cerita tentang Ayla dengan judul 'STRONG GIRL' dan merilisnya menjadi Novel. Ia juga menulis cerita tentang benerapa orang lainnya.
Naila sering mengunjungi makam Ayla saat libur atau waktu luang, ia juga rutin mengunjungi makam Mamanya. Naila juga masih menyimpan surat yang di berikan Reyna saat iu. Surat yang di tulis Ayla saat sebelum ia bunuh diri.
Flasback
Setelah pemakaman Ayla.
Reyna mengajak Naila untuk kerumahnya setelah pemakaman Ayla, Ayla di makamkan di samping kuburan Diah.
"Maaf, Kak Reyna selama ini udah benci sama kamu, kakak gak bermaksud. Kakak cuma mau jaga Ayla dan perasaannya." Kata Reyna sambil memberikan secarik kertas yang berisikan tulisan Ayla.
"Ini tulisan Ayla, dia nulis ini sebelum bunuh diri, tapi belum selesai dia udah pingsan."
"Ayla lanjutin tulisan ini 2 tahun setelahnya, kakak liat di tangannya, waktu dia pingsan di kamar tamu sebelum ulang tahunnya."
Flas back off
Rachel, ia menjadi pemain piano yang hebat, walau ia masih sering menangisi kematian mama dan papanya.
Dokter Mira sering berkunjung ke makam anaknya. Ia sering bercerita tentang keseharian yang lakukan. Seperti yang anaknya lakukan setiap hari menulis diary.
Ia masih setia pada istrinya. Ia selalu membawakan istrinya bunga saat sedang rindu. Katanya tidak akan ada seorang wanita pun yang bisa menggantikan istrinya.
"Tok, tok, tok."
"Minta tolong papa bukain pintu ya, sayang. Mama lagi masak gak bisa ditinggal, nanti gosong lagi." Seorang ibu meminta anaknya yang berumur 3 tahun untuk membuka pintu rumahnya yang baru saja diketuk oleh tamu.
"Papa, ada tamu. Mama bilang bukain." Katanya pada Papanya yang sedang membaca koran diruang tamu.
"Kamu yang bukain ya, papa lagi sibuk." Ucap papanya sambil mengelus rambutnya agar mau mengikuti perintah papanya.
Gadis kecil itu langsung berjalan menunju pintu, ia membuka pintu dan melihat wanita hampir paruh baya berdiri menjulang tinggi didepannya.
"Hei, adik kecil. Kak Alya sana kak Reyna nya ada?" Tanya perempuan itu pada anak kecil itu.
"Mama Lena lagi masak didapul, aku Ayla." Ucapnya masih belum fasih berbicara karena masih tiga tahun.
Flass back
4 tahun yang lalu Bima dan Reyna menikah, mereka dikaruniai seorang anak perempuan.
"Sayang, mau kasih nama siapa?" Tanya Bima setelah Reyna melahirkan. Bayi itu kini berada dipelukan Reyna.
"Adriana Ayla." Jawab Reyna dengan senyuman yang masih pada Bima.
"Bagus," ucap Bima dan mencium kening Reyna.
"Hai Ayla, ini papa." Kata Bima menghibur anaknya.
Flass back.
Seketika wanita itu tertegun dan turun menyamai tinggi anak kecil yang berusaha untuk memahami siapa yang berada didepannya.
"Bim, siapa tamunya?" Tanya Reyna yang baru keluar dari dapur ingin melihat siapa orang yang bertamu kerumahnya.
Reyna menggantungkan tangannya di pinggang menatap Bima tajam, namun yang dipandang tidak merasa bersalah.
"Bim, kamu biarin Ayla bukain pintu buat tamu?" Kata Reyna memarahi Bima.
"Emangnya kenapa?" Tanya Bima dengan tanpa rasa bersalah.
"Kalau bukan orang baik gimana?" Tanya Reyna masih marah.
"Gue orang baik kok." Suara yang datang dari luar sambil menggendong anak mereka.
"Alexa?"
"Ternyata kalian masih ingat gue, seharusnya kalian gak boleh ingat gue." Katanya dan menurunkan Ayla kecil.
Alexa pelan-pelan melangkah mendekati Reyna yang masih bingung. Ayla berjalan mendekati Bima dan memeluk kakinya.
Alexa berlutut pada Reyna dan menangis. "Maafin gue, Rey. Gue banyak salah sama lo. Terutama sama Ayla." Katanya menangis tersedu sedu dibawah kaki Reyna.
"Kalau lo izinin, gue mau ketemu sama Ayla, buat minta maaf." Katanya memohon pada Reyna.
Reyna berusaha untuk menahan diri untuk tidak menangis. Reyna mengangkat bahu Alexa agar ia berdiri. "Ayla udah maafin lo kok." Ucap Reyna saat Alexa sudah berdiri tegap dihadapannya.
"Tapi gue mau minta maaf langsung, Rey." Paksa Alexa.
"Baik." Kata Reyna dan ia mengajak Alexa untuk ikut dengannya.
Jelas raut wajah Alexa memberi sinyal bahwa ia bingung, apakah Ayla tidak tinggal bersama mereka? Dan mengapa nama anak mereka adalah Ayla?
Akhirnya mobil itupun berhenti, Reyna menuntun Alexa untuk sampai pada tujuan mereka. Alexa memperhatikan tulisan pada nisan itu. Kakinya bergetar dan lututnya jatuh.
Bibirnya bergetar dan air mata mengalir di pipinya. Alexa meraba-raba tulisan di atas nisan itu dan menundukkan kepalanya sambil menangis.
"Ini bener Ayla?" Tanya Alexa tak percaya.
Reyna hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Alexa. Kakinya semakin bergetar sampai ia duduk di atas tanah dan melanjutkan tangisannya.
===
TAMAT
Terima kasih sudah membaca><
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl✓
Random"Kalau Ayla bisa milih, Ayla nggak mau dikasih ini kak, Ayla lebih milih ikut sama Diah dari pada harus kayak gini" Ayla "Ayla nggak boleh ngomong gitu, Inget ay Diah nitip bundanya sama Ayla" Reyna "Ayla nggak boleh sedih terus terusan kayak gini...