32| Kesalahan

27 4 0
                                    

Sekarang sudah sore, waktu pulang sekolah sudah berlalu beberapa jam yang lalu namun Ayla belum juga pulang kerumah.

Ia memang meminta izin untuk mengunjungi makam Diah namun seharusnya tidak selama ini, ia selalu saja berlama lama jika sudah menyangkut Diah.

Reyna yang menunggu kedatangannya susah siap dengan omelan yang akan ia berikan pada Ayla. Reyna tidak menjemput atau menemani karna Ayla yang ingin pergi dan pulang sendiri.

Reyna berjalan mondar mandir menunggu kepulangan Ayla yang tidak pasti, setelah beberapa menit berdiri ia melihat sebuah mobil berhenti di depan gerbang ruamhnya.

Seorang gadia keluar dan itu adalah adiknya, Ayla dengan santainya masuk dan melewati Reyan yang sedang menarik nafas untuk mengomelinya.

Ayla berlalu masuk tanpa bicara, memilih diam agar tidak terjadi perdebatan.

Namun sia sia, Kakaknya ini selalu saja memancing emosinya.

"Kamu kenapa pulang telat?" Tanya Reyna.

Pertanyaan yang sungguh membuat Ayla sangat malas untuk menjawabnya karna ia sudah memberi tahu kemana ia peegi tadi.

Ya Ayla memilih untuk diam san tidak berkomentar dengan pertanyaan Reyna, Ayla yakin bahwa kakaknya itu sebernya tidak membutuhkan jawabannya karna sudah tahu.

Tapi tetap saja Reyna bertanya walau sudah tahu kemana Ayla pergi, sungguh posesiv sekali Reyna.

"Kenapa sih kamu harus kesana setiap minggu?" Tanya Reyna lagi semakin membuat Ayla kesal, ia selalu saja mengungkit hal yang Ayla tidak suka.

"Kakak inget gak Diah meninggal karna siapa?" Tanya Ayla dengan kesal. "Karna Ayla kak, KARNA AYLA, adik kakak yang ada di depan kakak ini."

"Itu lah sebabnya kakak gak pernah mau Ayla kesana lagi, karna pasti Ayla akan terus terusan nyalahin diri sendiri." Kata Reyna.

"Karna emang Ayla salahkan, Ayla ini egois mentingin diri sendiri, coba aja dulu Ayla gak mentingin diri sendiri pasti sekarang Diah masih hidup kak." Ayla.

"Ini kesalahan Ayla, jadi biar Ayla yang hukum diri Ayla sendiri." Ayla.

"Kamu jangan hukum diri kamu sendiri dengan cara seperti ini, kita semua pernah melakukan kesalahan, sengaja atau enggak kita pasti pernah menyakiti orang lain Ayla."

"Yang perlu kamu lakukan bukan menghukum diri tapi memperbaiki, maafkan diri kamu Ayla, kakak tahu susah untuk memaafkan diri sendiri."

"Tapi ini harus Ayla, kalau enggak rasa bersalah itu akan terus bersarang menjadi luka basah yang berdarah darah, maafkan Ayla, memaafkan bukan melupakan."

"Kamu hanya perlu menerima semuanya dengan lapang dada, memaafkan juga bukan berarti membenarkan kesalahan, memaafkan berarti menerima semua kesalahan dan berusaha untuk merubahnya."

Ayla terdiam kaku mendengar perkataan Reyna yang begitu merasuk kedalam relung hatinya, perkataan yang seolah membela perbuatannya.

Apa yang harus ia lakukan melupakan? Atau harus meninggalkan? Semua ini sudah menjadi kebiasaan baginya.

Sulit untuk merubah bahkan menghilangkannya, kesalahan yang pernah ia perbuat selalu saja menggentayangi malamnya.

Membuat tidurnya tidak tenang, atau jika ia tidur maka ia akan bermimpi buruk, ia juga pernah bertemu dirinya sendiri di dalam mimpinya.

Dirinya versi masa lalu selalu saja menyudutkannya, membuatnya semakin sters dengan segala kesalahan yang pernah ia perbuat.

===

Strong Girl✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang