01| Prolog

619 13 0
                                    


"Hoamm" suara itu di iringi dengan tangan yang menutup mulutnya.

"Harus ya kita skolahnya sepagi ini." bantahnya dengan nada mengantuk.

"Diam, mau telat kayak kemaren lagi?" Jawabnya dengan dingin.

"Tapikan nggak harus sepagi ini." Ucapnya dengan kesal.

"Udah Ice kak Hali nggak usah berantem." Lerainya.

Ya yang berdebat itu adalah si tukang tidur atau Ice dengan kakak tertua atau Halilintar.

Ice adalah anak ke lima dari tujuh bersaudara sifatnya yang pemalas dan suka tidur terkadang sering membuat kakak tertuanya marah.

Halilintar adalah anak sulung, dia adalah anak pertaman dari tujuh bersaudara Hali memiliki sifat yang dingin dan terlihat cuek walau pun begitu Hali memiliki cara agar dia dapat menunjukkan rasa sayang dan pedulinya pada adik adiknya.

"Biarin Gem, tu orang molor mulu kerjaan nya." Ucapnya seraya melirik Ice. Ice tidak menanggapi apa yang Hali bilang tentang nya. Ice hanya menatap tajam Hali yang sedang menyetir. Gempa adalah penengah dari perdebatan itu. Ia anak ke tiga dari tujuh bersaudara, jiwa gempa sangat lembut dan bijaksana dapat mengontrol emosinya dan rajin.

Sesampainya di sekolah tanpa mnegucapkan apa pun Ice langsung keluar dari mobil dan pergi kekelasnya meninggalkan orang orang yang berada di dalam.

"Liat tuh, nggak sopan banget." Ucap Hali dengan kesal.

"Udah kak nggak usah di tanggepin." Gempa mencoba memenangkan Hali.

Ice berjalan menuju kelasnya dengan keadaan yang mengantuk. Tanpa sadar ia berpapasan dengan seorang gadis berhoodie hitam berjalan di dari arah yang berlawanan dengan membaca sebuah buku. Gadis itu tidak menggubris saat melihat pria itu berjalan dengan keadaan mengantuk.

"Akhirnya bisa tidur juga." Ucapnya dengan senyuman sesampainya dikelas. Tetapi baru saja ingin memejamkan mata dan tenggelam dalam mimpi, ia teringat bahwa pr yang harusnya ia kumpulkan hari ini tidak di buatnya lantaran tak mengerti.

Ice yang menyadari hal itu langsung mencari akal agar ia tidak di hukum karna tidak mengerjakan tugas. Dan jalan satu-satu nya yang Ice pilih adalah, berpura-pura sakit dan tidur di UKS.

Jam pulang sekolah, ya Ice tidur di UKS sampai jam pulang sekolah ia tidak mengikuti satu pun mata pelajaran. Setelah keluar dari UKS Ice pergi kekelasnya untuk mengambil aerphone yang ketinggalan di laci mejanya.

Saat ia berjalan di koridor, ia melihat seorang gadis di depan nya sedang berjalan sambil membaca buku. Ice berhenti dan memperhatikan gadia itu (jarak mereka masih jauh). Gadis itu berjalan dengan pelan sambil membalikkan halaman buku yang ia baca.

Ting ting ting ting (Anggap aja bunyi suara panggilan telfon)

Gadis itu memgambil handphone dari saku celananya dan melihat siapa yang menelfonnya. Namun telfon itu ia masukkan kembali ke dalam saku dan membiarkan berbunyi sampai berhenti.

Gadis itu melangkah lagi dengan membuka kembali bukunya hal itu terjadi lagi, telfonnya berbunyi lagi menandakan adanya penelfon.

Namun kali ini ia tidak melihat siapa pemilik nomor itu. Hal itu terjadi sampai 3 kali berturut turut. Karna kesal akhirnya gadis itu pun mengeluarkan telfonya dan menerima panggilan itu.

Ice berjalan selangkah semi selangkah agar mendengar apa yang gadis itu bicarakan dengan orang di seberang telfon. Jabawan yang Ice dengar dari gadis itu hanyalah.

"Korodor."

"Gak."

"Terserah."

Setelah telfon ditutup gadis itu duduk di bangku yang ada di sampingnya dan dengan menundukkan kepalanya. Ice merasakan ada masalah yang menyelimuti gadis tersebut.

Strong Girl✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang