10| Reyna 2

75 4 1
                                    

"Hari ini nggak usah latihan ya Ay, kan tangannya masih sakit" Reyna membuka pintu masuk untuk mereka.
    
"Nggak" Ayla membantah.

"Kakak nggak bisa nganterin, soalnya masih ada tugas di kampus" muka Reyna langsung masam.

"Nggak papa" muka Ayla langsung berbinar binar karna ia akan lepas dari pengawasan Reyna.

"Tapi Kakak udah suruh Ice buat jemput Ayla" kata Reyna sambil tersenyum.

"Nggak mau" binar di wajah Ayla memudar.

"Terserah, Kakak udah suruh dia kesini" Reyna menaikkan kedua bahunya di depan Ayla.

"Ayla bisa pergi sendiri Kak" Ayla menghentakkan kakinya ke lantai.

"Tapi Kakak nggak bisa biarin Ayla pergi sendiri" Reyna berdiri di belakang Ayla dan memegang bahunya

"Jadi, yang nyuruh Ice ngikutin Ayla itu Kakak" tuduh ayla.

"Iya" Reyna mengakui perbuatannya.

"Kenapa Kak? Ayla bukan bayi yang harus di jagain baby siter selama 24 jam" bentak Ayla.

"Tapi kakak nggak nyuruh baby siter kan  buat jaga Ayla" Reyna menikkan sebelah alisnya.

"Tapi Ayla risih Kakak di ikutin mulu, Ayla juga punya privasi yang orang lain nggak boleh tahu" Ayla mencoba membuat Reyna paham.

"Tapi, Kakak nggak berani ngelepasin kamu sendirian" kata Reyna.

"Terserah Kakak deh" Ayla pasrah.

Sedetik kemudian sebuah motor masuk ke halaman rumah mereka.

"Udah sampe" Reyna langsung berjalan keluar.

"Ice nanti kalo Ayla minta di turunin jangan yah" Reyna membisikkan hal itu kepada Ice agar tidak di dengar oleh Ayla.

"Oke sip kak" Ice menyetujuinya.
    
"Oke cantik, jangan pulang malem yah" Reyna membereskan pakaian Ayla.

"Iya iya" Ayla menatap Reyna dengan dingin.

"Bye Ay"

Di tengan perjalanan Ayla meminta Ice untuk berhenti.

"Ngapain berenti di tengah jalan kayak gini sih Ay?" namun Ice tidak memberhentikan motornya.

"Gue mau turun, gue mau naik taksi aja" teriak Ayla dari belakang.
   
"Nggak, nggak bisa. Kak Rey kan udah nyuruh gue jagain lo nanti lo kenapa napa gue lagi yang di salahin" tolak Ice.

"Gue janji bakal jaga diri" Ayla membujuk Ice.

"Nggak bisa" tetapi Ice tetap menolak.

"TERSERAH" Ayla berteriak kecil membuat beberapa pengandara lain menatapnya aneh.

===

"Ay ada telfon nih" Ice memanggil Ayla yang sedang latihan panah.

"Biarin aja gue lagi sibuk" Ayla fokus membidik sasaran panah.

"Ya udah"

"Ay bunyi lagi nih" Ice memanggilnya lagi.

"Biarin aja kenapa sih?" Ayla merasa terganggu dengan suara Ice yang terus menggilnya.

Ice mengambil handphone Ayla dan melihat siapa yang menelfonnya.
"Telfonnya dari Kak Bima Ay"

"Sini, nggak sopan ya lu ngambil barang orang sembarangan" Ayla menarik handphone nya dengan paksa dari Ice.
    

"Halo Ay?"

"Hm"

Tutt-   

Telfon itu berakhir.

Strong Girl✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang