23 [Terbongkar]

1.1K 112 5
                                    

Setelah Hoseok keluar dari kamar Jungkook, Jungkook segera bangun dan menghampiri Namjoon. Namja dibalik pintu itu segera mengelap bekas air matanya yang sempat terjatuh.

"Jungkook-ah, kenapa kau menyembunyikanku?" Tanya Namjoon heran sekaligus bersyukur.

Jungkook menghela nafas. Sebentar lagi pasti Namjoon mendesaknya untuk menceritakan semuanya.

Dan benar saja Namjoon mendesak dirinya untuk menceritakan semuanya. Jungkook menceritakan apa yang ditanyakan Namjoon padanya. Dimulai dari Hoseok yang semakin protektif sampai dirinya yang harus menyembunyikan Namjoon karena jika Hoseok tahu Namjoon menyelinap ke kamarnya dia tak akan membiarkan Namjoon pergi dengan selamat.

"Apa kau seorang dokter?" Tanya Jungkook datar. Dia sudah tahu namun ia mencoba menanyakan hal itu langsung pada orangnya.

Namjoon sempat menegang. Lidahnya kelu untuk menjawab tanya Jungkook.

"O-oh... Mian."

Jungkook tersenyum kecil. Namjoon yang melihatnya melongo. Baru kali ini dia melihat Jungkook mengekspresikan senyum di wajahnya, dan itu karena kebohongannya. Sungguh tidak masuk akal. Seharusnya Jungkook marah atau mengumpatinya, tetapi ini malah terkekeh. Aneh.

"Kau tersenyum? Wae?"

"Kau sungguh lucu. Kenapa harus susah-susah menyembunyikan jika dirimu seorang dokter? Aku tidak masalah dengan hal itu, justru jika kau berbohong aku tidak suka."

Jawaban Jungkook membuat Namjoon kembali terdiam. Sebenarnya bukan niatnya membohongi Jungkook maupun Hoseok, tapi dia takut bila kejadian seperti Seokjin datang padanya.

"Mian, Jungkook-ah. Tapi aku takut kalian memperlakukanku sama seperti Seokjin. Aku paham bagaimana sikap Hoseok padaku saat baru pertama aku melihatnya. Itu sudah membuatku bergidik ngeri. Kalau sudah seperti itu, bagaimana aku bisa jujur? Ini kesempatan satu-satunya bagiku untuk membantu Seokjin. Jika aku jujur dan berakhir diusir oleh Hoseok, aku pasti akan menyesal."

Jungkook diam. Benar juga apa kata Namjoon. Dia mencari aman dengan memanfaatkan situasi.

"Lalu, apa kau tidak mengusirku? Kau tidak marah?" Jungkook menggeleng seraya tersenyum.

"Aku bahkan berharap dokter Seokjin yang datang kesini."

***

"Hoseok-ssi, Jungkook-ssi, aku pergi dulu ne. Aku harus kembali ke kota.  Bulan depan aku kesini lagi." Namjoon berpamitan dengan Hoseok dan Jungkook didepan rumahnya. Dia sudah siap dengan menenteng tas besarnya.

"Ye Namjoon-ssi. Hati-hati. Kau sudah tahu kan jalan menuju perkotaan?"

"Ye, Jungkook sudah memberitahuku."

Namjoon pun membungkukkan tubuhnya dibalas bungkukkan badan Jungkook dan Hoseok. Namja bermantel itu lalu pergi menjauh dari pandangan Hoseok dan Jungkook.

Setelah tiga hari menginap dirumah Jungkook, Namjoon banyak mengetahui sesuatu. Penyakit Jungkook bila dilihat semakin hari semakin memburuk. Bila terus dibiarkan tanpa perawatan khusus, bisa saja virus akan berkomplikasi dan membentuk sebuah penyakit baru atau infeksi oportunistik.

Infeksi itu cukup berbahaya. Tubuh Jungkook akan melemah karena kekebalan tubuhnya yang sudah tak bisa diharapkan lagi. Jika infeksi oportunistik terjadi, sel darah putih dalam tubuh berkurang drastis dan menyebabkan munculnya penyakit yang lebih serius salah satunya adalah AIDS.

Butuh waktu lima jam bagi Namjoon untuk bisa sampai di kota Seoul dengan menaiki kereta bawah tanah. Sepanjang perjalanan tadi, pria berstatus dokter itu selalu memikirkan Taehyung yang benar-benar membuatnya tak mengerti akan pikirannya. Namjoon tahu Taehyung begitu menyayangi Jungkook, tetapi mengapa rasa sayang itu hilang begitu saja dan membiarkan Jungkook sakit tanpa perhatiannya. Taehyung bahkan sudah berjanji akan merawat Jungkook meskipun ia sudah kembali ke Seoul.

5 Years AgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang