Hampir setiap malam Hoseok selalu tidur bersama Jungkook. Anak itu menolak untuk ditinggal sendiri karena takut jika monster ganas menyerangnya lagi.
Tiap malam Hoseok tak pernah tidur nyenyak. Dirinya dibuat terjaga karena Jungkook selalu berkeringat dingin dan itu terlampau banyak. Hoseok selalu mengganti piyama dan sweater Jungkook tatkala keringat itu menembus kulitnya.
Jungkook pun tak pernah absen dari mimpi buruk. Ia selalu mengigau setiap malam. Tak jarang ia menangis lantaran mimpi itu begitu nyata. Hoseoklah yang bertugas menjaganya dan membangunkannya. Menenangkannya hingga Jungkook kembali tertidur tanpa rasa takut lagi.
Malam ini Hoseok sudah tak bisa menahan kantuknya lebih lama. Sudah berhari-hari yang lalu dirinya kuat menahan egonya untuk tidak tidur, namun rasanya malam ini serangan insomnia tak kunjung datang padanya. Hingga ia tak sadar jika sudah mendengkur disamping kanan Jungkook.
"Hyung..." Sayu suara Jungkook terdengar dikesunyian malam. Matanya melirik Hoseok yang sudah terlelap disampingnya.
"Hyung bangun..." Kali ini Hoseok benar-benar seperti orang mati. Tidurnya tak bisa diganggu sama sekali.
Jungkook menghela nafas. Dia bingung, kemihnya sudah tak tahan untuk segera melepas air kencing, tapi dia takut untuk keluar sendiri.
"Hyung antar Jungkook..." Rengeknya seraya menggerak-gerakkan lengan kakaknya. Hoseok melenguh lalu menggeliat, tapi dia tak sempat membuka mata. Justru dia berganti posisi membelakangi Jungkook.
Jungkook menghela nafas lagi. Sepertinya hyungnya sangat kelelahan. Sampai dibangunkanpun tak dihiraukan. Kasihan Hoseok hyung, ia tak mau merepotkannya lagi. Biarlah Hoseok hyung tidur, selama beberapa malam kemaren dia jarang tertidur karena menjaga dirinya.
Desakan air kencingnya terus mendorong dibawah. Jungkook tak bisa menahannya lebih lama. Tidak lucu bila ia mengompol di kasur kan?
Dengan mengerahkan tenaganya, dia menyibak selimut, memakai sandal dan berjalan keluar kamar.
Hal pertama yang ia rasakan setelah membuka pintu adalah gelap, sunyi, sepi, rasanya mencekam. Mengerikan. Meski kamar Jungkook lampunya padam, tapi masih ada lampu meja dan sedikit cahaya dari balik jendela. Sedangkan disini sepenuhnya gelap. Tak ada orang lain selain dirinya. Hingga pahanya berkali-kali menyentok meja karena pandangannya tak jelas.
Jungkook mencoba mencari saklar, tapi letaknya sangat jauh berlawanan. Sementara lampu kamar mandi sudah terlihat dari posisinya berdiri.
Dengan penuh rasa takut, Jungkook beranikan diri menginjakkan kaki menuju kamar mandi. Tangannya merambat tembok karena tubuhnya sedikit bergetar. Kepalanya agak pening tapi tak begitu sakit. Dia masih bisa berjalan sendiri.
Jungkook mulai membuka pintu kamar mandi. Tangannya mencoba berpegangan sisi kullah untuk bisa berjongkok karena gemetar tubuhnya menyusahkannya untuk berlama-lama berdiri.
Selesai dengan urusannya, Jungkook kembali berdiri. Lantai kamar mandi yang licin bisa ia rasakan menggesek-gesek alas kakinya. Dengan sekuat tenaga ia menumpu dirinya di tepian kotak air itu. Mengangkat tubuhnya yang tak begitu berat namun terasa begitu sulit, sempoyongan.
Tak ia sadari sisa air guyuran yang ia siram ke lantai kamar mandi menggenang dan terinjak kakinya. Sandal karet yang sudah agak licin bagian bawahnya membuat keseimbangan tubuh Jungkook goyah. Ditambah kepalanya yang sedang pening membuat tubuhnya tak bisa ia kendalikan. Dan...
Sreeeet
Buggg
"Hyuuuuung...."
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Years Ago
Hayran KurguTiga dokter muda tengah mengabdi disebuah desa terpencil, terdalam, dan terpelosok jauh di daerah Busan dekat pegunungan. Mereka adalah Kim Seokjin, Min Yoongi, dan Park Jimin. Mereka tak menyangka berkat pengabdian mereka disana menjadi sebuah benc...