14. Lily - Apa yang benar?

285 42 10
                                    

Happy Reading

*
*
*
-----------------------------



One vote from you means a lot to me...




14. Lily - Apa Yang Benar?

Ia tak tau apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Rasanya ia sangat ingin marah dikala tahu semua itu. Entah apa yang telah terjadi pada dirinya.

Ia bingung, tak mengerti dengan semua ini.

"Lo kok bego banget sih jadi cewek!"

Gadis itu yang tak lain adalah Luna. Ia hanya bisa diam tak bisa menjawab. Lidahnya serasa kelu. Ia juga tak tahu harus menjawab apa.

Lebih tepatnya bingung.

Memang dirinya meminta seseorang untuk menyelamatkannya, tapi mengapa malah orang ini yang datang?

Sekian banyak orang dibumi ini mengapa harus Wahyu si songong menyebalkan ini?

Luna jadi malu aibnya diketahui oleh Wahyu si songong itu. Namun sebisa mungkin ia harus tetap menguasai dirinya agar tidak terlalu lemah berhadapan dengan Wahyu.

Luna harus kuat.

Luna gak boleh lemah apalagi nangis.

"Ternyata bar-bar lo cuma tameg aja," ujar Wahyu berdecih.

Luna melotot.

Ingin sekali ia membalas perkataan Wahyu yang menyepelekan dirinya. Namun lagi-lagi suara Luna hanya sampai ditenggorokan saja.

Jadi ia mengumpat didalam hati sambil mendengus tak suka.

"Apa? Gue congkel mata lo baru tau rasa," ketus Wahyu yang melihat Luna melototkan matanya.

"Dih sok berani banget lo!''

Dengan susah payah ia mencoba berbicara dan akhirnya berhasil juga.

"HEH CEWEK BAR-BAR KW! LO UDAH DITOLONG MASIH AJA NYEBELIN YA!"

"Lo juga kali ngeselin. Emang lo kira telinga gue gak sakit denger lo ngoceh mulu dari tadi hah? Butuh biaya mahal tau gak buat perawatan telinga gue!"

"Astagfirulla. Sabar sabar. Nih cewek malah mentingin biaya perawatan. Emang ngurusin cewek sinting harus dengan ekstra sabar," ucap Wahyu mengelus dadanya.

Luna jelas tak terima. Ia menatap tajam Wahyu. Ini kalau dijadikan kartun pasti keluar pancaran api dari bola mata Luna.

"Lo jadi cowok ngeselin amat sih?!"

"Lo jadi cewek juga kok songong amat sih?!"

"Lo tuh yang songong!"

"Dih gak nyadar ya mba? Udah jelas-jelas dia yang songong."

Buggh

Awww

Mampus

"ANJIR LO YA SAKIT TAU GAK!" bentak Wahyu marah karna Luna baru saja menendang area sensitifnya.

Luna tersenyum polos. "Duh sakit ya? Maaf gue sengaja tuh."

Wahyu geram kemudian ia mencekal tangan Luna kuat. Luna meringis kembali. Ia lupa jika tangannya tadi digores oleh pria tak punya otak.

Wahyu spontan melepaskan tangan Luna. Kemudian ia menatap tangan itu yang terpampang jelas goresan melintang. Sedetik kemudian ada perasaan yang entah bagaimana didalam hati Wahyu.

L I L Y [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang