31. Lily - Tidak Terduga

221 38 8
                                    

"Terkadang apa yang kita lihat itu bukanlah kebenarannya,"

-Aruna R. Lorenzo

Happy Reading

*
*
*

31. Lily - Tidak Terduga


Kini hari sudah berganti dengan malam. Langit diatas yang tadinya berwarna biru sekarang telah menjadi gelap dan dipenuhi bintang-bintang. Tak hanya itu, disana juga terdapat sebuah pemandangan indah yang sangat bersinar.

Bulan, ya itu adalah bulan.

Lily sangat menyukai bulan. Karna Bulan mengajarkan kita bahwa yang gelap belum tentu tidak ada cahaya sama sekali. Di langit yang gelap, bulan mampu bercahaya sendirian, ikhlas dan tanpa pamrih menerangi setiap sudut-sudut bumi.

Walau keberadaannya seringkali diabaikan, dan cahayanya seringkali meredup tanpa menentu. Namun bulan memberitahu kita bahwa setiap masa memiliki waktunya tersendiri untuk bersinar. Kombinasi antara redupan dan sinar membuat kita sadar bahwa tidak selamanya hidup itu akan selalu terang dan bercahaya.

Maka dari itu Lily percaya jika suatu hari nanti Mama dan Papanya akan sadar tentang keberadaannya. Ia hanya perlu bersabar sekarang. Mungkin dirinya memang sedang diberikan cobaan yang harus dilewatinya.

Namun, lagi-lagi Lily tak bisa seperti ini. Ia hanyalah manusia biasa dan hatinya sangat mudah hancur. Ia sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Lalu ia duduk dan memiringkan kepalanya diatas meja yang berada didepannya sambil menatap sang rembulan yang tengah menghiasi langit malam.

Lalu ia duduk dan memiringkan kepalanya diatas meja yang berada didepannya sambil menatap sang rembulan yang tengah menghiasi langit malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap malamnya ia selalu berbicara kepada sang rembulan bahwa ia sangat merindukan masa-masa bersama Mama dan Papanya.

Masa dimana dia diberikan pelukan hangat, diajak bermain, diberikan semua pujian jika ia berhasil memenangkan sesuatu. Lily merindukan semua momen itu.

Tak terasa air matanya jatuh. Lily sudah pernah bilang jika menyangkut ini semua dia akan sangat terlihat sangat lemah.

Lalu ia menelungkupkan kepalanya diatas kedua tangannya sambil menangis.

"Kenapa gue jadi lemah begini hiks? Kenapa gue gak bisa nahan diri untuk tidak menangis," gumamnya lalu menatap sang rembulan.

"Setiap malam gue hanya dikamar dan gak pernah dipanggil sama Mama untuk sekedar makan malam. Kenapa hiks? G-gue juga ingin disayangin seperti Vina." Lily masih meracau terhadap sang rembulan.

"Bahkan, hanya sekedar menyapa mereka enggan melakukannya. Gue capek harus seperti ini terus. Gak ada yang tau kalau dimalam hari gue selalu hancur," isak tangisnya semakin terdengar.

L I L Y [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang