23. Lily - Apa!

272 36 25
                                    

Happy Reading

*
*
*
--------------








23. Lily - Apa!

"Yahhh dimatiin," lirih Arjuna menatap ponsel yang berada ditangannya.

Kemudian atensinya beralih menatap kearah mereka tajam. "Lagian kalian berisik banget sih! Kan jadi dimatiin sama Aruna," omel Arjuna.

"Salahin noh Darren. Dia yang dari tadi kaya cacing kepanasan!" ketus Malik gak terima.

"Kok jadi gue? Kan lo yang ngambil makanan gue seenak jidat," elak Darren.

"Yeee cuma makanan doang yaelah! Medit amat lo jadi orang."

Arjuna semakin kesal melihat mereka. Ingin sekali ia menghabisinya satu persatu. Tapi sayang, mereka berstatus sebagai sahabatnya.

Jadi niat Arjuna terurung karna status itu.

"Lagian kan bisa ditelpon balik sih Jun," saran Pandu.

"Sayangnya gak bisa. Kalau gue bisa udah dari tadi gue telpon," cibir Arjuna.

"Mampus lo Malikundang. Tamatlah riwayatmu. Lo tau kan kalau Arjuna marah kaya apa," kompor Darren senang hati.

Malik jadi nelan air liurnya ngeliat Arjuna. Sebisa mungkin dirinya harus mengalihkan pembicaraan ini.

Ia tak mau mati muda.

Malik juga belum pernah menikah jadi dia gak mau mati sia-sia ditangan Arjuna.

"Tahan Jun, tahan. Gak usah kek gitu tuh muka. Makin jelek kalo gue perhatiin," celetuk Wahyu enteng.

Tangan Novan otomatis menggeplak kepala Wahyu. Ini orangnya lagi menahan emosi kok makin dipanas-panasin sih.

Kena imbasnya baru tahu!

"Lo gak usah mulai deh Way, entar lo yang kena amukan sang Arjuna anak dari Pandu di film Mahabrata," bisik Novan yang didengar mereka semua.

Pandu yang merasa namanya dibawa-bawa menoleh tajam. Novan yang sadar akan dirinya tengah diawasi mendadak merinding.

Tajam banget auranya.

Ia celingak-celinguk mencari seseorang yang menatap dirinya.

Dan ternyata Pandu.

Ahh Novan gak sadar tadi mulutnya kepleset ngomong.

"Mampus lo! Tadi sombong banget pake ngatain orang, eh dia sendiri juga kena," ejek Wahyu.

Novan cuma menyengir menatap Pandu.

"Ada urusan apa rupanya lo ngehubungin Lily?" tanya Liam yang dari tadi hanya diam.

"Ah iya juga, lo mau ngomong apa rupanya ha? Penting banget emangnya?" tanya Wahyu.

"Tadinya sih penting, tapi karena kalian berisik gue jadi lupa mau bilang apaan," jawab Arjuna.

"Nih anak pernah ngerasain tangan gue melayang kekepalanya gak sih?"

"Kayanya pernah deh Van. Lo kan hobinya gitu tuh. Suka mukulin kepala orang."

"Sekate-kate lo ya Lik. Gue aduin beneren nih sama nyokap lo kalau lo sering maenin cewek," ancam Novan.

Malik kicep. Dia paling takut kalau udah menyangkut tentang Bundanya itu. Serem bangettt tau kalau udah marah.

"Lo mah mainnya ngancam mulu," lirihnya.

L I L Y [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang