"Lakukanlah apa yang ada di dalam hatimu sendiri, bukan malah ngelakuin apa yang orang lain minta,"
Happy Reading
*
*
*
-------------------------------------------Yukkk main tebak-tebakan di part kali ini!!!
43. Lily - Past and Grudges
Beberapa tahun lalu, atau lebih tepatnya sewaktu Liam kecil, ia sering kali melihat Adelia menangis karena suatu hal. Liam kecil pernah bertanya namun Adelia tidak menjawab apapun untuknya.
Sampai sekarang ia masih jelas ingat ketika momen itu. Hatinya sakit jika melihat air mata Adelia terus saja mengalir. Liam bingung harus melakukan apa.
Seiring berjalannya waktu akhirnya Liam paham mengapa Adelia selalu menangis. Ia mengetahui suatu fakta yang membuatnya jelas kaget.
Fakta itu tak lain adalah bahwa Liam mempunyai seorang kembaran.
Liam tidak tahu harus berekspresi bagaimana. Ia bingung dan pikirannya jelas saja masih syok. Tak mau membuang waktu, dengan berani Liam bertanya kepada Adelia yang saat itu sedang menemani ayahnya Axelio.
Adelia dan Axelio spontan kaget karna mendengar lontaran pertanyaan dari putra sulungnya itu. Namun apa boleh buat, memang seharusnya mereka menceritakan ini dengan jujur.
Usia Liam saat itu masih dibilang cukup belia untuk mendengar penjelasan dari orang tuanya. Ternyata memang benar jika ia mempunyai satu kembaran.
Awalnya Liam senang, akan tetapi kala mendengar pernyataan orang tuanya jika kembarannya itu hilang sewaktu dilahirkan, hati Liam hancur.
Pantas saja bundanya selalu saja menangis. Liam baru paham jika Adelia menangis karena kehilangan seorang anak yang bahkan belum sempat ia rawat.
Dari situ Liam berjanji kepada mereka akan menangkap pelaku yang berani membuat keluarga mereka menderita. Ya, Liam menekatkan untuk berusaha mencari keberadaan kembarannya. Liam yakin jika saudara kembarnya itu masih hidup.
Ya, Liam yakin itu.
Bukankah ikatan saudara kembar itu sangat kuat?
Hati Liam selalu gelisah tanpa tahu penyebabnya. Kemudian ia mengartikan jika kegelisahan ini adalah pertanda dari saudara kembarnya.
Sejak saat itu Liam semakin cuek dengan hal yang disekitarnya. Ia merasa jika tidak ada yang lebih penting selain keluarganya.
Namun hal itu berubah sejak bertemu dengan gadis yang bernama Lily Arunatasya.
Lily mampu membuat seorang Liam mengerti akan namanya kepedulian. Gadis itu banyak mengajarkan padanya bahwa kita harus peduli pada hal apapun.
Selain itu, Liam juga belajar akan kerasnya hidup ini. Banyak hal yang membuat Liam mengerti karena kisah seorang Lily Arunatasya yang membuat hatinya goyah.
Lily mengajarkan jika kita harus tetap tersenyum walaupun menghadapi hal-hal yang sulit sekalipun. Liam bahkan tidak pernah berpikir akan kesulitan hidup Lily.
Gadis itu selalu saja menampilkan keceriaannya. Ia selalu membagi kebahagiaan pada sahabatnya tanpa pamrih sedikitpun. Akan tetapi siapa yang tahu jika Lily bahkan tidak pernah merasakan kebahagiaan yang sebenarnya?
Keluarganya bahkan membenci dirinya. Dan gadis itu juga sama seperti Liam yang tidak tahu kebenaran.
Ya, Lily bukanlah putri dari mereka yang merawatnya. Ia ditemukan beberapa tahun lalu sewaktu masih bayi.
Dan astaga!
Liam baru sadar jika Lily ditemukan sewaktu masih bayi. Bukankah saudara kembarnya juga hilang sewaktu masih bayi?
Apakah ini ada kaitannya dengan kembarannya yang hilang?
Namun bagaimana mungkin?
Mengapa Liam baru menyadari hal ini?
Rasanya banyak sekali pertanyaan yang terpikir olehnya. Liam harus memecahkan teka-teki ini secepat mungkin.
Ya, Liam harus bertindak cepat agar semuanya berakhir.
***
"Bagaimana dengan rencana selanjutnya?" tanya laki-laki yang mengenakan jaket hitam itu pada orang yang dihadapannya.
"Rencana selanjutnya gue yang akan turun tangan."
Laki-laki itu tersenyum sambil menggeleng tak percaya. "Gue masih gak percaya akan ini semua," katanya lalu menghidupkan sebuah rokok.
"Gak ada yang minta lo untuk percaya!" ketus orang itu tak suka.
"Santaii dongg, jangan ngegas gitu," ucapnya terkekeh. "Jadi lo belum bisa kasih gue alasan kenapa lo nekat ngelakuin ini?" lanjutnya lagi.
Orang itu mendongak menatap laki-laki yang berani sekali bertanya tentang hal ini.
"Kenapa harus main rahasia begini sih? Lo kenal gue juga udah lama kali. Apa gak ada sedikitpun lo percayain gue?" tanya laki-laki itu.
"Gue gak mau ngulangin kesalahan yang dulu. Dan lagian lo sama sekali gak berhak untuk mengetahuinya."
"Oke kalau itu menurut lo. Tapi satu hal yang harus lo tau, bahwa orang yang akan lo celakain itu bukanlah orang jahat. Gue tau ini agak lebay, tapi ga kenapa hati kecil gue bilang ini semua salah Cla," jelas laki-laki itu.
"Jangan pernah panggil gue dengan nama itu!" sentaknya menatap tajam laki-laki yang ada dihadapannya.
Laki-laki itu tersenyum simpul. Lalu ia menyilangkan kedua tangannya didepan dada. "Kenapa? Ada yang salah dengan nama itu?" tanyanya dengan senyuman smirknya.
Orang itu berusaha menahan kekesalannya dengan menarik napas dan membuangnya. Namun setelah mendengar kata dari mulut laki-laki sialan ini, lagi-lagi ia benci dengan semuanya.
"Gue tau lo terpaksa ngelakuin ini Cla. Gue cuma ingin bilang kalau ikutinlah apa kata hati lo, bukan malah ngelakuin apa yang orang lain minta," ujarnya lalu pergi.
***
Riris tau part kali ini dikit,
tapi dibalik ini semua ada otak yang harus bekerja keras dalam merangkai semuanya:(Jadi jangan lupa ninggalin jejaknya atuh:))
Pabila perlu spam komen dong sama riris:)))
Jangan diem-diem baee:((((
KAMU SEDANG MEMBACA
L I L Y [SELESAI] ✔
Novela Juvenil[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI SELAMA SEBULAN FULL] [SO, DON'T COPY MY STORY!!] -------------- Lily Arunatasya Gadis cantik yang mempunyai sifat ceria, pintar, mudah berbaur, dan baik hati mampu membuat semua oran...