"Kenapa mereka benci sama gue? Kenapa?!"
-Lily Arunatasya
Happy Reading
*
*
*----------------
"L-lo siapa?" tanya Lily bingung.
"Hai, kenalin nama gue Vina anak kandungnya Mama dan Papa," ucapnya sengaja menekan kata 'anak kandung'.
Lily terkejut sekaligus spechless.
Ia masih ingat perkataan Mamanya beberapa bulan yang lalu mengenai seorang anak. Dan Lily tidak menyangka jika ia hari ini bertemu dengan adiknya sendiri.
Ralat, adik tirinya.
"L-lo anaknya M-mama Mawar dan Papa R-Ridwan?" tanya Lily tampak ragu.
Gadis itu mengangguk dan tersenyum kecil. Rambutnya yang hitam dan kulit putihnya mampu membuat orang merasa takjub. Dia sangat cantik dan manis.
Lily menetralisi rasa takjub dan kagetnya. Ia berdehem untuk membuat suasana agar tidak canggung.
"Ada perlu apa lo kesini?" tanya Lily.
Gadis bersurai hitam itu menyenderkan badannya dan menyilangkan kedua tangannya.
"Menurut lo?" tanyanya balik.
Lily menaikkan alisnya pertanda tidak mengerti. "Maksudnya?"
"Ck' lo ga usah sok belaga polos deh," ucapnya menatap Lily malas. "Lo pasti udah tau 'kan kalau lo itu bukan anak kandung Mama dan Papa," lanjutnya.
Lily masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Vina. Ia masih diam dan mendengarkan semua yang ingin dikatakan oleh gadis bersurai hitam itu.
Vina melangkah maju dan tersenyum menyeringai. "Kenapa lo masih aja tinggal disini?"
"Seharusnya lo itu pergi dari sini. Lo gak berhak untuk tinggal disini karna lo cuma anak pungut!" tukasnya tajam.
Mata Lily melebar tak percaya. Ia kira Vina akan memperlakukan dia dengan baik. Ternyata dugaannya salah. Wajah manisnya sangat beda dengan sifatnya.
"Lo!" geram Lily sambil menunjuk kearah Vina.
"Apa? Mau nyangkal fakta itu?"
Lily membalikkan wajahnya dan menutup mata.
Cobaan apalagi ini?
Tidak bisakah dirinya bahagia sebentar?
Kenapa didalam hidupnya selalu merasa tersakiti?
Ingin rasanya Lily menangis dan berteriak untuk menghilangkan semua masalahnya.
"Gue salah apa sama lo Vin? Gue baru ketemu sama lo hari ini. Dan kenapa kelihatannya lo benci banget sama gue? Apa salah gue Vin?" ucap Lily berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya.
Ia tidak mau kalau ia terlihat lemah dihadapan orang.
"Lo salah! Lo salah karna udah hidup didunia ini! Gue benci banget sama lo!! Gue benci! Gue akan balas lo dengan apa yang udah lo lakukan ke gue. Ingat itu!" tukasnya tajam.
Setelah itu Vina langsung bergegas dan meninggalkan Lily sendiri. Lagi dan lagi Lily hanya bisa menangis.
"Kenapa semua orang benci gue? Kenapa!"
"Gue capek hiks kalau hidup kaya gini terus. Dan Vina? Apa salah gue sama dia? Kenapa dia benci banget sama gue hiks."
***
"Morning Bun," sapa Liam sambil mencium pipi Lia secara bergantian.
"Morning too," jawab Lia tersenyum.
Liam pun duduk dan mengambil sepotong roti. Lalu ia mengoleskan selai rasa coklat. Ia memakannya dengan sangat lahap.
"Bang, jadi kapan temennya diajak kesini?" tanya Lia.
Liam yang tadi sedang fokus mengunyah mendadak terhenti. Ia lupa mengundang para sahabatnya itu. Pasalnya akhir-akhir ini dirinya sangat sibuk dengan kegiatannya.
"Kok diem sih bang? Jangan bilang kamu lupa ya," tebak Lia tepat sasaran.
"Maaf Bun."
"Ck' kamu tuh ya kenapa sih bisa lupa terus? Ini Bunda sampai nunggu-nunggu lo. Tega kamu sama Bunda," rajuk Lia.
"Denger tuh Bang, kamu tuh kenapa sih akhir-akhir ini? Ayah lihat kamu kebanyakan dikamar terus sambil merenung," heran Axell.
"There is a problem? If there is, tell Daddy to let you help," lanjutnya.
Liam tampak berpikir apakah ia harus memberitahu pada Ayahnya apa masalah yang ia hadapi? Ia sangat tidak mengerti dengan semua yang ia lihat. Apa yang ia cari pun tak bisa ia percaya.
Memang, Liam secara diam-diam mencari informasi tentang Lily. Ia dibantu oleh Darren yang mengerti tentang teknologi. Dan mereka terus berusaha keras untuk memecahkan semua teka-teki yang terjadi.
Kalau Arjuna dan yang lain ikut, yang ada nanti mereka tidak akan fokus. Tahu sendirilah gimana sifat mereka.
Terlalu lebay dan hiperbola.
Makanya Liam dan Darren merahasiakan ini. Menurut Liam ada yang mencurigakan disemua informasi yang mereka dapat.
"Malah bengong. Cerita 'atuh sama Ayah kamu. Mana tau bisa bantu, secara 'kan Ayah kamu jago tuh kalau masalah nyeledikin gitu," ucap Lia.
Liam juga membenarkan perkataan Bundanya. Memang Ayahnya ini sangat handle dalam segala hal. Ayahnyalah yang telah membuat perusahaan yang sangat terkenal.
Nama perusahaan mereka adalah Pradipta Group.
Cabangnya sudah dimana-mana.
Tak salah kan dia jika meminta bantuan dari sang Ayah?
"Liam boleh minta nyeledikin seseorang 'Yah?" tanya Liam.
"Boleh dong. Siapa yang mau diseledikin? Apa orang itu penting?"
"Lukman Pradipta," ucap Liam membuat Axell dan Lia spontan tercengang.
***
732 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
L I L Y [SELESAI] ✔
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI SELAMA SEBULAN FULL] [SO, DON'T COPY MY STORY!!] -------------- Lily Arunatasya Gadis cantik yang mempunyai sifat ceria, pintar, mudah berbaur, dan baik hati mampu membuat semua oran...