Happy Reading
*
*
*
----------------------------------
One vote from you means a lot to me...
53. Lily - Sebagian Fakta
Sore ini rencananya Lily akan berjalan ke supermarket terdekat sendirian. Ia ingin membeli beberapa camilan untuknya di kemudian hari.
Sembari berjalan di pinggir jalan tak sengaja ia melihat Liam yang tengah berdiri di depan sana. Ah, Lily baru ingat jika beberapa akhir belakangan ini hubungannya dengan Liam sedikit rengangg. Bukan, bukan karna ia yang memulainya melainkan dia lelaki tinggi itu yang enggan berbicara padanya.
Lily tak tahu apa sebabnya. Ia merasa Liam menjauhinya. Lily tidak tahu apakah mungkin itu benar atau tidak. Yang jelas belakangan ini saat Lily mencoba mendekati Liam, lelaki itu malah meninggalkannya tanpa sepatah katapun.
Tidak hanya itu, ketika Lily mengajak lelaki itu berbicara Liam hanya diam tanpa mau menjawab. Lily tidak tahu dimana letak kesalahannya. Ia bingung harus bagaimana menghadapi situasi ini. Belum lagi masalah teror yang menganggunya.
Dalam hati Lily sangat membutuhkan dukungan orang-orang yang disekitarnya. Ia ingin menceritakan masalah rumit ini ke Liam. Namun mau bagaimana pun semua itu hanyalah harapan semata. Ia tidak bisa menceritakannya dan berakhir memendamnya sendiri.
Dengan perlahan Lily memberanikan diri berjalan untuk melihat lelaki itu.
Ia ingin mencoba memperbaiki kesalahannya yang mungkin ia perbuat namun ia tak sadar. Ya, lagian bukankah harusnya ia memperjuangkan cowok itu dari kemarin? Ah, bahkan ia lupa tentang hal itu.Oke, mungkin ini sudah saatnya. Ia tak ingin memendam perasaan ini terlalu lama.
"Liam," panggilnya pelan.
Liam yang tadinya sedang kualahan karna motornya tiba-tiba mati spontan menolehkan kepalanya kearah panggilan tadi. Dan ternyata yang memanggilnya tak lain adalah Lily.
"Lo oke 'kan?" tanya Lily lagi dengan senyumannya.
Liam hanya diam dan tak bereskpresi. Mendadak Lily jadi takut karna mungkin telah mengangu cowok ini.
"L-lo marah sama gue ya?" tanya Lily berani.
Sial, bahkan sekarang Lily malah semakin berani bertanya lebih. Bagaimana tidak ini adalah pertanyaan yang sudah ia tahan dari belakangan ini. Akan tetapi baru bisa ia utarakan disaat waktu yang tidak pas.
"Mending lo pulang," kata Liam datar.
Lily sampai kaget memdengar tiga kalimat yang terkesan mengusirnya. Ah, ia tidak biasa dengan sikap Liam yang begini. Dulu walaupun Liam itu dingin namun dalam hati cowok itu tersimpan kepedulian yang mampu membuat hati orang ketar-ketir.
Lily jadi merasa bingung sekaligus penasaran apa penyebab perubahan Liam. Ia sudah memikirkan semua perbuatannya namun sepertinya ia tidak melakukan kesalahan. Tapi balik lagi ke Liam, apakah memang perubahannya itu karna kesalahan Lily yang tak ka sadari?
Lalu pembicaraan mereka terhenti begitu saja. Lily juga bingung mau berkata apa lagi. Mendadak otaknya blank. Tapi itu hanya sementara. Lily melihat pergerakan Liam yang mengambil ponselnya dan berjalan menjauh untuk menghubungi seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
L I L Y [SELESAI] ✔
Roman pour Adolescents[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI SELAMA SEBULAN FULL] [SO, DON'T COPY MY STORY!!] -------------- Lily Arunatasya Gadis cantik yang mempunyai sifat ceria, pintar, mudah berbaur, dan baik hati mampu membuat semua oran...