Berjalan menyusuri kolodor kampus yang lumayan sudah penuh dengan mahasiswa lain, karena jam sudah menunjukan kelas akan dimulai sebentar lagi. Tak jarang seulgi dan wendy membungkuk sopan kalan berpapasan dengan senior mereka.
"Lo harus coba keluar dari zona nyaman lo sama irene..." ucap wendy tiba tiba. Seulgi memantung mendengar perkataan sahabatnya itu seakan lidahnya membeku tak bisa menjawab ucapan wendy. "Gue udah sering ingetin lo, silahkan sayangi irene tapi ga lebih dari sayang seorang sahabat kepada sahabatnya" sambungnya lagi sadar seulgi tertinggal di belakangnya. "Bukan. Bukan gue larang lo buat cinta sama seseorang, tapi harus lo tau cinta segitiga itu menyakitkan. Apalagi rasa cinta lo ke irene ngebuat lo nekat dan melakukan segala hal untuk dapatin irene." Lanjutnya menghampiri seulgi dan menepuk bahunya. Seulgi masih diam dia tak tau harus menjawab apa? "Di khianati sama orang yang lo cintai itu sakit gi. Apalagi pas lo tau orang yang udah ngerebut kebahagiaan lo itu orang yang deket sama lo. Itu menyakitkan" ucapnya lirih lalu meninggalkan seulgi.
"Gue tau gue paham, itu sangat menyakitkan. Bahkan gue udah pernah kehilangan segalanya dan itu karna orang yang gue sayang dan sangat deket sama gue..." lirihnya, menatap punggung wendy yang sudah menjauh darinya.
"Kau menyerah dongsaeng??" Tanya seseorang dari belakng seulgi. Menoleh menghadap orang itu, seketika membuat emosinya memuncak. "Kita belum bermain, apa kau sudah mengalah lebih dulu? Dongsaeng??" Ucapnya lagi. "Dengar!!! Sampai kapanpun mulai hari ini lo ga bakalan pernah dapatin yang lo mau!!! Udah cukup kebodohan gue karna udah percaya orang licik yang ga tau terimakasih kaya lo dan dengan ga tau dirinya rampas semua milik gue!!!" Ucapnya penuh penekanan. Seringaian muncul dari bibir sehun. "Lo emang bodoh!! Bahkan sampai sekarang, lo cuman bakalan ngabisin waktu lo aja pertahanin semua, karna percuma lo akan tetap kehilangan semuanya untuk kedua kalinya" jawab sehun sambil menunjuk seulgi. "Untuk kali ini gue gaakan biarin lo menang!!!" Seulgi menepis kasar tangan sehun.
"Lo udah jauh tertinggal dibelakang gue seulgi!!"
"Jauh dibelakang bukan berarti gue ga bisa nyusul lo!!!"
Yashh!! Berhasil. Perkataan seulgi berhasil memancing emosi sehun, rahang yang mengeras sampai uratnya terlihat sehun mencengkram kerah baju seulgi, mendorongnya ketembok dengan keras sampai membuat seulgi meringis merasakan sakit dipunggungnya.
"Lo jangan pernah main main sama gue, gue ga segan segan hancurin semua yang lo punya sekarang!!!" Ucapnya penuh emosi.
Tersenyum mengejek seulgi melepaskan tangan sehun dari bajunya "dan gue ga segan segan hancurin semua rencana lo dan keluarga lo yang palsu itu!!! Bajingan!!!"
"Keluarga palsu? Hahahaha. Keluarga lo yang palsu, harusnya lo sadar lo bukan siapa siapa di keluarga lo itu!!!"
"Mereka masih memiliki darah yang sama dan keturunan yang sama, sedangkan lo? Lo cu-,"
"Brengsek!!!!"
Belum sempat pukulan sehun mengenai seulgi aksinya tiba tiba batal karena Mr. Lee keluar dari ruangannya.
"Sedang apa kalian??" Tanya nya
"Ohh.... kami, kami sedang membahas basket, rencananya saya akan mengangkat seulgi menjadi kapten basket untuk angkatan sekarang dan selanjutnya" elak sehun sambil menepuk nepuk bahu seulgi.
"Ahh nde. Kami membahas soal basket Mr. " sahut seulgi.
"Kalian bisa membahasnya nanti, kamu cepat masuk saya mengajar di kelas kamu sekarang!" Ucapnya tegas sambil menunjuk seulgi, lalu meninggalkan sehun dan seulgi.
"Kau tau? Sepertinya aku akan segera menyusul langkahmu hyng" ucap seulgi melepaskan tangan sehun dari bahunya. lalu berjalan menuju kelasnya menyusul sang dosen.
"Kita lihat saja seulgi. Akan aku hancurkan semua yang kamu punya S E M U A. termasuk sahabat tersayangmu, Irene" ucapnya sembari melihat punggung seulgi yang sudah menjauh darinya.
Pendek pendek dulu ya biar banyak😂
Typo monmaap.See ya bye bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone❤🔐
FanficCerita seorang Kang Seulgi yang bersahabat dengan Bae Joohyun/irene. namun apa yang terjadi saat seiring berjalannya waktu seulgi mulai mencintai irene ? Apa yang akan ia lakukan? Menyatakan atau memendam?