Prolog

3.1K 174 6
                                    


Sejak ia menginjakkan kakinya ke ruangan putih itu, air matanya mulai merembes keluar dari pertahanannya. Bau obat-obatan yang menyeruak, masuk begitu saja ke dalam indra pernapasan miliknya. Bunyi alat pendeteksi jantung beralun begitu tenang dan terkesan menggema. Sosok yang kini ada di depannya, menampilkan wajah yang pucat dan datar. Bibirnya yang kala dulu tampak merah menjadi favoritnya, kini berganti warna menjadi lebih samar dan pudar. Serta tangan lebarnya yang dulu suka menghangatkan tangan kecil miliknya, kini menjadi dingin bagaikan batu es.

"Al..." bisiknya tepat di samping sosok yang terbujur lemas di brangkarnya.

"Maafin aku, ya?" Lanjutnya, menggenggam erat tangan dingin cowok itu agar sedikit menghangat.

"Aku pergi, ya? Aku harap, kamu mampu melewati masa koma kamu dengan cepat. Dan setelah kamu bangun, aku berharap kamu gak bakal nyari aku lagi ya, Al!?" Air matanya lagi-lagi terjatuh dari sumbernya.

"Aku bakal terus cinta sama kamu, sampai kapan pun." Ia mengecup tangan dingin itu dan mengecup kening cowok itu dengan durasi yang sedikit panjang. Menikmati moment-moment terakhirnya bersama kekasihnya. Keputusannya yang sudah bulat, membuat ia menyudahi kegiatannya dan pergi meninggalkan cowok itu, serta sejuta kenangan yang masih akan terus menerus tersimpan di memori nya.

Kill This Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang