Dua puluh delapan - Foto lama

287 54 0
                                    

HappyReading.



Langkah cowok itu seketika terhenti. Kepala nya tidak diam menoleh kesana dan kemari, sangat antusias. "Ya ampun, Naaaa! Rumah kamu gede banget. Ini kok ada kolamnya? Punya kamu juga Na?" Mata cowok itu seketika berbinar, ketika menginjakkan kaki di rumah Aluna untuk yang pertama kalinya. Cowok berkaus biru navy itu tampak sangat mengangumi struktur dari rumah Aluna. Sebenarnya- rumah gadis itu tidak lah mewah seperti di film-film yang sering kita lihat. Hanya saja rumah Aluna minimalis dan rapi. Enak di pandang.

"Bukan, ini semua punya papa," jawab Aluna cepat.

"Ih, itu maksud aku. Ini semua punya keluarga kamu?" Dendi gemas.

"Iya. Udah dong ih, ayo duduk dulu. Mau minum apa, Di?" tanya Aluna lembut, seperti biasa. Gadis itu mendorong pelan bahu Dendi, dan mendudukannya di sofa.

"Ini ini, tau minum yang merah itu gak? yang sering di minum Dio?"

"Fanta?" tebak Aluna.

"Iya iya, itu. Kamu punya?" senyum Dendi seketika merekah.

"Hmm... aku liat dulu di kulkas. Kalau ada, aku bawain kesini deh," Dendi mengangguk cepat, dan membiarkan Aluna pergi ke dapur untuk mengambil minuman yang di pintanya.

"Nih, untung aja masih ada. Gak aku abisin semalam," Aluna kembali. Gadis itu menunjukkan sebotol Fanta berukuran jumbo itu pada Dendi. Cowok itu tersenyum senang. Padahal... isinya tinggal setengah. Aluna menghabiskan setengahnya dua hari yang lalu.

Gadis itu membuka serta menuangkan fanta kedalam gelas berukuran sedang, dan kemudian diberikan kepada Dendi. "Makasih, Na. Sumpah, aku selalu kepo sama rasanya," Dendi langsung menegak habis minumannya. Sedangkan Aluna tersenyum kecut di tempatnya.

"Kalau mau abisin... abisin aja ya? kamu tuang sendiri, bisa kan?" Dendi mengangguk. Senyum di bibirnya tak kunjung luntur juga.

"Oh ya, bentar deh. Aku naik dulu ya? Mau ambil komik-komik yang mau kamu liat," Aluna pamit. Dendi mengangguk cepat, dan membiarkan Aluna pergi meninggalkan nya. Rumah Aluna siang ini terlihat begitu sepi.

Seperginya Aluna, Dendi tidak sengaja melihat sebuah album foto yang tergeletak begitu saja di atas nakas, di samping sofa. Lantaran ingin tahu, Dendi mencoba mengambilnya dan melihat-lihat isinya.

Halaman demi halaman, foto demi foto, semua dilihat oleh Dendi, perlahan-lahan.

"Cantik banget, dari kecil," gumam Dendi pelan. Tanpa sadar, Dendi tersenyum geli.

"Ini siapa yaa? Kok kayak kenal?" Dendi meperhatikan lekat-lekat foto kecil Aluna bersama anak laki-laki yang tampak tidak asing di mata nya. Wajah anak itu- seakan sering di lihatnya sehari-hari.

 Wajah anak itu- seakan sering di lihatnya sehari-hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kek pernah liat, tap-"

Tok tok tok

Dendi terkejut sendiri mendengar ketukan keras yang berasal dari pintu utama, dan berjarak 1 meter dari tempat ia duduk. Sontak Dendi membuka pintu itu dengan sedikit ragu. Setelah membukanya, Dendi malah membelalakkan matanya. Tangan kirinya terangkat, membungkam mulutnya yang menganga. Dendi terkejut bukan main, sebab mendapati figur Genta. Cowok jangkung itu berdiri di depan pintu rumah Aluna dengan tatapan tajam khas milik nya.

 Cowok jangkung itu berdiri di depan pintu rumah Aluna dengan tatapan tajam khas milik nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ngapain disini?" tanya Genta galak. Dendi mengerjapkan matanya. Ia mengambil langkah mundur, selangkah lebih jauh dari Genta. Tentu untuk menciptakan jarak yang lebih jauh dari sebelumnya.

"A.. anu b-bang, l-lagi mau minjem komik, s-sama Aluna," jelas Dendi gagap.

"Mana Aluna?" Genta mengayunkan kakinya santai, masuk kedalam rumah. Dendi masih terpaku di tempatnya. Ia hanya mampu membalikkan badan.

"Di-di atas, bang," masih sempat-sempatnya Dendi melirik album foto yang tadi ia pegang. Kini album itu terbuka begitu saja di atas sofa. Lagi-lagi, Dendi terkejut. Pasalnya, setelah ia membandingkan wajah anak laki-laki di foto, dengan wajah Genta yang kini sedang sibuk memainkan ponselnya, Dendi sadar-

-anak itu adalah Genta.

'Nah kan, mirip Kak Genta.' batinnya.

"Di, ini nih kom-" langkah Aluna terhenti seketika. Matanya membesar, melihat eksistensi Alva-nya yang sudah duduk manis di sofa.

"Muka kamu kaya orang keciduk selingkuh aja," ujar Genta, menyindir. Mata cowok itu sempat menatap Aluna, tapi tak lama setelahnya, ia kembali menatap ponsel.

"Ngarang aja kamu," tukas Aluna. Gadis itu kembali berjalan, dan menumpahkan semua komik-komiknya yang ada di dekapannya ke atas meja tamu.

"Wah, banyak banget Naaa. Pinjem satu ya?" tangan Dendi sudah gatal ingin membaca semuanya. Cowok itu melihat-lihat satu per satu judul dengan semangat.

"Pinjem lima juga aku gak masalah! ambil aja mana yang kamu belum baca," ucap Aluna ringan. Gadis itu mendudukkan diri di samping Genta.

Genta? hanya menjadi obat nyamuk di antara mereka. Cowok itu sebenarnya juga menyukai manga anime. Namun, genre yang di sukai Genta dan Aluna sangat berbeda. Genre yang Genta sukai adalah Horror dan Action. Seperti Attack on titan, Parasyte, dan sebagainya. Berbeda dengan Komik-komik milik Aluna yang berserakan di atas meja. Komik gadis itu rata-rata adalah Detektif Conan, Doraemon, dan ada beberapa lainnya.

Genta memilih untuk diam saja kali ini. Namun tidak sengaja, netranya menangkap satu objek yang sudah sangat lama tidak ia lihat. Album foto yang terbuka begitu saja, dan tergeletak tidak jauh dari tempatnya, berhasil mencuri perhatiannya. Cowok berkemeja hitam itu mengulurkan tangannya, dan mengambil album itu serta melihatnya.

Genta menyungging kan senyum kecilnya. Ia sedikit merasa lucu melihat wajah lugunya dulu yang masih belum mengenal arti lelahnya hidup. Lalu, matanya beralih menatap wajah imut gadis kecilnya saat masih kecil. Aluna terlihat begitu chubby dan menggemaskan di foto itu. Tidak seperti sekarang, gadisnya sudah jauh berubah menjadi wanita yang cantik dan dewasa.

"Aluna," panggil Genta.

"Iya, Al?"

"Aku post ini di instagram, boleh kan?"

"IH JANGAN DONG, ALVA!"

____



Thanks for reading🖤
Vote dan komen nya yang banyak yaaa...
Hehe:))

Kill This Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang