Dua puluh satu - Tantangan Renald

395 57 4
                                    

Selamat membaca!🧡





Ting.

Alva:
Masi dikelas?

Me:

masih, tapi gurunya lagi keluar bentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

masih, tapi gurunya lagi keluar bentar.

Alva:
uda selesai samperin ke uks aja

Me:
Al, kamu sakit lagi??

Alva:
bukan, numpang tidur aja.


Aluna bernafas serta tersenyum lega setelah membaca balasan dari Genta.

"Kenapa kamu Na? Kok senyum-senyum sendiri?" Aluna terkesiap. Aluna mendekap ponselnya seakan Dendi tidak boleh tahu akan isinya.

"Ah? Ah.. gak ada."

"Udah, simpen dulu hp kamu. Tuh pak Eko udah balik," Aluna mengangguk dan kembali menaruh ponselnya di tempat semula.

___

"Ta. Mau juga dong, manggil lo Alva," Sean mengedipkan sebelah matanya, genit.

Genta memang tidak sedang sendirian, Sean lagi-lagi mengikutinya seperti biasa. Tidak masuknya wali kelas mereka saat ini membuat kedua remaja itu berakhir ditempat itu.

"Ya udah, panggil ya tinggal panggil," jawab Genta biasa.

"Akang Alva, Rrrr... gelay sendiri gue," ujar Sean ogah-ogahan.

Genta hanya tersenyum kecil. Cowok itu menaikkan kedua kakinya ke atas ranjang, bersiap untuk tidur.

"Mau ngapain lo?"

Genta menatap Sean malas, "tidur."

"Eh, betewe... kita enggak ke makam?"

Genta menaikkan sebelah alisnya. Ia tampak berfikir. "Gue sibuk," tukasnya.

"I... iya sih. Gue tau."

"Ya udah, gue mau tid-"

Ceklek

"Ini anak dua ini, ngapain disini? Bukannya masuk kelas malah leha-leha di UKS mentang kosong?!"

Genta dan Sean sama-sama tersentak. Bu Sri mengomel begitu tiba-tiba. Awalnya mereka mengira bahwa itu adalah Aluna. Ternyata dugaan mereka berdua salah besar.

"Atuh elah ibu. Lima belas menit lagi juga udah bel pulang," protes Sean. "Kita juga lagi gak ada guru di kelas."

"Lima belas menit juga waktu, Sean. Balik sana kalian berdua!"

Kill This Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang