Arga's | 0.1

598K 26K 960
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

[ Untuk pembaca baru, silahkan tetap menekan tombol vote untuk menghargai karya saya ]

"Lo serius sama Nayaka?" tanya Kiara menatap wajah Ginna serius. Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum lebar menampilkan jejeran gigi rapihnya.

"Ngapain senyum? jawab."

"Na!"

"Tuli lo?" decak Kiara menatap Ginna jengkel.

Ginna terkekeh kemudian memeluk lengan Kiara erat masih dengan wajah sumringahnya. "Serius apa sih, Ra?"

"Ngapain nanya balik!?" balas Kiara galak membuat Ginna kembali terkekeh pelan mendengarnya. Temannya yang polos ini memang akan berubah menjadi ibu tiri jika sudah menyangkut soal Nayaka, cowok yang selama ini ia idam-idamkan. Teman mereka.

"Iya beneran, Ra."

"Beneran apa?"

"Beneran itu— suka." cicit Ginna membuat Kiara menghela nafas panjang. Jelas terlihat ia kurang setuju dengan apa yang barusan dikatakan Ginna.

Bukannya apa-apa, selama ini yang Kiara tau dan orang-orang lain tau, mereka bertiga, Kiara, Ginna, dan Nayaka adalah teman baik. Bisa dikatakan sahabat malah, karena ketiganya memang dekat sejak masa putih biru hingga kini. Agak aneh jika Ginna dan Nayaka akan memiliki hubungan nanti, lalu Kiara bagaimana?

"Ra? kok diem?" tanya Ginna menyentuh jemari Kiara yang berada diatas meja. Kiara kembali menghela nafas kemudian menatap Ginna datar, "Kasih tau gue kalo Nayaka nyakitin lo."

Ginna tersenyum lebar kemudian memeluk Kiara erat. "Doain cepet jadian yah." bisik Ginna dengan suara pelan, takut jika teman sekelasnya yang lain mendengarnya.

Kiara mengangguk pelan masih dengan wajahnya yang terlihat biasa saja. "Kasih tau juga kalo udah gak suka."

"Lah? kenap—"

"Lo lupa Nayaka siapa?" potong Kiara berhasil membuat Ginna mengatupkan bibirnya rapat. Tidak berani membantah ucapan Kiara barusan, karena apa yang dikatakan Kiara tadi benar adanya. Ginna harusnya tidak melupakan soal siapa Nayaka disekolah mereka.

"Lo mau kado apa? tar gue mau belanja." ucap Kiara mengalihkan pembicaraan mereka, kedua bola mata Ginna langsung berbinar membuat Kiara sedikit was-was. Takut sahabatnya itu meminta hadiah yang—

"Lo nginep dirumah gue. Valid. No debat."

– – –

"Na, beneran nih gak kependekan?" tanya Kiara menatap pantulan dirinya dicermin besar milik Ginna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Na, beneran nih gak kependekan?" tanya Kiara menatap pantulan dirinya dicermin besar milik Ginna. Menggunakan pakaian milik Ginna sama dengan siap terlihat seksi karena memang begitulah selera gadis itu. Sangat cocok untuk Ginna yang cuek, lalu Kiara? ia akan sibuk memikirkan omongan orang lain sepanjang waktu.

Ginna menoleh kemudian tersenyum senang. "Lo cantik, Ra. Ayo buruan makan, kakak gue udah nungguin." ajak Ginna menarik tangan Kiara cepat.

Kiara mendelik kemudian memaksa Ginna agar menatapnya, "Kakak lo ada? kak Arga ada?" cecar Kiara panik justru membuat Ginna terkekeh kemudian mengangguk semangat.

"Kok gak bilang?"

"Kalo gue bilang lo pasti gak mau. Kakak gue gak gigit kok." tungkas Ginna kembali menarik tangan Kiara menuruni satu per satu tangga melingkar dimansionnya.

Belum habis mereka berdua menuruni anak tangga, Kiara sudah bisa melihat sosok laki-laki yang duduk di salah satu kursi meja makan sambil memainkan ponselnya. Dengan dua orang pelayan yang menunduk dibelakangnya.

"Kak ini—"

"Lambat." ucap Arga tajam memotong omongan Ginna yang mendelik mendengarnya.

Ditempatnya Kiara menggigit bibir bawahnya ragu, Arga terlihat tidak menerima kehadirannya dengan baik. Terlihat galak dan irit bicara seperti bagaimana kakak kelasnya itu terlihat disekolah.

"Mau sampe kapan berdiri disana?" tanya Arga datar membuat Kiara langsung buru-buru menarik kursi hingga tanpa sadar menghantam kakinya kuat.

"Sshh.." ringisnya pelan namun buru-buru duduk karena tatapan tajam Arga ke arahnya.

"Ceroboh banget. Luka gak?" tanya Ginna yang dibalas gelengan cepat Kiara. Ia hanya ingin makan malam sialan ini berakhir dengan cepat dan ia bisa kembali ke kamar Ginna.

Hanya dentingan sendok yang terdengar diruang makan mansion Ginna itu. Ketiganya makan dalam diam, jika Ginna dan Arga makan tanpa suara karna memang kebiasaan, Kiara justru makan sepelan mungkin karena tatapan Arga.

Biasanya ia akan makan dengan lahap dan masa bodoh dengan bibirnya yang akan belepotan.

"Gue mau call Nayaka, lo minta susunya sama bibi aja ya." bisik Ginna kemudian beranjak meninggalkan ruang makan.

"Gue duluan kak."

Kiara meraih gelas air miliknya kemudian meneguknya kasar, melirik Arga yang sedang memainkan ponselnya ragu. Apa yang harus ia katakan sekarang!? Ginna sialan.

"Kenapa?"

"Bawa semuanya ke belakang." perintah Arga pada dua pelayan yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Dua wanita itu bergerak cepat meninggalkan ruang makan yang kini hanya menyisakan Arga dan Kiara.

Kiara berdehem pelan kemudian bangkit dari duduknya perlahan, "Kak, gue—"

"Sstt.." desis Arga berjalan pelan ke arah Kiara yang menatapnya takut-takut.

Tangan besar Arga melingkari pinggang ramping Kiara kemudian menarik tubuh gadis itu agar menempel ditubuhnya.

"Kak—"

"Lo takut sama gue?" tanya Arga membuat Kiara lagi-lagi menutup rapat bibirnya.

Arga tersenyum miring kemudian menyembunyikan wajahnya diceruk leher Kiara, mengecup pelan leher jenjang sahabat adiknya itu kemudian menghisapnya perlahan.

"Eeemmmhhh.." lenguh Kiara mencengkram ujung kaos Arga.

Tangan Arga berpindah dengan cepat menyentuh bokong sekal Kiara hingga gadis itu tersentak kemudian mendorong tubuh Arga cepat. "Gu— gue duluan kak." pamitnya kemudian berjalan cepat menaiki anak tangga.

Di belakangnya Arga tersenyum miring melihat tingkah Kiara dan mengingat tanda merah yang ia berikan dileher gadis itu. Miliknya.

– – –

Buat yang request full story Arga's, here it is! 🤗🌈

jangan lupa comment dan vote banyak-banyak supaya aku semangat nulisnya ya! hehe

see you!💗

Arga's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang