Arga's | 2.1

284K 11.7K 494
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

Ghinna berdecak kesal ketika Kiara tidak masuk hari ini dan gadis itu tidak mengatakan apapun padanya. Ghinna jadi tidak punya teman di sekolah. Temannya hanya satu selama ini, Kiara.

Selebihnya hanya formalitas karena mengenal dirinya yang notabenenya adalah adik kandung seorang Arga Stevano.

Kakaknya itu sangat di puja di sekolahnya. Entahlah karena apa. Wajah kakaknya itu memang masuk ke dalam kategori tampan, melebihi Nayaka bahkan, tapi tetap saja menurut Ghinna kakaknya itu biasa saja.

Ghinna tidak pernah mempermasalahkan akun sosial medianya yang penuh karena pertanyaan teman-temannya soal Arga, tidak masalah di ajak berteman hanya karena statusnya sebagai adik kandung Arga. Karena Ghinna itu cuek. Ia sudah punya Kiara sebagai temannya dan ia tidak ingin menambahnya lagi.

Tapi satu hal, secuek apapun Ghinna menyangkut soal penggemar Arga. Ia tidak akan tinggal diam ketika kakaknya itu memiliki seorang kekasih nanti. Ghinna akan melabrak perempuna yang menjadi kekasih Arga nanti hingga hubungannya keduanya putus.

Masa bodoh jika ia egois, Ghinna tidak ingin Arga mengistimewakan wanita lain selain dirinya dan Maminya.

Ghinna meraih tasnya kemudian memakainya santai. Berjalan keluar kelas sambil menelpon Kiara. Beberapa kali berusaha mendial nomor gadis itu, akhirnya Kiara menjawabnya.

"Ra, asli lo jahat. Lo beneran tega biarin gue sendirian di sekolah?"

"..."

"Ra sumpah gue mau skip hari ini."

"Anjing. Ra, mulut lo bisu?"

Ghinna menghentikan langkahnya menunggu jawaban Kiara di seberang sana. Temannya itu terdengar menghela nafas panjang beberapa kali.

"Ra, lo—"

"Lo bisa kesini, Na?"

Ghinna langsung mempercepat langkahnya mendengar suara lemas Kiara di seberang sana. Temannya itu tidak membolos, Kiara tidak baik-baik saja sekarang.

"Otw." ucapnya singkat kemudian mematikan sambungan telponnya.

Berjalan cepat menuju ke arah parkiran, masa bodoh dengan pelajaran yang sebentar lagi akan berlangsung. Sebelum pintu sekolahnya tertutup Ghinna harus berhasil mengeluarkan mobilnya dari pelantaran sekolah.

"Heh. Mau kemana lo?"

Ghinna menoleh ke arah Arga cepat kemudian mengumpat pelan. "Jangan sekarang."

"Lah, kakak lo ini, Na." ucap Marcell menahan lengan Ghinna hingga gadis itu menoleh ke arahnya kesal.

"Apa?" tanyanya kesal

"Balik." ucap Arga singkat dengan wajah datarnya, tidak memberikan adiknya kesempatan membolos hari ini.

"Gak."

Arga's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang