Happy reading!
Kiara meringis ketika Arga menarik kuat tangannya menuju apartment cowok itu.
"Ga, sakit!" sentak Kiara membuat Arga langsung menghempaskan tangan Kiara kuat hingga menabrak dinding di belakangnya.
"Ngapain lo sam—"
"Lo harusnya gak mukul Farrel!" teriak Kiara kuat dengan tatapan tidak bersahabat yang ia layangkan ke arah Arga. Benar-benar kesal karena sikap seenaknya cowok itu seolah mendarah daging.
Arga mencengkram kuat rahang Kiara. "Lo belain dia?"
"Gue belain karna dia gak salah, lo yang salah." ujar Kiara lagi tanpa peduli rasa sakit yang di timbulkan Arga di rahangnya atau tatapan menusuk cowok itu.
"Tarik omongan lo Kiara," desis Arga tajam
Kiara menggeleng pelan dengan tatapan tidak percayanya. "Farrel nolongin gue, Ga. Kenapa lo ngebantah terus?" ucap Kiara menekan setiap kata yang ia ucapkan menahan marah.
"Kenapa lo belain dia terus? atau lo ada affair sama dia?"
"Kalo iya kenapa? lo—"
Plak!
Kiara langsung bungkam dengan wajahnya yang terlempar ke samping usai Arga menampar pipinya kuat. Cowok itu mencengkram rahang Kiara, memaksa gadis itu agar menatapnya.
"I'm not sorry, Kiara. Lo lupa sama batasan lo." ujar Arga menatap gadis di hadapannya tajam
"Lo yang lupa sama batasan lo, Arga. Bokap gue aja gak pernah mukul gue!" teriak Kiara menatap Arga dengan matanya yang memanas. Antara kecewa dan sakit di saat yang bersamaan.
Arga berdecih sinis. "And that's why lo lupa sama batasan lo. Lo gak pernah di ajarin."
"Lo brengsek."
Arga tersenyum miring kemudian memaksa Kiara agar berjongkok di bawahnya, tepat di depan kejantanannya yang masih tertutup celana kain.
"Suck my dick, Kiara bad Lenartha."
- - -
Kiara menatap punggung tegap Arga yang meninggalkannya begitu saja setelah cowok itu mendapatkan pelepasannya di dalam mulut Kiara dan memaksanya untuk menelan semua cairannya. Tatapan Kiara memanas mengingat bagaimana Arga memperlakukannya kali ini.
Harga diri Kiara seolah di injak-injak oleh cowok itu. Kiara bahkan masih menggunakan seragamnya ketika ia harus memanjakan kejantanan Arga barusan.
Dengan sisa tenaganya Kiara melangkah memasuki bilik kamar mandi Arga, menatap sekeliling kamar mandi cowok itu lalu berdecak pelan ketika tidak menemukan benda tajam yang ia cari.
Gadis itu tersenyum tipis menatap cermin Arga yang saat itu pernah melukai tangannya, ingat?
Kiara menyenderkan kepalanya pada cermin itu lalu perlahan menghantam pelan kepalanya dengan cermin.
Pelan,
Pelan,
Pelan.
Dan kini berubah menjadi hantaman kuat hingga cermin besar itu hancur di bagian sudutnya.
Pyar!
"Kiara! Jangan gila ya!" teriak Arga menggedor kuat pintu kamar mandinya.
Kiara mengabaikan teriakan Arga di luar sana, cewek itu menatap refleksi dirinya dengan wajah datarnya. Luka di pelipisnya, darah yang mengucur deras dari kulit kepalanya yang sobek, tidak sebanding dengan harga dirinya yang sudah hancur.
Tangan kecil Kiara bergerak menyentuh tetesan darah kentalnya yang terus merembes turun kemudian tersenyum tipis. Tetesan darah yang ia keluar karena perbuatannya ini, merupakan tanda bahwa Kiara masih hidup meski tanpa harga diri.
"Kiara! Open the door!"
Brugh!
"Lo kenapasih!?" bentak Arga memaksa Kiara menatapnya. Cowok itu mengumpat ketika melihat pelipis Kiara yang terluka dan cermin di kamar mandinya yang hancur berantakan.
Arga menarik tangan Kiara lembut ke arah ranjangnya lalu berjongkok di hadapan gadis itu. "I'm out of my control, again. Sorry." lirihnya menatap wajah Kiara dengan tatapan penuh penyesalannya.
"Gue yang salah, lo gak perlu ngelukai diri lo sendiri karena gue." ujar Arga lagi dengan nafasnya yang memburu karena panik ketika Kiara masih saja bungkam.
Kiara menghela nafas kemudian menggeleng pelan. "Gue kayak gini bukan karena lo."
"Darah yang masih bisa keluar, itu tanda kalo gue masih hidup meski tanpa harga diri." lanjutnya dengan suara pelan yang bahkan nyaris tidak terdengar.
Arga meraih handphone miliknya kemudian mengirimkan pesan untuk seseorang lalu kembali menatap Kiara lekat.
"Gue ya yang buat lo ngerasa gak punya harga diri?"
Arga kembali mengumpat dalam hati ketika Kiara mengangguk pelan dengan polosnya. Tangan besar Arga meraih kedua tangan Kiara lalu menggenggamnya erat.
"Gue minta maaf, Ra. Maaf udah buat lo ngerasa kayak gitu."
Arga beranjak ketika bel apartmentnya berbunyi. Cowok itu mempersilahkan seorang pria dengan kemeja birunya masuk ke dalam kamarnya dan memeriksa luka di kepala Kiara.
Dengan telaten pria setengah abad itu membersihkan luka Kiara lalu meneteskan sesuatu di atasnya.
"Kiara, kalau kamu kehausan, bukan berarti kamu boleh menelan racun." ucap pria paruh baya itu sambil mengusap lembut bahu Kiara lalu meninggalkan pasangan muda itu di dalam kamar Arga.
Arga berjongkok di hadapan Kiara lalu mengecup lutut gadis itu lembut.
"Jangan lukai diri sendiri lagi, yah?" bisik Arga pelan membuat Kiara menatapnya balik dengan tatapan sayu. Gadis itu mengusap rahang tegas Arga lembut tanpa mengatakan apapun.
"Mulai hari ini lo pacar gue, Kiara. You're mine."
- - -
yang minta mereka jadian, nih aku kabulin😌 wish kalian setelah mereka jadian apa? Arga jadi so sweet?🤣
happy 500k+ readers btw!
padahal belum seminggu aku nulis happy 400k+ di part sebelumnya🥺jujur terharu banget guys.. thankyou so much yah!🥰🌈see you!💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga's [COMPLETED]
Romance17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] Kiara terpaksa mematuhi semua perintah Arga dan menyerahkan tubuhnya pada Arga karena ancaman cowok itu yang akan...