Happy reading!
"Terus lo mau gue nyuruh Amira renang pake gamis!?" bentak Nayaka membuat Ghinna langsung mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Di mata cowok itu jelas terlihat tatapan marah yang bisa kapan saja di luapkan oleh Nayaka. Tentu saja Ghinna sedikit— ekhm, takut.
Kecemburuan Ghinna sejak dua minggu yang lalu benar-benar tidak bisa Nayaka mengerti. Bagaimana bisa cewek itu cemburu pada partner lomba renang Nayaka yang katanya menggunakan baju renang terlalu ketat?! lalu Nayaka harus melarang Amira menggunkan baju renang begitu? konyol.
Yang Nayaka tidak tau adalah Amira yang terus-terusan memanas-manasi Ghinna karena kedekatan keduanya beberapa waktu belakangan ini. Cewek itu dengan berani memasukkan foto topless Nayaka ke instagram story-nya! Yang benar saja! Bahkan Amira tanpa malu membubuhkan emotikan terpesona di foto Nayaka.
Tangan Nayaka terulur mengusap pipi Ghinna lembut. "Gak usah mikir yang aneh-aneh. Surprise buat Kiara udah sampe mana?"
Ghinna melepaskan tangan Nayaka dari wajahnya. "Gak tau." jawabnya singkat sebelum melangkah menjauhi Nayaka.
"Jangan marah-marah, sayang." ucap Nayaka meraih tangan Ghinna kemudian memeluk gadis itu erat.
Pertengkaran tidak jelas mereka barusan untung saja di lakukan di dalam mobil ketika sudah berada di parkiran mall. Bisa bayangkan jika Nayaka masih menyetir? ia bisa saja gila dan membelokkan mobilnya ke laut.
Nayaka yang jago berenang dan Ghinna yang bahkan tidak bisa menahan nafasnya lama-lama.
"Kamu nyebelin. Amira tuh parasit, sayang." ucap Ghinna kembali mengingat Amira sialan si menyebalkan itu. Nayaka mengangguk kecil, "Gue suruh Gerry gantiin gue aja kalo gitu."
"Jangan, Nayaka!" tolak Ghinna cepat sambil menatap Nayaka kesal.
Nyaris 1 bulan Ghinna makan hati melihat kedekatan Nayaka dan Amira di kolam renang, lalu sekarang Nayaka ingin menukar posisinya begitu saja dengan Gerry? hell no. Setidaknya perjuangan Ghinna menahan cemburunya menghasilkan Nayaka yang menang kejuaraan nasional nanti, meski bersama Amira. Atau Ghinna doakan saja gadis itu mendadak keram nanti?
"Makanya jangan cemburu-cemburu lagi. Ini lomba terakhir gue sama Amira, gue janji." bisik Nayaka yang di balas anggukan setuju Ghinna.
"Lo mau beli apa buat Kiara?" tanya Nayaka mengikuti langkah Ghinna yang mulai memasuki mall sambil menggandeng lengannya erat.
"Gak tau. Kayaknya dia udah punya semuanya deh." ucap Ghinna dengan tampang watadosnya. Nayaka memutar bola matanya malas mendengarnya, lalu kalau Kiara sudah memiliki semua hal Ghinna tidak akan membeli hadiah?
"Terus gak jadi beli kado?"
"Jadilah! Gila apa kamu." sahut Ghinna menatap Nayaka kesal.
Mata Ghinna berbinar melihat stand mobil jeep yang berada di tengah-tengah mall. Dengan semangat ia menarik tangan Nayaka sedangkan cowok itu hanya mampu mengikuti langkah lebar kekasihnya malas.
Bukannya Kiara biasanya lebih senang menggunakan mini car? ah biarlah.
Berbeda dengan Ghinna yang mulai berpikir keras dalam memilih warna mobil untuk sahabatnya itu, Kiara justru di pusingkan dengan tingkah Pamelo yang memaksanya mewarnai rambutnya.
Kiara memang suka mewarnai rambutnya ketika duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu. Tapi itu dulu. Ketika semua keputusan hidupnya ada di tangannya. Sekarang semuanya sudah berubah karena laki-laki bernama Arga.
"Sekolah kamu gak masalahin ini 'kan?" tanya Pamelo yang mau tak mau membuat Kiara mengangguk pelan. Ia bisa saja menolak usulan Pamelo untuk mewarnai rambutnya, tapi Kiara cukup sungkan menolaknya melihat bagaimana Mami Ghinna itu bersemangat melihat-lihat model warna rambut.
Sekolahnya memang tidak pernah mempermasalahkan hal-hal tidak penting seperti itu. Menurut sekolahnya hal itu tidak akan menimbulkan kecemburuan sosial. Ayolah, biaya sekolah Kiara setiap bulannya saja menyentuh angka ratusan juta. Memangnya ada orang kurang mampu yang masuk disana?
"Warna rose gold pasti bakal jadi bagus di kamu." ucap Pamelo mengusap surai panjang Kiara lembut kemudian tanpa aba-aba menyuruh karyawan salon mewarnai rambutnya.
Wanita paruh baya itu duduk di sebelah Kiara sambil melakukan perawatan untuk jemarinya.
"Tante gak mau cat rambut juga?"
Pamelo terkekeh kemudian menggeleng pelan. "Arga gak akan suka apapun hasilnya, sayang."
Jawaban Pamelo barusan membuat Kiara langsung menghembuskan nafas panjang dengan debaran jantungnya yang menggila. Hubungannya dengan Arga bahkan tidak bisa di katakan baik-baik saja saat ini, apa Arga akan semakin marah karena hal ini?
- - -
part sini sengaja aku buat pendek, hanya ingin memberikan kalian sedikit clue soal konflik sebelumnya🤗
siap untuk part selanjutnya?
btw, happy 900k+ readers!🥳
thankyouuu🥰see you!💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga's [COMPLETED]
Romance17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] Kiara terpaksa mematuhi semua perintah Arga dan menyerahkan tubuhnya pada Arga karena ancaman cowok itu yang akan...