Happy reading!
Kiara menatap refleksi dirinya yang terlihat kacau dihadapan cermin kemudian kembali meremas rambutnya kuat.
Arga itu brengsek.
Seharusnya Kiara bergerak cepat menjauhi Arga karena ia sudah mengetahui fakta itu. Tapi dengan bodoh ia justru berusaha menenangkan dirinya dengan alasan Arga adalah kakak Ginna. Jadi tidak mungkin cowok itu berani bertingkah kurang ajar terhadapnya.
Lalu sekarang apa?
Arga memotret tubuh polosnya, melecehkan Kiara dengan kata-katanya keterlaluannya, lalu mengancam memberitau Ginna soal mereka kalau Kiara berani menolak perintahnya.
Kiara memang polos, tapi ia tidak bodoh. Cewek itu mengerti dengan baik maksud dari kalimat Arga barusan.
"Bajingan!" teriak Kiara memukul cermin di depan wastafel milik Arga kuat.
"Ssshh.." ringisnya ketika telapak tangannya terluka dan mengeluarkan darah segar. Pasti bagian ujung cermin cowok brengsek bernama Arga itu ada yang tajam.
Kiara masih menggigit bibir bawahnya menahan perih ketika pintu kamar mandi diketok kasar dari luar. Katakan Kiara berlebihan tapi ia tidak peduli. Kiara tidak pernah mendapatkan luka sedikitpun sejak dulu karena ia memang tidak pernah melakukan apapun dirumahnya.
"Ra!"
"Bangsat. Kiara kalo lo—"
Teriakan Arga langsung terhenti ketika pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan wajah Kiara yang terlihat jauh lebih berantakan dibandingkan tadi. Bukannya cewek ini berniat mandi?
Arga menghembuskan nafas kasar kemudian mengusap pipi Kiara lembut. "Mandinya gak jadi?"
"Tangannya luka." adu Kiara memperlihatkan telapak tangannya yang berdarah ke hadapan Arga dengan tatapan polosnya.
Cowok itu diam selama beberapa detik sebelum menarik tangan Kiara yang satunya ke arah ranjang, meraih kotak P3K lalu kembali duduk dihadapan Kiara.
"Kenapa bisa luka?" tanya Arga meneteskan alkohol di atas sebuah kapas bersih.
Kiara menatap ngeri kapas yang di pegang Arga lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Cerminnya tajem."
"Sshh.. pelan, Ga." ringis Kiara tanpa sadar menyebutkan nama Arga untuk pertama kalinya tanpa embel-embel kak.
Arga tersenyum tipis namun tetap melanjutkan gerakan tangannya yang sedang menempelkan sebuah handsaplast diatas luka Kiara.
"Udah?" tanya Kiara menatap Arga dan lukanya yang sudah tertutup bergantian.
Arga meraih tangan Kiara lalu mengecup tempat dimana tangan gadis itu terluka dengan lembut. "Udah. Jangan luka lagi."
Kiara masih menatap kedua manik memabukkan Arga dalam hingga tak sadar wajah cowok itu mulai mendekati wajahnya lalu memanggut bibirnya dengan lembut.
"Eemmhhh.. kak—" lirih Kiara membuka mulutnya perlahan karena gigitan Arga dibibir bawahnya.
Lalu membiarkan Arga mengabsen jejeran gigi rapihnya dan membelit lidahnya panas.
"Aaahh.." desah Kiara pelan merasakan remasan Arga dipayudaranya.
Kiara menahan tangan besar Arga yang berusaha masuk ke dalam kaos yang ia kenakan lalu menggeleng pelan berusaha menolak pesona mematikan cowok itu.
"Tugas lo cuman desah." bisik Arga kemudian melepaskan kaos miliknya yang terlihat kebesaran ditubuh Kiara begitu saja.
Cowok itu tersenyum nakal melihat payudara Kiara yang menggantung indah dan kewanitaannya yang tidak tertutupi apa-apa. "No panties, huh?" ejeknya menatap Kiara
Wajah gadis itu spontan memerah mendengar ucapan Arga barusan. "Yang kemaren.. gak ada." lirihnya menunduk malu.
Arga meraih dagu Kiara kemudian memaksa gadis itu mendongak menatapnya. "Lo cantik banget, Kiara." pujinya kemudian kembali menyatukan bibir keduanya.
Mencecap bibir manis Kiara dengan begitu lembut hingga gadis itu terbuai membalas ciumannya.
"Gue mandiin." ucap Arga menggendong tubuh polos Kiara didepan tubuhnya kemudian berjalan ke arah kamar mandi tanpa memutuskan ciuman mereka.
Arga langsung mendorong tubuh Kiara agar menempel dibilik kaca shower kemudian mencium gadis itu buru-buru. Tangan Arga bergerak menyalan shower hingga tubuh keduanya basah dengan sempurna.
"Lo seksi banget." bisik Arga kemudian bergerak menghisap ujung payudara Kiara lembut. Menggoda puting kecoklatan itu dengan lidah panasnya.
"Eemmhhh.."
"Aaahhh.."
"Ga, udahhh.." lirih Kiara berusaha mendorong kepala Arga yang kini berada tepat didepan kewanitannya.
Arga tersenyum miring kemudian membuka lebar paha Kiara, lalu tanpa aba-aba langsung memainkan lidahnya dibawah sana dengan lihai.
"Aaahhh!"
"Godddhhhhh.."
"Ga, guehhh.."
"Argaahhh!" desah Kiara kuat ketika gelombang orgasme ia dapatkan. Untuk pertama kalinya dan itu karena permainan lidah Arga.
Arga menjilat habis cairan Kiara kemudian menatap gadis itu dengam senyum miringnya,
"Suck my dick."
"Ga ih! Enggak!" sentak Kiara menatap Arga tidak setuju dengan nafasnya yang masih tersenggal-senggal.
Arga menajamkan matanya kemudian membuka celana pendeknya yang basah dan melemparnya begitu saja. "Do it."
"Ga—"
"Do it, Ra. Jangan ngebantah." potong Arga tajam lalu menekan bahu Kiara agar berjongkok dihadapannya.
Arga tersenyum miring melihat Kiara yang kini sudah menyentuh kejantanannya yang semakin mengeras. "Masukin ke mulut lo." perintahnya yang langsung dituruti Kiara dengan gerakan lambat.
"Jangan buat gue marah, Ra!" sentak Arga membuat Kiara tersentak lalu buru-buru memasukkan kejantanan Arga ke dalam mulutnya. Sangat menjijikkan.
"Aaahhh.."
"Lo lebih seksi kalo kayak gini."
- - -
100+ votes less than a day!
u guys amazing🥺❤️langsung buru-buru ngetik dan revisi setelah lihat notifikasi Arga's yang sudah 100+ terimakasih banyakkkk!😭🌈
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga's [COMPLETED]
Romance17+ Warning : mature content | DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIARISME‼️ [ Cerita diprivate, silahkan follow untuk membaca semua chapter ] Kiara terpaksa mematuhi semua perintah Arga dan menyerahkan tubuhnya pada Arga karena ancaman cowok itu yang akan...