Arga's | extra part

341K 13.7K 1.2K
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

Ghinna melirik Kiara yang baru saja meletakkan gelas kosong bekas alkohol di atas meja. Tatapan gadis itu terlihat fokus ke arah hamparan laut di hadapannya.

Jika kalian menebak Ghinna dan Kiara tengah berlibur ke Bali, maka tebakan kalian salah. Karena jawabannya adalah Labuan Bajo. Dan berlibur? tidak, mereka kabur dari penatnya awal semester kelas dua belas.

Tapi Ghinna dan Kiara sama-sama tau bahwa bukan sekolah yang membuat keduanya pusing dan memilih kabur untuk berlibur. Yang ngotot ingin berlibur sebenarnya adalah Kiara, tapi jelas Ghinna tidak bisa membiarkan temannya itu pergi sendirian 'kan?

Ghinna menarik nafas panjang sebelum membuka suara. "Did you love him?" tanya gadis itu akhirnya.

Beberapa detik Ghinna masih menatap Kiara yang tidak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Ra?"

"You already know the answer, Na." jawab Kiara akhirnya dengan suara pelan, gadis itu kembali menuangkan alkohol kemudian meneguknya hingga tandas. Gaya baru seorang Kiara yang memilih alkohol sebagai pelampiasan masalah.

Soal lamaran keluarga Arga beberapa waktu lalu, Kiara menolaknya. Tak sampai lima menit setelah mereka berpelukan Kiara langsung mendorong tubuh Arga menjauh dan membulatkan keputusannya. Menolak Arga.

Apapun yang terjadi di masa depan, Kiara tidak bisa berlindung di balik pernikahan yang sah di mata hukum. Bukan hanya Arga yang harus bertanggungjawab, tapi dirinya juga. Kiara perlu belajar lebih banyak sebelum memutuskan memasuki gereja dengan sebuah gaun dan mengucapkan janji suci di atas altar.

"Then why you rejected him?" tanya Ghinna lagi, memperhatikan wajah Kiara yang masih saja terlihat datar.

"Gue gak bisa—"

"Ya kenapa!?" potong Ghinna menarik bahu Kiara kuat, memaksa gadis itu menatapnya.

Ghinna tidak memihak Arga, tidak sama sekali. Tidak juga akan berada di pihak Kiara dan mendukung semua keputusan gadis itu. Posisi Ghinna saat ini— sulit. Ia bisa melihat Kiara yang tidak senang dengan keputusannya sendiri dan juga Arga yang kecewa dengan keputusan Kiara.

"Pernikahan bukan buat main-main, Na." jawab Kiara tersenyum tipis, berbanding terbalik dengan mata gadis itu yang mulai terlihat berkaca-kaca.

"No one said that marriage is a joke! Kenapa lo berpikir—"

"Karena kakak lo gak ada niatan berusaha dapetin kepercayaan gue!" teriak Kiara menatap Ghinna dengan deru nafasnya yang memburu.

Ghinna menaikkan sebelah alisnya. "Gimana caranya Kak Arga berusaha yakinin lo kalo lo aja kabur ke Labuan Bajo? gimana cara kakak gue yakinin lo kalo lo ngancem mau bunuh diri tiap dia dateng?" lirih Ghinna membuat Kiara mengalihkan pandangannya.

Arga's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang