Arga's | 1.3

358K 13.7K 178
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

Kiara menunduk menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya. Masih merasa mengantuk dan tubuhnya terasa sangat lelah sekarang.

Bagaimana tidak mengantuk dan lelah jika Arga baru membiarkannya pulang tadi pagi. Ya benar-benar tadi pagi hingga Kiara tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengistirahatkan tubuhnya.

"Ra, ngantuk banget?" tanya Ghinna menatap Kiara yang sudah mencari posisi nyamannya untuk tidur.

Kiara mengangguk kemudian menyumpal telinganya dengan airpods miliknya. "Jagain ya." ucapnya kemudian mulai memejamkan matanya damai.

Jagain yang di maksud Kiara barusan adalah Ghinna harus menjaganya agar tidak ketahuan guru karena tertidur. Selain tubuhnya yang lelah, matanya yang mengantuk, kepalanya juga sedikit pusing karena kekurangan waktu istirahat.

Ghinna mendengus kemudian menggeser tas miliknya untuk menutupi kepala Kiara yang menelungkup di meja.

1 menit awal masih aman.

10 menit selanjutnyapun masih aman.

Tapi tidak di menit ke-30 karena guru matematika mereka tiba-tiba memperhatikan semua muridnya.

Ghinna menegapkan tubuhnya kemudian menyenggol lipatan tangan Kiara cepat berulang kali. Berharap temannya itu mengerti kodenya dan bangun saat ini juga.

"Ra, kalo lo di usir jangan bawa gue ya." lirih Ghinna tanpa berani mengalihkan pandangannya dari papan tulis.

"Ra," panggil Ghinna dengan suaranya yang bahkan nyaris tidak terdengar.

"Asli Ra."

"Mati lo."

"Ra, jangan salahin gue kal—"

"KIARA LENARTHA!"

"Mampus." lirih Ghinna memejamkan matanya takut ketika guru setengah abadnya itu mulai beranjak mendekati bangkunya, bahkan semua teman-teman di kelasnya kini menoleh memperhatikannya— oh maksudnya Kiara.

Dan gadis itu masih asik terlelap dengan airpods miliknya. Bagus sekali.

"Teman kamu tidur dari tadi Ghinna?"

Ghinna tergagap kemudian dengan cepat menetralkan ekspresinya. "Ibu bisa liat sendiri, mungkin Kiara sakit."

"Alasan." ucap guru itu kemudian menatap Kiara tajam.

Bruk!

"Anjing." umpat Kiara membuka matanya terkejut ketika meja miliknya di pukul keras. Semakin terkejut lagi ketika melihat siapa pelakunya.

"Bu, saya—"

"Keluar!"

Kiara berdecak pelan kemudian melepas airpodsnya, memasukkannya ke dalam sakunya lalu melangkah meninggalkan kelas dengan tangan kanannya yang memegang ponsel.

Rasanya percuma jika ia berusaha membela dirinya yang memang tidak bisa di bela dari segi manapun. Salahkan Ghinna yang tidak berusaha membangunkannya tadi.

Melihat koridor yang cukup sepi, Kiara memutuskan berjalan ke arah kantin. Sepertinya memesan sesuatu yang enak saat ini bisa sedikit meringankan rasa kesalnya karena di usir dari kelas.

"Pak Maman, soto sama es jeruknya satu ya. Pulang sekolah Ghinna yang bayar." pesan Kiara yang di balas acungan jempol pedagang soto langganannya dan Ghinna itu. Biarlah Ghinna membayarkan sotonya nanti, itung-itung sebagai permintaan maafnya pada Kiara.

Seperti siswa tanpa kehidupan di sekolahnya, Kiara kini asik memakan sotonya sambil mendengarkan lagu sekaligus memainkan ponselnya. Masa bodoh dengan beberapa siswa lain yang melihat ke arahnya.

"Kiara!"

Kiara tersentak ketika bahunya di tepuk keras kemudian melepas airpodsnya sembari menoleh.

"Pantesan budeg." ucap Marcell mendengus pelan, Kiara tersenyum kikuk ke arah kakak kelasnya itu.

"Ada perlu sama saya kak?"

Bastian terkekeh mendengar pertanyaannya barusan, "Kaku amat lo kayak kanebo kering."

Mendengar balasan Bastian barusan membuat Kiara bingung setengah mati harus merespon apa. Ia tidak mengenal Bastian dan Marcell sebelumnya.

"Diem lo, Bas. Ra, di tunggin Arga noh di rooftop." ucap Marcell membuat Kiara mengerti apa tujuan dua sahabat Arga ini mencarinya. Tapi apa tujuan Arga? yang pasti cowok keinginan cowok itu akan aneh.

"Ada perlu apa kak?" tanya Kiara masih tidak mau beranjak dari duduknya.

Marcell berdecak pelan, "Ternyata bawel juga ya."

"Susulin aja. Dari pada lo gue seret kesana." ucap Bastian menatap Kiara serius, gadis itu mengangguk pelan kemudian menyeruput sisa es jeruknya hingga tandas kemudian beranjak.

"Gue kesana dulu ya kak." ucapnya kemudian berlalu cepat meninggalkan kantin.

"Mampus lo kalo dia ngadu ke Arga lo ngancem." ucap Marcell yang di balas senyum konyol Bastian. Habisnya Kiara itu lambat sekali geraknya! Dan perut Bastian sudah meronta ingin di isi makanan.

Berbeda dengan Bastian dan Marcell yang kini sibuk memesan makanan, Kiara justru kesulitan menaiki tangga usang menuju rooftop. Langkahnya sangat hati-hati takut tangga kayu yang di injaknya ini tiba-tiba rubuh karena berat badannnya.

Langkah Kiara semakin memelan melihat sosok Arga yang hanya terlihat siluetnya karna membelakangi cahaya matahari. Tapi Kiara bisa melihat kepulan asap yang di hembuskan cowok itu ke udara.

"Ga?"

Arga menoleh kemudian tersenyum tipis, menyenderkan tubuhnya sambil menatap Kiara yang melangkah pelan mendekatinya.

"Matiin dulu." ucap Kiara menahan dada bidang Arga yang akan memepetkan tubuhnya.

Cowok itu mendengus kemudian menghisap rokoknya dalam-dalam, menghembuskan kepulan asapnya ke arah Kiara dengan sengaja sebelum menginjaknya.

Uhuk!

Uhuk!

Arga terkekeh pelan kemudian meraih wajah Kiara yang memerah karena batuknya barusan. "Enak gak?"

"Mata lo enak." balas Kiara ngegas yang justru membuat Arga terkekeh pelan dan semakin merapatkan tubuhnya dengan Kiara.

Perlahan cowok itu memiringkan wajahnya kemudian mencium bibir Kiara lembut, menahan tengkuk Kiara agar gadis itu tidak menghindari ciumannya kali ini.

"Go get a room, man."

Arga melepaskan ciumannya karena Kiara memberontak usai mendengar suara yang menandakan ada orang lain yang menonton adegan ciuman mereka.

Arga terkekeh pelan melihat raut wajah tidak bersahabat Jason kemudian kembali menatap wajah Kiara yang hanya berjarak beberapa centi meter dari wajahnya.

"How it feels?" tanya Arga tersenyum menggoda sambil mengusap bibir basah Kiara lembut. Ini kali pertama ia mencium bibir Kiara usai menghisap nikotin yang mungkin saja tidak di sukai gadis itu.

"Like a shit."

Tebakannya tidak meleset.

- - -

gimana sejauh ini?
udah suka belom sama karakter Arga & Kiara?

thankyou so much buat teman-teman readers yang selalu support lewat vote / comments / message, means a lot to me guys🥺

see you!💗

Arga's [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang