Rain

6.5K 857 180
                                    

Sunoo menggigit bibirnya. Menatap ponselnya gelisah. Lalu mata cantiknya menatap ke depan, memandangi derasnya hujan.

Sungguh, Sunoo tidak menyukai hujan. Tepatnya ia tidak menyukai petir yang datang bersama hujan. Itu menakutkan. Ditambah lagi hawa dingin yang ikut menyerang. Sungguh, ia benci terjebak dalam situasi seperti ini.

"Ponsel hoonie gak aktif."

Sunoo bergumam lirih, pasti pacarnya masih ada kelas. Ia tahu itu karena Sunghoon selalu mematikan ponselnya jika sedang fokus belajar.

Bagaimana ini? Sunoo sendirian di gedung fakultasnya. Salahnya juga karena ia ketiduran di perpustakaan, bangun-bangun; langit sudah mendung lalu tak lama kemudian turun hujan deras.

"Jay.. mungkin Jay hyung masih dikampus.."

Jemari Sunoo bergerak cepat diatas layar ponsel, berniat menghubungi Jay.

Mau nyuruh jemput, itupun kalau Jay masih berada di kampus. Kalau enggak pun, Sunoo bakalan tetep nyuruh Jay buat menjemputnya.

Huh, objek babu pt. 2

Tapi sialnya, ponsel Jay juga gak aktif, dan berselang lima detik, ponsel Sunoo ikutan mati karena kehabisan daya.

"Sunoo hyung!"

Sunoo yang sudah siap menangis; menoleh. Senyumnya mengembang. "Niki.."

Niki berjalan menghampiri Sunoo. "Ngapain lo masih disini, hyung?"

"Hujan, gak bisa pulang."

Niki pun ikut memandang hujan, lalu ia mencari sesuatu di dalam tasnya. Yap. Sebuah payung.

"Mau nebeng pulang?"

Sunoo mengangguk ribut.

"Ya, udah ayo. Gua parkir mobilnya gak jauh kok."

Keduanya berjalan menembus hujan, berlindung dibawah payung hitam yang dibawa Niki.

Hanya saja, ditengah perjalananㅡ mendadak muncul cahaya putih, diikuti suara petir yang amat keras.





DUAR!!






Sunoo menjerit dan refleks memeluk Niki, mencari perlindungan serta rasa aman dari adik kelasnya. Tubuhnya bergetar hebat tanda bahwa Sunoo benar-benar ketakutan.

Niki sendiri hanya diam membeku. Ikut terkejut, oleh suara petir dan jugaㅡ pelukan Sunoo.

"Hyung, lo baik-baik aja?"

Sunoo sama sekali tidak menjawab, ia justru mengeratkan pelukannya, dan mulai terisak pelan. "Hiks.."

Tentu saja Niki panik, dengan lembut ia melepaskan pelukan Sunoo, menatap kedua mata Sunoo yang basah. "Jangan nangis hyung, itu cuma petir."

Sunoo menggeleng. "T-tapi takut.."

Niki tersenyum tipis lalu menyeka lelehan kristal yang mengalir. "Ada gua disini, lo gak perlu takut. Semuanya pasti baik-baik aja."

Sunoo menyambar tangan Niki, menggenggamnya erat. "Mau pulang.."

"Iya pulang, ayo jalan lagi."

Sesampainya di parkiran, Sunoo segera memasuki mobil Niki dan memakai sabuk pengaman. Ia masih merasa takut, tapi tak apa. Ada Niki bersamanya. Petir itu tidak akan menyakiti Sunoo. Ya, itu benar.

Niki sendiri mulai melajukan mobilnya, namun sesekali ia melirik Sunoo yang berubah diam.

"Hyung, trauma lo belum sembuh ya?"







Hello Stupid || Sunghoon x SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang