25.

536 67 10
                                    


Gua terdiam melihat Jaehyun yang dengan cepat menghabiskan sebotol air mineral yang diambil dari dalam kulkasnya. Setelah menghabiskan minumnya, dia melempar sampahnya tersebut ke dalam tong sampah dengan kasar.

"Jae?"

Gua berjalan menghampiri Jaehyun yang keliatannya suasana hatinya lagi nggak baik. Dia selalu kayak begitu kalo ketemu Wooseok.

"Jaehyun."

Gua mengusap-usap punggung Jaehyun supaya dia merasa lebih tenang. Setakut itu kah Jaehyun kalo ngeliat Wooseok?

"Jae, aku udah ngobrol sama dia. Dia nggak bakalan ganggu kita. Nggak bakalan, Jaehyun." Kata gua.

Jaehyun tiba-tiba menarik gua dalam pelukannya. Dia memeluk sangat erat seakan-akan nggak ada hari esok.

"Don't leave me. Don't leave me. Don't leave me." Kata Jaehyun.

Gua terdiam dan nggak bisa merespon permohonan Jaehyun tersebut. Tiap kali Jaehyun minta supaya gua nggak meninggalkan dia, rasanya gua semakin berat menghadapi masalah Jose nantinya.

"By, answer me." Kata Jaehyun tepat di telinga gua.

Gua semakin bingung harus menjawab apa. Gua nggak mau berjanji kalo gua belom tentu bisa menepatinya. Menurut gua sama aja kayak ngasih harapan.

"Lu bakal ninggalin gua." Kata Jaehyun sambil melepas pelukannya.

Nafas gua tercekat saat mendengar penuturan Jaehyun tersebut. Jari-jari gua bergetar, gua takut mengecewakan Jaehyun.

"Gua nggak bilang kalo gua bakalan ninggalin lu." Kata gua.

"Tapi, lu juga nggak bilang kalo lu nggak bakalan ninggalin gua." Balas Jaehyun.

Jaehyun berjalan meninggalkan gua sendirian di dapurnya. Gua memperhatikan dia yang berjalan ke ruang tamunya.

Gua masih berdiri di dapur dan cuma bisa memperhatikan dia dari tempat gua. Gua sebenernya ingin menghampiri dia di sana, tapi gua takut.

Sekarang Jaehyun udah tau kalo gua bakalan ninggalin dia dan sekarang dia kecewa banget sama gua.

"Jaehyun." Panggil gua sambil berjalan mendekat ke arah Jaehyun.

"Nggak usah panggil-panggil gua."

Langkah gua terhenti tepat di depan sofa yang diduduki Jaehyun saat dia melarang gua buat memanggil namanya.

"Jae-"

"JANGAN PANGGIL GUA!"

Dada gua mencelos setelah mendapat bentakan yang keluar dari mulut Jaehyun. Tanpa disuruh pun air mata gua akhirnya jatuh.

Gua memandangi Jaehyun yang masih duduk di sofa dengan tatapan nggak percaya. Dia hanya memiringkan kepalanya dan menaikan satu alisnya.

"Nggak usah nangis di depan mata gua." Kata Jaehyun sambil berdiri.

Gua langsung menahan tangisan gua lagi dan buru-buru menghapus air mata gua agar tidak menangis di depan Jaehyun.

"Gua nggak bakal mikirin lu." Kata Jaehyun.

"Lu juga bakal pergi tanpa mikirin gua, kan?" Lanjut Jaehyun sambil berlalu dari hadapan gua.

Gua buru-buru menahan tangan Jaehyun dan gua nggak bisa menahan tangisan gua lagi. Gua juga nggak butuh rasa kasian Jaehyun.

"Nggak gitu, Jae." Kata gua.

"Gua sama sekali nggak ada niatan buat ninggalin lu, Jae. Apalagi ninggalin lu buat Wooseok, Jae." Kata gua.

✔️Sign ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang