"Jose emang kena berapa tahun?"Gua menyenderkan kepala gua di dada bidang milik Jaehyun. Tangannya nggak berhenti memainkan rambut gua.
"Belom putusan." Jawab gua.
"Kenapa? Kamu mau liat sidangnya?" Tanya gua, Jaehyun menggelengkan kepalanya.
Psst
Gua mengendus-ngendus dan mencium aroma yang merusak pagi gua. Gua langsung menjauh dari Jaehyun dan menatap dia dengan curiga.
"Apa?" Tanya Jaehyun.
"Nggak usah pura-pura bego! Kentut kan lo?!"
Jaehyun yang sempat berakting seakan-akan nggak tau apa-apa pun akhirnya tersenyum dan nggak bisa menahan tawanya.
"AHHH!! JOROK BANGET SIH!!" Omel gua.
"Sini, sini, let me tell you something." Jaehyun menarik tangan gua dan memeluk gua.
Gua masih nggak tenang berada di dekat Jaehyun. Gua takut kalo nanti ada kentut gelombang kedua dari Jaehyun.
"Kentut itu manusiawi." Kata Jaehyun.
"Udah? Itu doang yang lu mau kasih tau? Gua juga tau." Kata gua kesel.
Gua baru aja mau menjauh lagi dari Jaehyun, tapi Jaehyun menahan gua dan malah tangannya melingkar di pinggang gua.
"I still can't believe that you're here." Kata Jaehyun.
Gua tertawa mendengar kata-kata Jaehyun. Gua jadi teringat satu bulan lalu gua masih ada di rumah Jose atau rumah Alex dan diselimuti rasa takut.
"By!"
"Hah?!"
Gua terkejut saat melihat Jaehyun yang berdiri di atas sofa dan membentangkan tangannya, lalu tersenyum lebar.
"We can live happily ever after!" Kata Jaehyun.
Gua tertawa, "Do you run for election?" Tanya gua sambil menahan perut gua yang kesakitan karna tertawa.
"You want a bright future? Elect me to be your president of your life!" Kata Jaehyun.
Gua tertawa lalu menarik Jaehyun untuk turun dari sofa dan memeluk dia erat-erat. Udah lama gua nggak melihat Jaehyun bertingkah konyol kayak begini. Gua rindu bisa tertawa lepas sama dia kayak beberapa bulan lalu. Gua bersyukur sekarang gua bisa tertawa lepas lagi tanpa harus mikirin apa pun.
"Pilih aku, kan?" Tanya Jaehyun.
"Emang nggak ada kandidat yang lain? Kan biasanya ada kandidat lain. Masa satu kandidat doang sih?" Tanya gua.
"Kalo cuma ada satu, artinya tuh dia udah otomatis ke pilih. Like me! Aku otomatis jadi presiden kamu." Kata Jaehyun.
Tawa gua semakin keras mendengar kata-kata konyol Jaehyun. Sebenernya nggak selucu itu, tapi di mata gua Jaehyun itu menggemaskan.
"Honeymoon mau ke mana?" Tanya Jaehyun tiba-tiba.
Gua terkejut sama pertanyaan Jaehyun barusan. Hampir aja gua menampar pipi mulus seorang Jung Jaehyun.
"Kita aja baru masuk kuliah lagi. Nggak usah mikir sampe sana dulu lah. Fokus tuh sama skripsi kamu." Kata gua.
"Eh, nggak kebalik? Aku mah rajin. Kamu tuh yang kerjaannya ngegame terus. Nggak tau mau lulus apa nggak." Kata Jaehyun.
Gua terkekeh setelah mengingat kalo gua emang yang suka ngegame. Tapi, bukan berarti gua nggak pernah merhatiin skripsi gua. Itu alesan gua sering begadang. Ngurusin skripsi plus nggak bisa lepas sama game karna udah terlanjur sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Sign ; Jung Jaehyun
Fanfic{ 𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 𝐔𝐧𝐬𝐩𝐨𝐤𝐞𝐧 } 𝙎𝙞𝙜𝙣 /𝙨ī𝙣/ (𝘕𝘰𝘶𝘯.) 𝘢𝘯 𝘰𝘣𝘫𝘦𝘤𝘵, 𝘲𝘶𝘢𝘭𝘪𝘵𝘺, 𝘰𝘳 𝘦𝘷𝘦𝘯𝘵 𝘸𝘩𝘰𝘴𝘦 𝘱𝘳𝘦𝘴𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘰𝘳 𝘰𝘤𝘤𝘶𝘳𝘳𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘪𝘯𝘥𝘪𝘤𝘢𝘵𝘦𝘴 𝘵𝘩𝘦 𝘱𝘳𝘰𝘣𝘢𝘣𝘭𝘦 𝘱𝘳𝘦𝘴𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘰𝘳 𝘰𝘤𝘤𝘶𝘳�...