Gua turun dari mobil Jaehyun dan memasuki rumah Jaehyun dengan kaki yang lemas. Gua capek akhir-akhir ini banyak berdebat sama Jaehyun.Gua duduk di sofa, sedangkan Jaehyun berjalan ke dapur untuk mengambil dua gelas air minum. Dia kembali ke ruang tamu dan menyodorkan segelas air minum untuk gua.
Gua langsung menghabiskan minuman tersebut karna tenggorokan gua sudah mengering dari di mall tadi. Lagipula, gua harus siap-siap untuk berdebat sama Jaehyun sekarang.
"Jae."
Gua menoleh ke arah Jaehyun yang sedang menunduk dan menggaruk-garuk kepalanya. Jaehyun keliatan kayak orang yang lagi kebinungan banget.
"Please, Jae. Nggak perlu setakut ini dong." Kata gua.
Jaehyun menengok gua dan menegakkan badannya perlahan. Matanya bergetar dan dadanya naik turun. Gua nggak tau kenapa, kali ini gua takut banget ngeliat Jaehyun.
"Kenapa lu harus nanggepin dia sih?" Tanya Jaehyun.
"Terus gua mesti kayak gimana? Kalo dia dateng, gua langsung lari gitu? Itu yang lu mau? Hmm?" Tanya gua.
Jaehyun membuang mukanya dari gua lalu menghabiskan minum yang dia ambil tadi. Dia menaruh gelas tadi di atas meja dengan kasar.
"Aneh, By! Aneh! Kenapa lu bisa ketemu dia berkali-kali setelah udah lama nggak ketemu. Gua takut." Kata Jaehyun.
Apa Jaehyun satu pikiran sama Vernon? Nggak mungkin. Yang ditakutin mereka berdua nggak bakal terjadi.
"Bisa nggak sih lu menghindar kalo ada dia?" Tanya Jaehyun.
"Lu bisa berhenti balesin chat Drew nggak?!" Balas gua.
Mulut Jaehyun tertutup rapat sedetik setelah gua mengeluarkan unek-unek gua. Sesuatu yang gua tahan akhir-akhir ini.
"Dapet foto dari Drew, kan?" Tanya gua.
Gua berdiri dan melihat Jaehyun yang masih beku di tempatnya. Matanya bergetar dan dia beneran keliatan panik.
"Lo pikir gua nggak takut?" Tanya gua.
Mata gua udah mulai berair dan Jaehyun berdiri dari tempatnya lalu menyentuh bahu gua. Tapi, dengan cepat gua menepis tangan Jaehyun.
"Gua ngg-"
"Gua juga nggak bakalan balik sama Wooseok, Jaehyun!" Potong gua sebelum Jaehyun mengakhiri kalimatnya.
Gua nggak bisa menahan air mata gua lagi dan akhirnya gua membiarkan air mata gua jatuh di depan muka Jaehyun.
"Beda, By!"
"Ini tuh kayak lu sama Wooseok dipertemukan sama takdir lagi." Kata Jaehyun.
Dada gua sesak mendengar suara Jaehyun yang terdengar seperti orang yang ketakutan. Bibirnya pun bergetar.
"Seakan-akan lu sama dia dipaksa untuk memperbaiki kesalahan kalian berdua." Lirihnya.
"Gua bisa gila mikirinnya, By." Kata Jaehyun.
Gua sendiri juga bisa gila mikirin kata-kata Jaehyun barusan kalo misalnya beneran terjadi. Gua sama sekali nggak rela.
"Gimana kalo gua sama lu nggak dikehendaki barengan?" Tanya Jaehyun.
"Cepet atau lambat, lu sa— Ah! Gua nggak rela, Darby. Gua nggak rela kalo semuanya yang lu sama gua lewatin jadi ampas doang. Sia-sia semuanya." Lanjut Jaehyun.
Gua meraih wajah Jaehyun lalu menangkupnya dengan kedua tangan gua. Gua menatap mata Jaehyun yang udah berkaca-kaca.
"Kita bisa apa kalo Tuhan berkata lain, Jae?" Tanya gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Sign ; Jung Jaehyun
Fanfiction{ 𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 𝐔𝐧𝐬𝐩𝐨𝐤𝐞𝐧 } 𝙎𝙞𝙜𝙣 /𝙨ī𝙣/ (𝘕𝘰𝘶𝘯.) 𝘢𝘯 𝘰𝘣𝘫𝘦𝘤𝘵, 𝘲𝘶𝘢𝘭𝘪𝘵𝘺, 𝘰𝘳 𝘦𝘷𝘦𝘯𝘵 𝘸𝘩𝘰𝘴𝘦 𝘱𝘳𝘦𝘴𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘰𝘳 𝘰𝘤𝘤𝘶𝘳𝘳𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘪𝘯𝘥𝘪𝘤𝘢𝘵𝘦𝘴 𝘵𝘩𝘦 𝘱𝘳𝘰𝘣𝘢𝘣𝘭𝘦 𝘱𝘳𝘦𝘴𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘰𝘳 𝘰𝘤𝘤𝘶𝘳�...