29.

442 54 5
                                    


"Sini gua bawain."

Mark mengambil tas gua yang cukup berat, tapi gua menolaknya karna gua juga masih bisa mengangkat tas gua tersebut.

"Udah nggak usah." Kata gua.

Karna acara malam ini dibuat di villa milik keluarga Ashley, jadi gua sama yang lain akhirnya milih buat nginep di sini sampe besok. Mark nolak buat pulang malem-malem soalnya.

"Halo!"

Gua dan Liv memeluk Kak Harper, Kakaknya Ashley yang punya acara. Gua juga tersenyum untuk menyapa beberapa temen Kak Harper.

"Hai kakak ipar!" Sapa Lucas.

Harper tertawa melihat Lucas yang begitu nggak tau malu. Ini kedua kalinya gua ketemu langsung sama Kak Harper dan yang gua tau Kak Harper sama Ashley bener-bener beda kelakuannya.

"Kalian ke atas dulu gih pilih kamar." Kata Kak Harper.

Gua sama yang lain pun akhirnya ke atas buat milih kamar. Di atas ada tiga kamar dan di lantai bawah tadi ada satu kamar.

"By, kalo lu mau sendiri, di kamar bawah aja." Kata Ashley sambil menujuk satu pintu kamar yang ada di ujung bawah.

Tanpa basa-basi, gua langsung berlari ke bawah, ke kamar yang dimaksud sama Ashley. Gua nggak pernah nolak kalo dapet kesempatan tidur sendirian.

Gua membuka kamar itu, kamarnya nggak terlalu luas tapi juga nggak sempit. Bahkan kamarnya lebih besar dari kamar gua di rumah gua yang di Jakarta.

"Yes."

Gua melempar tas gua sembarangan dan gua melompat ke kasurnya. Badan gua lumayan pegel ada di mobil.

"By, ayo. Malah tiduran."

Gua terpaksa bangun dari kasur yang empuk tadi karna Ten memanggil gua buat keluar dari kamar. Bakar-bakarnya mungkin udah mau dimulai.

"Ayo, keluar, yuk. Kokinya udah nunggu di masak duluan dari tadi." Kata Kak Harper.

Gua sama yang lain langsung keluar dari villanya menuju halaman belakang villa milik keluarga Ashley ini.

"Udah belom makanannya?" Tanya Kak Harper ke temannya yang lagi sibuk memanggang makanan.

"Belom lah. Makanya lu bantuin. Dari tadi gua sendirian ngerjain ini semuanya. Lu enak-enak di dalem." Omel temennya.

Karna gua melihat yang lain duduk, gua pun ikutan duduk. Gua duduk tepat di samping alat pemanggangnya.

"Lah? Kak Doyoung?"

"Eh? Lu Darby kan? Adenya Cady?" Tanyanya dan gua mengangguk-nganggukan kepala gua.

Kak Doyoung ini salah satu temen deket Cady dan dia adalah temen Cady yang paling pintar. Jadi, dia sering datang ke rumah buat ngajarin materi yang cukup sulit buat Cady.

"Kalian kenal?" Tanya Kak Harper.

"Dia adenya temen gua." Kata Kak Doyoung sambil tertawa.

Gua masih hafal banget sama ketawanya karna dulu dia adalah cowok pertama yang gua kagumin. Menurut gua tawanya lucu banget dulu. Ditambah lagi dia anaknya pinter dan baik.

Kak Harper pun menggantikan posisi Kak Doyoung tadi karna Kak Doyoung buru-buru duduk di sebelah gua.

"Sekarang tinggal di mana?" Tanya Kak Doyoung.

"Keluarga sih di Bandung. Cuma kalo di Jakarta aku tinggalnya bareng Ashley." Kata gua.

Kak Doyoung mengangguk-nganggukan kepalanya dan tersenyum. Gua bingung kenapa dulu Cady sering bilang kalo Doyoung ini galak. Padahal gua nggak pernah ngeliat sisi galaknya dia selama ini.

✔️Sign ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang