23.

472 65 5
                                    


"KIRI, TAE!!!! AHHHHH!!!!"

"SABAR, BY!"

Mungkin sedikit lagi suara gua habis karna udah hampir sejam teriak-teriak karna game. Tiap kali gua main sama Taehyung, pasti gua bakalan teriak-teriak kayak begini.

"Darby!"

Gua nggak memperdulikan suara panggilan Mark dari luar kamar gua dan melanjutkan permainan gua bersama Taehyung dan Vernon.

"By!"

Gua bisa mendengar Mark yang udah masuk ke dalam kamar gua, tapi gua sama sekali nggak bisa meninggalkan permainan gua.

Pip.

"Wah anjing! Sama aja lu kayak Jaehyun." Omel gua setelah Mark mematikan PC gua dengan paksa, persis seperti Jaehyun.

Gua menaruh headphone gua di atas meja dengan kasar karna masih kesal sama Mark yang seenak jidat mematikan PC gua. 

"Kalo rusak, ganti sih." Kata gua.

"He's drunk." Kata Mark.

Gua mengerutkan dahi gua karna nggak mengerti apa yang dimaksud sama Mark. Gua berdiri dari kursi gaming gua dan duduk di pinggir kasur gua.

"Jaehyun."

Tanpa berkata apa-apa lagi, gua langsung mengambil tas gua dan kunci mobil gua. Gua buru-buru keluar dari rumah gua menunju rumah Jaehyun.

"Udah malem, Jae." Kata gua sambil memandangi jalanan.

Gua mengendarai mobil gua dengan kecepatan tinggi karna gua takut Jaehyun kenapa-kenapa. Namanya orang mabok, kita nggak tau apa yang bakal dia lakuin.

Gua memarkirkan mobil gua dengan asal di halaman rumah Jaehyun lalu buru-buru masuk ke dalam rumahnya.

"Jaehyun."

Gua berlari dan menahan Jaehyun untuk meminum whiskynya lagi. Gua membawa gelas beserta botolnya ke dapur Jaehyun. Rasanya pengen banget gua lempar minuman itu ke halaman belakang rumah Jaehyun.

"Jae?"

Gua duduk di sebelah dia dan menunggu dia membuka suaranya. Tapi, sayangnya dia masih diam di tempatnya.

Gua menyisir-nyisir rambutnya dengan jari-jari gua, lalu gua mengusap-usap lengannya. Gua menaruh kepala gua di atas pundaknya.

"Jaehyun, kenapa?" Tanya gua pelan.

Gua melirik Jaehyun dan dia masih bungkam. Kalo Jaehyun mabok sendirian, berarti ada apa-apa. Dia biasanya minum pasti pas lagi rame-rame.

"Gua tau lu lagi sembunyiin sesuatu. Tapi, gua nggak tau apa yang lu sembunyiin dari gua." Kata Jaehyun dengan nada yang datar.

Gua memeluk Jaehyun dan memejamkan mata gua. Gua menjadikan bahu Jaehyun untuk menopang dagu gua.

"Jae, lu terlalu banyak mikir." Kata gua tepat di telinganya.

Gua tetap mengeratkan pelukan gua walaupun Jaehyun sama sekali nggak membalas pelukan gua. Gua nggak masalah kalo dia nggak ngebales pelukan gua. Seenggaknya gua masih bisa memeluk dia untuk sekarang.

"Nggak ada orang yang nonton film dan nangis sampe matanya sebengkak itu." Katanya.

Gua kembali menaruh kepala gua di atas pundak Jaehyun dan meremas ujung bajunya. Kadang Jaehyun terlalu pintar untuk gua bodohi, dan gua juga yang terlalu bodoh buat mencari alasan untuk membodoi Jaehyun.

"Lu nggak mungkin nangis segitunya kalo nggak ada apa-apa." Lanjutnya.

Gua memegang tangan Jaehyun, namun sayangnya Jaehyun menolaknya. Gua tersenyum kecut setelah menyadari kebodohan gua.

✔️Sign ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang