Darby's POV"Pokoknya gua nggak mau buru-buru. Tunggu aja dulu, dia nggak bakalan kemana-mana kok."
"Nggak seru lu, Jo."
"Kalo dia masih ada tenaga, dia bisa berontak."
"Udah gitu lu nggak ngiket dia."
"Udah gua bilang. Gua nggak perlu ngiket dia. Dia nggak bakal berani keluar dari rumah ini. Kalo nggak, ya cowoknya yang kenapa-kenapa."
Gua membuka mata gua dan merasakan sakit yang luar biasa di kepala gua. Punggung gua juga terasa sangat sakit.
"Eh, udah bangun."
Gua melihat Jose yang berdiri dan menyodorkan segelas air putih untuk gua. Gua menatap Jose karna gua nggak bisa dengan mudah percaya sama pemberian dia.
"Nggak gua kasih apa-apa." Kata Jose.
Gua yang udah haus pun nggak bisa menolak minuman yang Jose kasih. Gua langsung menghabiskan air tersebut dan memberikannya lagi ke Jose.
"Lagi dong. Gua haus banget." Kata gua.
Gua nggak peduli kalo dibilang nggak tau diri. Intinya gua udah bener-bener kehausan dan satu gelas tadi itu nggak cukup.
"Bentar."
Jose berjalan ke dapurnya dan mengambil segelas air minum untuk gua lagi. Gua melihat satu laki-laki yang duduk di depan gua.
"Nih."
Gua mengalihkan pandangan gua lalu mengambil air minum yang Jose kasih dan langsung gua habiskan air tersebut.
Setelah menaruh gelas tadi di atas meja, gua merogoh kantong celana gua untuk mencari hp gua. Tapi, sayangnya hp gua nggak ada di kantong celana gua.
"Hp lu gua pegang." Kata Jose.
Ah, bener juga. Nggak mungkin dia ngebiarin gua buat tetap megang hp gua. Tapi, satu hal yang bikin gua bingung, yaitu tangan gua sama sekali nggak diiket dan badan gua dibiarkan bebas bergerak.
"L-lo uda-"
"Not yet." Potongnya.
Gua diam dan benar-benar merasa awkward ada di ruangan ini. Ruangannya bener-bener berbeda dari yang gua bayangkan. Walaupun rumahnya kecil, tapi rumah ini nggak kumuh.
"Jo, mending lu suruh dia masak." Bisik temannya Jose.
"Gua nggak bisa masak." Kata gua.
Temen Jose itu menatap gua dengan tatapan sinins. Ya, emang kenyataannya gua nggak bisa masak. Gua mau masak juga tergantung mood gua.
"Seenaknya aja anjing!" Kata temannya.
"Let her be. Just wait three more days." Kata Jose.
Rasa takut gua kembali datang setelah mendengar penuturan Jose barusan. Menunggu tiga hari lagi katanya?
"Feel free to do anything you want in three days." Kata Jose.
"Can i have my phone?" Tanya gua.
Yang ada gua bisa mati lebih dulu karna nggak megang hp gua dan cuma diam di dalam rumah besar ini.
"I might die tomorrow if i can't have my phone back." Kata gua.
"Are you stupid or something? I will not give your phone back. You'll calling for help." Kata Jose.
Gua memutar bola mata gua malas. Gua nggak berani ngapa-ngapain kok di sini karna gua tau kalo gua macam-macam, Jaehyun bakalan kena.
"I need game." Kata gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Sign ; Jung Jaehyun
Fanfiction{ 𝐒𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 𝐔𝐧𝐬𝐩𝐨𝐤𝐞𝐧 } 𝙎𝙞𝙜𝙣 /𝙨ī𝙣/ (𝘕𝘰𝘶𝘯.) 𝘢𝘯 𝘰𝘣𝘫𝘦𝘤𝘵, 𝘲𝘶𝘢𝘭𝘪𝘵𝘺, 𝘰𝘳 𝘦𝘷𝘦𝘯𝘵 𝘸𝘩𝘰𝘴𝘦 𝘱𝘳𝘦𝘴𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘰𝘳 𝘰𝘤𝘤𝘶𝘳𝘳𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘪𝘯𝘥𝘪𝘤𝘢𝘵𝘦𝘴 𝘵𝘩𝘦 𝘱𝘳𝘰𝘣𝘢𝘣𝘭𝘦 𝘱𝘳𝘦𝘴𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘰𝘳 𝘰𝘤𝘤𝘶𝘳�...