BAGIAN AWAL

9.2K 299 11
                                    

Halo untuk pembaca! Terima kasih sudah menyempatkan waktu luang anda untuk membaca jangan lupa untuk vote dan komentar.

Maaf apa bila ada kesamaan nama dan tempat karena itu suatu ke tidak sengajaan.

Oh, there she goes again
Every morning it's the same
You walk on by my house
I wanna call out your name

I want to tell you how beautiful you are from where I'm standing
You got me thinking what we could because

I keep craving, craving, you don't know it but it's true
Can't get my mouth to say the words they want to say to you
This is typical of love
Can't wait anymore, I won't wait
I need to tell you how I feel when I see us together forever

In my dreams you're with me
We'll be everything I want us to be
And from there, who knows, maybe this will be the night that we kiss for the first time
Or is that just me and my imagination

🎧Imagination
-Shawn Mendes

"Lunaa!" teriak Nana. Teriakan Nana membuat para mahasiswa yang lewat di lorong kampus memperhatikan mereka.

"Na, bisa santai ga manggil guenya," ucap Luna. Dia geram dengan tingkah Nana barusan. Kalau seperti ini Luna jadi malu.

Ya Nana dan Luna, jangan mengira mereka adalah anak kembar. Dengan berspekulasi hanya karna nama mereka terlihat saling berkaitan. Karena para dasarnya mereka hanya memiliki ikatan persahabatan tidak lebih. Persahabatan mereka terjalin ketika mereka duduk di bangku kelas 4 SD hingga sekarang.

Mereka tumbuh bersama dengan baik mereka merasakan suka duka secara bersamaan. Mereka juga memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama. Dengan alasan agar bisa selalu bersama. Yang namanya sahabat terbaik tentunya berat jika berpisah.

"Lo di cari sama dosen masa depan gue tuh," ucap Nana yang sekarang posisinya sudah berada di depan Luna.

"Siapa?" tanya Luna bingung.

"Astagaaa, Pak Arkan. Calon suami gue yang beda keyakinan itu," ujar Nana geram. Dan lagi-lagi Luna merasa bingung.

"Bukannya lo seiman?" tanya Luna polos.

"Beda keyakinannya itu gue yakin sama dia. Dia yakinnya sama yang lain," jawab Nana dengan menunjukan cengiran khasnya.

"Lebay!"

"Anjir. Konsepnya emang gitu hubungan gue sama dia tuh," jelas Nana tidak biasa.

"Ngapain ya kira-kira kalo gue kesana?" tanya Luna kepada Nana.

"Kalo lo tanya gue. Gue tanya siapa dong?" kata Nana dengan memutar bola matanya malas.

"Ya siapa tau lo tau. Lebih baik bertanya 'kan daripada nanti tersesat di jalan," terang Luna. Sungguh saat ini Nana sedang malas mendengar ocehan Luna. Bukankah jika ingin tau ia harus mendatangi sumbernya?

Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang