Dong Sicheng's POV
"Winwin~" Ucap seseorang kepadaku sambil menepuk pipiku pelan dan juga menggoyang-goyangkan tubuhku. "Winwin, ppalli ireona~" Ucapnya dengan nada imut sambil terus menggoyang-goyangkan tubuhku. Kemudian dia duduk diatas perutku sambil terus berusaha untuk membangunkanku. Bisa saja kalau aku mengubah rencanaku untuk langsung bangun dan menciuminya habis-habisan, namun pada akhirnya akupun mengurungkan niatku dan tetap berpura-pura tidur.
"Bangunlah, atau tidak 'jatah' minggu ini tidak ada." Ancamnya sambil berbisik kepadaku dan kemudian beranjak berdiri. Mendengar 'ultimatum pertama' darinya, akupun langsung duduk dan menahan lengan nya.
"Jangan donk. Aku sudah bangun nih." Ucapku kepadanya. "Maka nya daritadi aku bangunin itu, langsung bangun." Jawab pria tersebut sambil berusaha menarik tangannya. "Mau kemana?" Tanyaku sambil terus menahan tangannya. "Lepasin, mau buat sarapan." Jawabnya. "Morning Kiss-ku mana?" Tanya ku kembali. "Gaada. Kan sudah aku bilang tadi, tidak ada 'jatah' selama seminggu ini. Jadi kamu nanti malam dan seterusnya tidur diluar saja." Lanjutnya sambil terus berusaha untuk melepaskan lengannya dari tanganku. Aku yang sudah tidak tahan lagi langsung menariknya ke kasur dan kemudian menindihnya, lalu mencuri 'Morning Kiss' dari bibirnya yang manis itu.
"Thankyou, honey." Ucapku dan kemudian pergi ke kamar mandi. Tentunya setelah mendapat cubitan dan pukulan 'sayang' darinya, hehe.
"Selamat pagi, ma!" Ucap anakku sambil mencium pipi sosok yang ia panggil 'ma' tadi. "Good morning to you too, pa." Lanjutnya sambil duduk disampingku. "No kiss?" Tanyaku kepadanya. Iapun menjawab pertanyaanku dengan gelengan kepala. "Tidak mau." Ucapnya. "Dasar pilih kasih." Kataku pelan kepadanya. "Haha, i'm kidding." Lanjutnya kembali sambil menciumi kedua pipiku.
Yang tadi itu namanya Dejun, lebih tepatnya Dong Dejun (setelah kuganti marganya dari 'Xiao' ke margaku, 'Dong'). Ia merupakan anak yang kami adopsi pertama kali. Menurut akta kelahirannya, Dejun lahir tepat ditanggal dimana aku dan istriku, Ten, melangsungkan pernikahan kami. Hari tersebut benar-benar tak dapat kami lupakan, karena kami langsung mendapat 'hadiah' pertama dari tuhan untuk kami melalui seorang anak laki-laki yang lucu dan kuberi nama Dong Dejun. Meskipun kami mendapatkannya melalui adopsi, namun aku dan Ten sangat senang karena rasanya sama seperti kami berdua benar-benar memiliki anak kandung sendiri. Sekarang, ia sudah tumbuh menjadi seorang remaja yang manly (katanya).
"Dimana adikmu? Masih tidur?" Tanyaku sambil menyeruput kopi yang kubuat sendiri tadi. "Sedang dikamar mandi, nanti dia kebawah kok." Jawabnya.
"Selamat pagi!" Seru anakku yang kedua dari lantai atas. "Ya, cepatlah turun. Sarapan sudah siap." Kata Dejun kepada adiknya yang sedang turun kebawah. "Tidak sabaran sekali. Gege kira turun tangga tidak pakai waktu apa?" Tanyanya sambil duduk didepan ku. "Kau itu yang lama jalannya. Tak bisakah kau jalan lebih cepat sedikit?" Tanya balik Dejun kepada adiknya. "Enak saja, lebih-" "Sudah-sudah, makanan sudah datang." Leraiku ketika melihat makanan kami sudah ada diatas meja. "Kalian ini, baru pagi sudah betengkar saja." Gumam istriku, Ten, sambil duduk dikursinya yang tepat disampingku. "Kamu juga, sudah tau anaknya betengkar malah sibuk ke handphonenya." Lanjutnya sambil menyalahi ku. "Aku kan sedang sibuk tadi." Sanggahku. "Sibuk apa sepagi ini?" Tanyanya galak. "Iya-iya, maaf." Cicitku sambil menyuapkan makananku. Kalau Ten sudah 'galak' seperti itu, aku hanya bisa pasrah dan diam saja. Daripada aku tidak mendapat 'jatah' kan untuk minggu ini? Lagipula sepertinya ini efek lanjutan dari kejadian dikamar tadi yang mungkin membuat mood nya menjadi buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
DONG's FAMILY!
Fanfiction[1st Book of NCT UNIVERSÈ] Mau tau kisah sehari-hari keluarga kecil Winwin dan Ten? Come and Get in into their 'crazy' and 'fun' daily stories! ⚠️ All Crack Pair ⚠️ 95% Baku ⚠️ Marriage Life ⚠️ Some of Story maybe contains 18+, so if you're UNDER 18...